Rain, Memories, You

2K 293 33
                                    


"Hujan terus turun belakangan ini, kau tidak lupa untuk membawa payungmu kemanapun kau pergi kan?" Tanya sang suami ketika pasangannya tengah melipat baju di lantai apartemen mereka.

Felix hanya berdehem dan tangannya terus sibuk melipat setumpuk pakaian yang ada di hadapannya. Changbin berjalan mendekat kemudian lelaki itu duduk di hadapan suami manisnya untuk membantu merapikan pakaian bersih mereka. Sesaat suasana menjadi hening, hanya terdengar suara hujan yang sedang turun membawa serta angin dingin yang masuk melewati celah pintu balkon yang sedikit terbuka.

"Hatchim!"

Felix mengusap hidungnya sebelum kemudian kembali bersin ketika tubuhnya merasakan hawa dingin dari luar. Changbin dengan sigap menutup pintu balkon membuat Felix bernafas lega karena kini merasa lebih hangat.

"Aku yakin kau sempat kehujanan kemarin, betul begitu?" Tanya Changbin meminta penjelasan.

"Menyenangkan berada di bawah hujan secara langsung. Selain merasakan rintikannya yang seakan sedang memijat kepala, air mata juga tak akan terlihat jika menangis di tengah hujan yang sedang turun," ucap Felix sembari mengusap hidungnya dengan tisu.

"Kau menangis di tengah hujan?"

Felix menoleh menatap suaminya yang terlihat khawatir kemudian senyum tipis muncul di bibirnya yang terlihat sedikit pucat lantaran merasa tidak enak badan.

"Bukan air mata, tapi ingusku yang keluar," jawab Felix dengan bercanda diikuti kekehan kecil di akhirnya.

"Lagipula aku tidak memiliki alasan untuk menangis ketika suamiku terus berusaha membuatku bahagia. Akan sangat tidak sopan jika aku menangis kan?" Lanjut Felix sembari tangannya bergerak mengusap hidungnya dengan tisu.

"Jika kau sedih tentu saja lebih baik menangis, menahan rasa sedih justru akan membuatmu semakin tersiksa."

"Suamiku sangat tampan dan perhatian, apa aku memiliki alasan untuk sedih?"

Changbin mengangguk kemudian lelaki itu bergerak mencubit gemas pipi suami manisnya sampai tertarik ke samping.

"Aku pernah membuatmu sedih ketika kita masih berpacaran. Kita bertengkar lalu kau pergi begitu saja di tengah hujan."

"Sedihku hanya beberapa menit karena setelah itu kau datang menyusulku dan memayungiku dengan jaket milikmu. Itu lebih romantis dari adegan di dalam drama," ucap Felix sembari tersenyum ketika mengingat momen kebersamaan mereka dulu.

"Oh benar, aku menarikmu ke halaman sebuah toko yang tutup untuk berteduh dan tiba-tiba kau menciumku dan semakin menangis sembari meminta maaf karena sudah bertingkah kekanakan. Kau tau, momen itu sangat membekas di ingatanku karena kau terlihat sangat menggemaskan dengan hidung yang memerah."

Changbin menatap Felix dengan lekat dan senyumnya mengembang hanya dengan melihat suami manisnya yang kini dengan semangat menceritakan soal kenangan mereka dulu.

"Setelah pulang dari kencan kita saat itu aku melihat ke arah cermin dan aku terkejut karena penampilanku sangat berantakan dan menggelikan dengan mata yang bengkak, kemudian berhari-hari aku tidak menghubungimu lantaran sangat malu sampai akhirnya kau datang ke rumahku dan membawa banyak balon dengan tulisan permintaan maaf di tiap balonnya. Itu sangat manis dan lucu, ya.. Meskipun sedikit memalukan karena tetangga melihatnya."

Felix bercerita penuh semangat dengan senyumnya yang mengembang sampai sebuah kecupan dari Changbin ia rasakan di keningnya yang hangat.

"Sebelum aku mengenalmu aku sangat membenci hujan tapi banyak momen yang kita lewati ketika hujan sedang turun membuatku semakin menikmati adanya hujan karena mengingatkanku padamu. Kita pertama kali bertemu ketika sedang menunggu hujan reda di koridor sekolah. Lalu kencan pertama kita gagal karena tiba-tiba hujan lebat, kemudian aku memutuskan untuk mampir ke rumahmu dan hari itu adalah hari dimana kita akhirnya menjadi sepasang kekasih. Juga.."

Changbin menatap Felix dengan senyum lebarnya sebelum kemudian mengucapkan sesuatu sembari mengerling menggoda.

"Pernikahan kita saat itu ditemani suara hujan yang menenangkan, hari itu hujan tak hentinya turun hingga waktunya malam pertama kita melakukannya ditemani redupnya lampu kamar dan suara hujan di luar. Kau mengingatnya?"

Pipi Felix memerah kemudian tangannya bergerak memukul pelan bahu suaminya yang kini tergelak geli ketika melihat Felix yang terlihat malu-malu.

"Pipimu memerah, itu karena kau malu atau karena kau sedang demam?" Tanya Changbin pura-pura tidak tau membuat Felix mendengus pelan.

Felix menyentuh pipinya yang memanas kemudian pemuda manis itu tiba-tiba tersungkur ke lantai membuat Changbin terkejut.

"Sayang, kita bisa membicarakan ini baik-baik. Kau tidak perlu menamparku seperti itu sampai pipiku memerah," ucap Felix dengan sok mendramatisir sembari mengusap pipinya diakhiri dengan ingusnya yang keluar dari hidungnya membuat Changbin tergelak geli melihatnya.

"Aktingmu sangat buruk!"

"Itulah kenapa kau harus bersyukur memiliki pasangan seperti aku, itu artinya aku tidak pandai berbohong," ucap Felix membela diri setelah mengusap ingusnya dengan tisu.

Changbin terkekeh pelan sebelum kemudian menerjang tubuh Felix hingga mereka kini berbaring di lantai dengan Changbin yang memeluk erat tubuh Felix sembari memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi suami manisnya itu.

"Aduh Changbin jangan menimpa tanganku dengan tubuh beratmu, nanti tanganku jadi gepeng!" Teriak Felix sembari meronta dalam dekapan Changbin yang justru tertawa bahagia melihat Felix yang kini heboh.

Kebahagiaan dalam sebuah hubungan tidak memerlukan sesuatu yang mewah maupun persiapan yang matang, cukup mengobrol santai di saat hujan saja sudah menyenangkan. Membahas soal kenangan masa lalu kemudian saling berbagi candaan dan juga afeksi, tidakkah seperti itu saja sudah terdengar menyenangkan? Apapun bentuk hubungannya memang yang terpenting adalah komunikasi. Apakah interaksi mereka sudah cukup membuatmu ingin memiliki pasangan?












Dari Seo Changbin untuk Lee Felix.
Hujan yang turun dari langit merupakan berkat yang Tuhan berikan untuk manusia, sedangkan kau adalah berkat yang Tuhan berikan untuk membuatku bahagia.














Seo Changbin dangdut is back. Udah lama nggak nulis cerita dengan format sederhana kayak gini. Di TW 1 ada banyak, tapi makin kesini makin kompleks jadi aku kangen bikin cerita kayak gini. Nyempil dulu ya meskipun Phase series belum tamat hehe.

Ingatlah, siapapun nama kalian tetap Yongbok yang akan Changbin ingat dan sebutkan😂

Jadi...
> Apakah kalian selamat dari kegilaan akibat skz black hair?
> Udah vote?
> Jangan lupa ikutin rumus dari fanbase oke?
> Kalau ada yang dibingungkan bisa tanya ke aku maupun stay yang lain, jangan malu untuk bertanya yaa♥️

BE HUMBLE

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang