Chapter 37. God-Level

14.4K 1.3K 64
                                    

Di dalam kamar yang berada di lantai atas suatu rumah berukuran besar, Alinka duduk dengan tidak tenang. Gadis itu sedari tadi khawatir.

Beberapa jam yang lalu, Alinka melihat kembarannya yang tak ia sangka akan datang kesini. Alinka tidak mengerti kenapa Alvero datang, tapi ia yakin ada hal buruk yang sedang terjadi saat ini.

Cklek.

Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dari luar. Alinka melihat seorang laki-laki yang masuk.

"Daniel?" ucap Alinka, berjalan mendekat.

"Ayo ikut gua," ucap Daniel, membuat Alinka menelan ludahnya.

"Kemana?? ada apa??"

Daniel terdiam sesaat. Ia menatap wajah Alinka yang terlihat panik.

Sesungguhnya, Daniel tidak mengetahui persis apa yang sedang direncanakan atasannya. Tapi Daniel yakin Frans hendak menggunakan Alinka sebagai ancaman untuk Sarah, seperti yang sudah-sudah.

"Udah gak usah panik, ikut aja, ayo."

Alinka menelan ludahnya. Ia akhirnya mengangguk dan mengikuti Daniel berjalan keluar dari kamar. Mereka langsung menuju ke ruang bawah tanah.

Setelah sampai, Alinka sontak terdiam membeku. Ia melotot dan mengatur nafasya melihat isi ruangan itu.

Pandangan Alinka langsung tertuju pada bagian yang paling menarik perhatian dari semuanya, yaitu Alvero, yang sudah babak belur, berlutut, kedua tangannya terikat rantai di kanan dan kiri.

Alinka menutup mulutnya. Sesuai dugaannya, kekacauan sedang terjadi.

Alinka kini menengok ke samping, ia tersentak melihat banyak orang yang juga sedang disandera oleh sang ayah. Bukankah mereka bawahan Alvero?

Benar. Alinka melihat satu wajah yang familiar. Itu pasti teman Alvero yang pernah ia temui beberapa waktu lalu.

Kini sambil berusaha melanjutkan jalannya, Alinka akhirnya melihat Sarah. Ia melihat adiknya yang kini sudah duduk bersandar di tembok, menutup mata. Apa gadis itu pingsan??

"Sarah!"

"Alinka."

Baru saja Alinka hendak berlari, ia mendengar suara ayahnya yang memanggilnya.

Alinka menengok dan menelan ludahnya. Frans memintanya untuk mendekat.

Sesaat Alinka kembali melirik pada Sarah. Apa anak itu baik-baik saja? batin Alinka.

Karena tidak berani melawan ucapan ayahnya, Alinka akhirnya berjalan ke arah Frans. Ia menatap ayahnya dengan tatapan peuh tanya.

"Ini ada apa yah??" tanya Alinka.

Frans tersenyum. "Kamu tau apa yang terjadi Alinka, ayah lagi menyelesaikan rencana yang udah lama ayah rencanakan, rencana itu gak berhasil-berhasil terwujud karena kamu dan Sarah yang bodoh dan lemah, tapi kali ini, rencana ayah gak akan gagal lagi."

Alinka menelan ludahnya. Ia menggigit bibirnya, semakin panik, seperti sudah tahu apa yang hendak ayahnya perintah padanya.

"Kamu liat adikmu disana."

Alinka sontak berbalik. Ia menatap Sarah yang terduduk lemah bersandar di tembok. Wajah gadis itu seperti sedang meringis menahan rasa sakit.

"Lagi-lagi, dia gagal ngelakuin tugasnya, dia gak sanggup nyelesaiin tugas yang udah lama ayah kasih."

"Kamu tau itu artinya apa kan, Alinka?"

Alinka menelan ludahnya dan kembali menatap ayahnya. Ia berusaha menenangkan dirinya yang panik tak karuan.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now