Chapter 32. Make You Mine (17+)

32.9K 1.4K 43
                                    

read the more explicit version only at karyakarsa.com/finecinnamon

***

"Makasih Vero."

"Sama-sama."

Saat ini di depan rumah keluarganya, Frida turun dari motor Alvero. Sesaat ia menatap laki-laki itu yang masih berada di atas motor itu.

"Masuk gih, udah malem," ucap Alvero.

Frida terdiam sesaat. Sesungguhnya, ia masih mempertanyakan tentang apa yang terjadi antara Alvero dan Ezra tadi, kenapa suasana terasa tegang diantara mereka berdua?

Tapi Frida takut Alvero semakin emosi. Akhirnya ia hanya mengangguk dan tersenyum.

"Hat-hati dijalan," ucap Frida.

"Oke,"sahut Alvero.

Akhirnya Fridapun berjalan masuk, meninggalkan Alvero yang masih berada di depan.

Baru saja Alvero hendak menjalankan motornya, ia merasakan ponselnya yang bergetar.

Alvero mengangkat telfon dari Marco.

"Kenapa?"

"Ver, lo gak usah ke markas, langsung balik aja," ucap Marco.

"Kenapa?" tanya Alvero mengernyit.

"Ezra masih keliatan kesel, daripada lo berdua nanti ribut disini, mending balik."

Alvero yang mendengar itu menghela nafasnya pelan. Sepertinya Marco benar.

"Yaudah kalau gitu, gua balik," jawab Alvero akhirnya.

Alveropun menutup telfonnya dan mulai melajukan motornya. Sepanjang perjalanan, ia kepikiran.

Alvero tidak paham apa sebenarnya yang dipikirkan Ezra. Kenapa laki-laki itu seolah mengajaknya ribut hanya karena permasalahan mengantar Frida pulang?

Namun jika diingat dari sikap Ezra akhir-akhir ini pada Frida, Alvero jadi paham.

Refleks Alvero mencengkram setir motornya dengan kencang. Entah kenapa ia kesal. Rasa kesalnya sama seperti yang ia rasakan ketika melihat Daniel, laki-laki yang sering berada di dekat adik kembarnya, Alinka.

***

Alvero akhirnya tiba di depan kontrakan. Ia masuk ke dalam dan menyadari kesunyian.

Alvero mengernyit. Kemana Sarah? batinnya. Iapun berjalan menuju kamar.

Baru saja membuka pintu, Alvero dikejutkan oleh seorang gadis yang berlutut di lantai, menghadapnya namun tak menatapnya.

"Ngapain kamu Sarah?" tanya Alvero.

Sarah berlutut sambil menggigit bibirnya. Ia yang menunduk perlahan menaikkan pandangannya dan menatap Alvero.

"M-maaf.." ucap Sarah.

Alvero mengernyit. Maaf? batinnya bingung.

"Bikin ulah apa kamu?" tanya Alvero.

Sarah menelan ludahnya. Ia benar-benar takut.

Setelah beberapa jam memikirkan dimana ia harus menyembunyikan sweater gosong Alvero, Sarah akhirnya menyerah. Ia memutuskan untuk mengakui dosanya pada Alvero.

Masih berlutut, Sarah menunjukkan baju hangat Alvero yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Maaf ka Vero, aku gak sengaja," ucap Sarah.

Alvero yang masih berdiri di depan Sarah kini tersntak. Ia melihat baju hangat pemberian Frida di tangan Sarah.

Baju hangat itu sudah tidak sama. Ada gosong dan bolong di bagian tengahnya.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now