FXXK IT IV

3.9K 460 106
                                    


Changbin duduk dengan nyaman di kursinya ditemani suara musik yang ia putar dan deburan ombak yang masih terdengar. Tangannya dengan nyaman melingkar di tubuh Felix yang kini duduk di pangkuannya dengan wajah yang ditenggelamkan di ceruk lehernya. Mungkin jika ada orang yang tidak sengaja melihat, mereka akan mengira bahwa dua pemuda itu adalah pasangan mesum, tapi Changbin terlihat tidak peduli dengan kemungkinan itu, sedangkan Felix masih nyaman pada posisinya sekarang.

Setelah menangis cukup lama, Felix akhirnya mau menceritakan seluruh masalahnya. Semua berawal ketika pertengahan tahun pertamanya bersekolah di SMA, saat itu Felix pulang agak larut karena mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya dan tanpa sengaja melihat Raeun keluar dari sebuah motel dengan seorang pria dewasa yang terlihat seumuran dengan ayahnya, tapi saat itu Felix terkejut karena wanita itu menggunakan pakaian yang seksi dan membiarkan lelaki yang bersamanya tadi menyentuh tubuhnya.

Felix adalah orang yang peduli jadi ia mencoba mendekat karena ia pikir Raeun sedang dalam masalah, sayangnya wanita itu justru marah dan mengancamnya jika ia berani menyebarkan soal apa yang dilihatnya malam itu. Saat itu Felix begitu polos, jadi pemuda manis itu hanya menurut dan segera pulang tetapi entah bagaimana beberapa hari setelahnya terdengar kabar yang tidak sedap soal Raeun. Felix tidak tau apa-apa tapi wanita itu langsung menuduh Felix sebagai pelakunya dan setelahnya semua masalah terjadi.

Raeun mulai mengatakan pada semua orang bahwa Felix adalah adalah anak yang dihasilkan dari hubungan gelap. Tidak berhenti disitu, Raeun terus mempengaruhi orang-orang untuk membenci Felix dan setelah itu pemuda manis itu benar-benar tak memiliki teman di sekolah. Meski begitu Felix tetap diam tanpa berani mengatakan semua masalahnya pada ibunya hingga saat ia kuliah barulah Felix memberanikan diri membalaskan seluruh kemarahannya saat SMA.

Diam-diam Felix mengikuti kemanapun Raeun pergi dan setelahnya ia menemukan fakta bahwa wanita itu tergila-gila pada Changbin sehingga membuatnya bersikeras untuk merebut pemuda itu agar Raeun marah. Sekarang, rencananya mengalami perkembangan namun ternyata permainannya juga membuatnya nyaman dengan Changbin yang akhir-akhir ini selalu berada di dekatnya. Entah karena Felix sudah lama tidak memiliki teman yang bisa dipercaya, atau karena tumbuh perasaan tersendiri untuk pemuda itu.

"Felix."

Felix hanya bergumam pelan membuat Changbin mengusap pelan punggung pemuda manis itu untuk memberikan kenyamanan.

"Mau pulang sekarang?"

"Sebentar lagi, masih nyaman," jawab Felix apa adanya membuat Changbin mengangguk gemas. Setelah bercerita tadi rasanya Felix menjadi sosok yang berbeda, sangat tenang dan juga manis membuat Changbin jadi berdebar entah kenapa.

"Tidak dingin?"

Felix menggeleng namun pemuda manis itu bergerak mengeratkan pelukannya membuat Changbin peka jika sebenarnya Felix merasa kedinginan.

"Lepas sebentar," ucap Changbin sembari melonggarkan rengkuhannya, tapi yang namanya Felix mana mau menurut begitu saja.

"Sebentar saja, Fel."

"Kau tidak memiliki hak memberiku perintah," ucap Felix dengan pelan membuat Changbin merasa gemas dan ingin mengunyel pipi pemuda manis itu. Ia kira dalam keadaan seperti sekarang Felix bisa sedikit saja diatur, ternyata sama saja tidak mau kalah. Akhirnya Changbin mengalah dan kembali merengkuh Felix dengan erat untuk memberikan kehangatan pada pemuda manis itu.

Dua pemuda itu lantas menikmati keheningan yang ada sampai Changbin lebih dulu membuka suara sembari mengusap pelan punggung Felix.

"Ombak yang menyapu pantai seperti sebuah masalah yang datang pada kehidupan, terkadang ombak itu akan besar namun juga ada kalanya ombak itu akan menyapu pantai dengan tenang. Meski begitu ombak yang datang pasti akan kembali mundur lalu hilang dan kembali bercampur dengan lautan. Seperti halnya masalah, sebesar apapun masalah yang terjadi akan ada waktu ketika masalah itu harus mundur dan menjadi kenangan yang tak perlu lagi diingat. Bukankah lebih baik memikirkan soal masa depan dibanding sesuatu yang sudah terjadi?"

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now