Chapter 22. Pewaris Tunggal?

19.5K 1.4K 40
                                    

Pagi yang cerah di kota Jakarta. Sharon membawa kue ulangtahun yang sudah ia buat ke ruang makan. Ia tersenyum dan mulai bernyanyi untuk suaminya yang menunggunya disana.

William tak kuasa tersenyum. Ia menggeleng-geleng. "Pake kue segala," ucapnya.

"Iya dong, gak ulangtahun namanya kalo gak pake kue," sahut Sharon sambil meletakkan kue itu di depan suaminya.

"Ayo tiup dulu lilinnya."

Williampun meniup lilin dengan angka 58 tersebut, kemudian ia mengecup kening istrinya dengan lembut.

"Makasih Sharon, makasih udah ada terus untukku," ucap William.

Sharon mengangguk dan tersenyum. Iapun mendekat dan memeluk suaminya dengan erat. "Sehat terus William," usap Sharon.

"Wah.. masih mesra ya sampe sekarang?"

Sharon dan William sontak menengok, melihat sepasang suami istri yang datang bersama puteri mereka.

"Gabriel? Lilyana?" ucap William tersentak, sementara Sharon terenyum senang. Dirinya lah yang mengundang keluarga Gabriel untuk datang di hari ulangtahun William.

"Selamat ulangtahun kakek Willi," ucap Rosely sambil memberikan kado yang ia bawa.

William tak kuasa. Ia begitu terharu menerimanya. "Terima kasih Rosely," ucap William sambil mengusap rambut Rosely.

Rosely tersenyum manis dengan kedua matanya yang bersinar, membuat semua yang ada disana ikut tersenyum.

"Maaf Geovano Gevin hari ini ada acara masing-masing, jadi cuma Rosely yang bisa ikut," tutur Gabriel.

"Gakpapa, ayo duduk, kita potong kue dulu habis itu makan, nenek udah masak makanan enak loh untuk Rosely," ucap Sharon. 

Rosely yang masih berusia tiga belas tahun itu mengangguk semangat. Iapun duduk di salah satu kursi meja makan, diikuti kedua orangtuanya.

"Mana Alvero?" tanya Gabriel.

"Aduh.. anak itu lagi jalan-jalan sama temen-temennya ke puncak, katanya hari ini sih pulang, tapi gaktau tuh belum ada kabar," tutur Sharon.

"Hm gitu, yaudah gakpapa, biarin aja refreshing," sahut Gabriel.

***

Setelah hampir setengah jam makan bersama, kini William hendak membuka kado yang Rosely berikan padanya.

Rosely begitu berbinar. Ia tidak sabar William melihat isi kado darinya.

Di dalam kotak itu, ada sebuah gelas keramik berukuran cukup besar. Di sekeliling gelasnya, ada gambar William dan sang istri yang dilukis menggunakan cat air, lengkap dengan tulisan selamat ulang tahun di atasnya.

"Wah, ini kamu bikin sendiri??"

"Iya," jawab Rosely senang.

"Bagus banget Rosely," ucap William tak menyangka.

"Kakek suka??" tanya Rosely.

"Suka banget," jawab William.

"Yeayy!" Rosely bersorak senang, membuat semua yang ada disana tertawa geli.

"Makasih ya," ucap William yang dijawab anggukan oleh Rosely.

"Ayo ayo sekarang waktunya makan puding." Sharon mengambil puding dari kulkas dan menyiapkan untuk Rosely juga yang lainnya.

Merekapun kembali makan sambil berbincang, sementara Sharon berdiri dan mulai merapikan piring bekas mereka makan tadi.

Lilyana yang melihat itu segera membantunya. Merekapun berjalan ke dapur, meninggalkan William, Gabriel dan Rosely di ruang makan.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now