Adrenaline XII

3.1K 315 92
                                    

Changbin duduk diam di ujung kursi rumah sakit sembari menatap ke lantai, sedangkan di ujung lainnya ada ayah Felix yang juga hanya diam. Keduanya sudah beberapa menit berada disana namun tak ada satupun dari mereka yang mencoba memecah keheningan hingga seorang dokter keluar dari ruang rawat diikuti seorang suster di belakangnya.

"Keluarga dari Lee Felix?"

Ayah Felix segera bangun dan menghampiri dokter sedangkan Changbin masih duduk di tempatnya sembari menunggu dokter menjelaskan keadaan Felix yang sebelumnya pingsan di tempat parkir.

"Maaf, apa anda memiliki hubungan dengan pasien?" Tanya sang dokter pada Changbin.

"Ah iya, saya kekasihnya," ucap Changbin dengan mantap meskipun disana ada ayah Felix yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mari ikut ke ruangan saya."

Changbin dan ayah Felix mengikuti dokter ke sebuah ruangan sebelum kemudian keduanya dipersilahkan duduk di kursi yang sudah tersedia. Changbin merasa bingung karena ia juga diminta ke ruangan namun ia berusaha tetap tenang.

"Apa ada sesuatu yang terjadi pada anak saya, dok?" Tanya ayah Felix yang sudah tak sabar mengetahui kondisi putranya.

"Anak bapak baik-baik saja, dia hanya mengalami shock dan juga kelelahan yang menyebabkan tubuhnya menjadi lemah," ucap dokter membuat Changbin maupun ayah Felix menghela nafas lega.

"Diantara kalian apakah ada yang mengetahui tentang kondisinya?" Tanya sang dokter yang dijawab dengan tatapan bingung dari dua laki-laki disana.

"Pasien tengah mengandung dan kandungannya memasuki usia hampir dua minggu, mungkin hal itu juga yang menyebabkannya mudah merasa lelah."

Changbin terdiam, pun dengan ayah Felix yang hanya bisa menunduk seakan tau bahwa hal ini akan terjadi. Dua laki-laki itu masih bungkam sehingga dokter disana kembali bicara.

"Saya harap pihak keluarga dan juga kekasihnya bisa lebih memperhatikan kegiatan dan juga pola makannya, juga jangan membuat psikisnya tertekan karena itu akan mempengaruhi kondisi janin."

Dokter masih menjelaskan beberapa hal hingga beberapa menit kemudian keduanya keluar dengan masih saling diam. Changbin ingin cepat menemui Felix dan calon anak mereka namun ia masih memiliki tanggung jawab yang harus ia selesaikan.

"Kak, mari kita bicara sebentar," ucap Changbin yang kemudian mengajak ayah Felix menuju taman rumah sakit.

Sepasang sahabat itu duduk di bangku taman yang sama namun keduanya terlihat begitu canggung hingga yang lebih muda lebih dulu membuka suara.

"Maaf aku sudah melakukan banyak kesalahan dimulai dengan membuat Felix jadi seperti sekarang, dan maaf karena aku membawanya lari dan menyebabkan banyak kekacauan. Aku paham bahwa aku sudah bertindak egois tapi aku tak bisa menahan kemarahanku ketika mengingat tangisan Felix saat kami dipisahkan. Mungkin hubungan kami dimulai dengan sebuah keisengan tapi saat ini aku sudah mantap dengan perasaanku. Aku mencintainya dan tidak ingin kehilangannya hanya karena terhalang restu kakak. Di kesempatan ini aku ingin meminta izin secara baik-baik untuk menjalin hubungan dengan putra kakak. Aku akan menjaga dan mencintainya sepenuh hati, pun dengan calon anak kami yang ada di dalam kandungannya. Kak, bolehkah aku membahagiakannya?"

Ayah Felix menggenggam erat tangannya kemudian lelaki itu menatap Changbin yang kini tengah menatapnya dengan penuh kesungguhan.

"Aku mengenalmu sebagai seseorang yang selalu bekerja keras dan bertanggung jawab terhadap tugasmu. Sejak dulu aku selalu berharap yang terbaik bagimu tapi ketika aku menemukan kau melakukan hubungan seksual dengan putraku aku merasa sangat marah. Aku kecewa dan menganggapmu sebagai lelaki brengsek yang hanya menginginkan tubuh putraku. Aku mencoba sebisaku untuk memisahkan kalian tapi ternyata keputusanku justru menyakiti keluargaku. Kau adalah orang yang baik, tapi kenapa harus putraku? Kenapa kau harus menghancurkan masa mudanya dengan perbuatanmu? Kenapa harus Felix?"

Three Words 4 [ChangLix] Where stories live. Discover now