Chapter 0. Pemimpin Musuh

124K 3.2K 68
                                    

Bugh!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bugh!

Satu tendangan tinggi diberikan.

Muay Thai, begitu kuat hingga tubuh lawan terpental.

Bugh! bugh! bugh!

Pukulan kencang dilayangkan, tak lupa kuncian yang tak bisa dilepas oleh lawan.

Jiu Jitsu, membuat sang lawan hampir pingsan.

Laki-laki bertubuh tinggi itu berjalan mendekat dan menarik rambut lawannya. Kekuatannya yang tak diragukan, lagi-lagi berhasil dibuktikan.

Tubuhnya kini mulai berkeringat. Bercak kemerahan menghiasi pakaiannya yang serba gelap.

Kemudian..

Bruk!

Laki-laki itu meghempaskan tubuh lawannya ke tembok.

"Mana ketua geng lo?"

BUGH!

Satu hantaman kembali dilayangkan, namun kali ini menggunakan lutut.

"Jawab!" ucapnya lantang, sambil menatap lawannya dengan tajam.

"Di.. disana.."

"Dimana?! yang jelas!"

"Rumah kuning.."

"Rumah kuning?"

"Alvero!"

Laki-laki itu segera menengok. Ia melihat seorang lawan yang hendak menyerangnya dari belakang.

BUGH!

Dengan satu kali tendangan, laki-laki bernama lengkap Alvero William Flyn itu berhasil menjatuhkan lawannya.

Ia menatap lawannya yang kini tergeletak dan meringis kesakitan.

Alvero mendekat. Ia menginjak wajah lawannya dengan senyuman di bibirnya.

"Cuma tikus kecil yang berani ngelawan serigala lewat belakang."

"Alvero!"

Alvero menengok. Ia melihat ke arah teman-temannya yang saat ini sedang bertarung dengan belasan lawan yang masih tersisa.

Alvero tersadar.

Benar. Ia tak boleh membuang waktunya.

Alvero kembali mendekat ke arah lawannya yang sedang ia interogasi, namun laki-laki tersebut sudah keburu pingsan sebelum ia bertanya lebih lanjut.

Alvero berdecak kesal.

Sebagai pemimpin dari kumpulannya, Alvero harus segera menghadapi pemimpin dari kumpulan lawannya, ia harus menghabisi semuanya dari akar.

"Seorang pemimpin harus menargetkan lawan yang paling kuat dan menghabisinya dari akar, bukan membiarkan anggotanya jatuh satu persatu."

Alvero mengepal tangannya kencang. Ia tidak pernah lupa kalimat itu. Kalimat yang selalu diucapkan gurunya.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now