Chapter 12. Boyfriend's Kisses

28.7K 1.6K 65
                                    

Di hari Minggu yang cerah, sinar matahari menyinari kontrakan berukuran kecil berisi dua orang yang baru kenal beberapa waktu lalu.

Sarah dan Alvero sudah selesai sarapan. Kini Sarah sedang memikirkan masakan apa yang harus ia buat untuk makan siang nanti.

Sarah membuka kulkas, ia baru menyadari persediaan bahan masakan yang sudah menipis. Sepertinya ini adalah saatnya ia belanja.

Akhirnya, Sarah mulai bersiap. Ia akan pergi ke pasar.

Sarah masuk ke kamar dan mengenakan cardigannya. Ia melihat Alvero yang sedang berselonjor di atas kasur, menatap layar ponsel.

"Ehm, ka Vero, aku ke pasar dulu ya," ucap Sarah.

"Ngapain?" tanya Alvero.

"Belanja," jawab Sarah.

Alvero mematikan layar ponselnya kemudian turun dari kasur. "Ayo," ucapnya.

"Aku naik ojek aja," ucap Sarah.

Alvero yang mendengar itu tidak menggubris. Ia sudah berjalan keluar dari kontrakan, sementara Sarah menelan ludahnya.

Apa Alvero benar-benar akan ikut dengannya ke pasar? batin Sarah. Akhirnya Sarahpun mengambil dompetnya, kemudian bergegas keluar dari kontrakan.

***

Saat ini Alvero dan Sarah sudah berada di motor menuju pasar.

Sepanjang perjalanan, Sarah mengingat-ingat apa saja yang harus ia beli. Ia juga sesekali memeriksa sisa uangnya di dalam dompet yang menyedihkan.

Semenjak Alvero tinggal bersamanya, Sarah jadi harus mengeluarkan uang makan hampir tiga kali lipat lebih besar dari biasanya, sebab laki-laki ini makan sangat banyak layaknya kuli panggul.

Setelah sampai di tujuan, Sarah tercengang.

"Kok kesini??"

"Lah? katanya ke pasar?" jawab Alvero yang kini memarkirkan motornya di parkiran khusus supermarket berukuran besar.

"Pasar tradisional maksudnya.." ucap Sarah.

Alvero melepas helmnya. "Sama aja, isinya sama-sama sayur kan?"

Sarah menelan ludahnya. Apa-apaan laki-laki ini??

Keduanya akhirnya turun dari motor. "Ayo," ucap Alvero hendak berjalan.

Langkah Alvero terhenti ketika ia merasakan tarikan di bajunya. Alvero menengok. Ia menatap gadis di belakangnya yang terdiam dan menggigit bibir.

"Ngapa?" tanya Alvero.

Perlahan, Sarah menunjukkan isi dompetnya pada Alvero. Di dalam sana hanya ada beberapa lembar pecahan uang dua puluh dan sepuluh ribuan.

Alvero yang melihat itu kini paham, namun Alvero justru tersenyum miring.

"Lo gak punya duit? Lo ini kan ketua geng, pasti dapet setoran kan dari bawahan?" ucap Alvero.

Sarah yang mendengar itu mengerjap. "Setoran..?" gumamnya terlihat bingung.

"Gak usah pura-pura bego," ucap Alvero kesal.

Sarah menelan ludahnya. "Tapi aku tetap gak ada uang kalau belanja disini," ucapnya.

Alvero menghela nafasnya kasar. Iapun mengeluarkan dompetnya dan mengambil kartu dari dalam sana.

"Beli ayam sama daging yang banyak," ucap Alvero.

Sarah mengerjap. Entah kenapa, ia jadi terlihat seperti istri Alvero sekarang. Bukankah itu mengerikan?

"Buat gua maksudnya," lanjut Alvero.

Alvero the AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang