Chapter 21. Let Me Protect You

21.4K 1.5K 41
                                    

Pukul 1 pagi di villa. Alvero perlahan membuka kedua matanya. Ia mengerjap mengatur penglihatannya dengan cahaya di kamar.

Alvero mengernyit. Ia langsung berusaha mengingat apa yang terjadi padanya.

Ah. Ia pingsan setelah berhasil diserang dari belakang. Bodoh sekali dirinya karena tidak menyadari pergerakan musuh, batin Alvero kesal pada diri sendiri.

"Vero..?"

Alvero menengok. Di sampingnya, Frida duduk dan menunggu. Iapun langsung bangkit dan menatap Frida.

"Kamu gakpapa?" tanya Alvero.

"Harusnya aku yang nanya, kamu gakpapa??" tanya Frida yang sedari tadi khawatir.

Alvero mengangguk. "Gakpapa," jawabnya.

"Kok lo bisa ampe pingsan Ver?"

Alvero melihat Marco yang ternyata juga berada di dalam kamar.

"Gua gak teliti, gua tau Alinka ngejebak gua, tapi gua gak kepikiran ada temennya yang juga nunggu disana," ucap Alvero setelah menyadari apa yang sudah terjadi sebelum ia pingsan.

Kini Alvero mengernyit. Ia ingat Alinka memegang pisau di tangannya. Itu artinya Alinka berniat membunuh Alvero bukan? lalu kenapa Alvero masih hidup? apa Alinka berubah pikiran?

Seketika, Alvero teringat. "Mana Sarah?" tanyanya.

"Sarah dibawa ke rumah sakit sama Ezra," jawab Marco.

Alvero mengernyit. "Ngapain dia ke rumah sakit?"

"Sebenernya gua juga gak paham-paham amat, tapi pas gua sama Ezra nyamperin lo di gang itu, lengan kanan Sarah udah berdarah-darah."

Alvero membulatkan kedua matanya. Ia begitu tersentak mendengarnya, sementara Frida hanya terdiam. Ia sudah diberitahu Marco tentang hal tersebut.

"Alvero?? sebenarnya ada apa?? kenapa Sarah sampe luka separah itu??" tanya Frida yang tak mengerti apapun.

Alvero terdiam berpikir. Sesungguhnya iapun tidak mengerti, namun jika Alinka tak jadi membunuhnya, dan Sarah terluka parah, maka hanya ada satu jawaban dari hal tersebut.

Seketika Alvero bangkit dari kasur. "Ezra ke rumah sakit terdekat?" tanya Alvero.

"Iya," jawab Marco.

"Kalau gitu gua kesana." Alvero langsung bersiap untuk pergi.

"Aku ikut," ucap Frida.

"Enggak, gak bisa, kamu disini aja sama Marco."

"Tapi-"

"Frida." Alvero menghentikan ucapan Frida. Ia menatap gadis itu yang masih duduk di tepi kasur.

"Mulai hari ini, kamu gak boleh terlalu dekat lagi sama aku," ucap Alvero.

Frida yang mendnegar itu membulatkan kedua matanya. Jantungnya berdetak kencang. "Kenapa..?" tanyanya.

"Bahaya, aku adalah incaran utama Alinka dan gengnya, kalau kamu dekat-dekat aku, bisa-bisa mereka sengaja nyerang kamu untuk bisa nyerang aku, jadi jangan," tutur Alvero.

Frida mengatur nafasnya. Ia tidak menyangka akan ada saat dimana Alvero memintanya untuk menjauh.

"Gua berangkat, Marco lo disini temenin Frida," ucap Alvero pada Marco.

"Oke," jawab Marco.

Alveropun bergegas menuju rumah sakit, sementara Frida masih terdiam di tempatnya. Frida merasakan dadanya yang sesak. Kedua matanya mulai membendungkan air.

Alvero the AlphaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin