Chapter 55. Harus Memilih

15.8K 1.2K 74
                                    

Sore hari di kampus.

Saat ini, Frida baru selesai berkumpul dengan teman-temannya di kantin. Mereka kini mulai berpulangan satu persatu.

Frida berjalan sambil mengobrol dengan seorang temannya, sembari menuju ke depan.

Namun ketika hendak keluar dari area kantin, Frida mendengar seseorang memanggilnya.

Dari salah satu meja kantin, Marco melambai ke arah Frida, seperti menyuruhnya mendekat. Ia duduk berhadapan dengan seorang laki-laki yang membelakangi Frida. Frida yakin itu Ezra.

"Duluan aja ya? dadah," ucap Frida pada temannya. Ia melambai kemudian berjalan medekati meja Marco.

"Kalian masih di kampus? UKM ya?" tanya Frida.

"Enggak, pengen nongkrong aja," jawab Marco.

Frida kini melihat Ezra yang duduk di depan Marco. Laki-laki itu sedang mematikan rokok yang ia pegang.

Fridapun bergabung bersama mereka. Ia duuk di samping Ezra.

"Habis ngapain?" tanya Marco.

"Aku habis diskusiin tugas sama yang lain, tadi banget baru dibentuk kelompoknya," jawab Frida.

"Oh gitu? kalo ada tugas kelompok gitu si Alvero gimana? dia kan lagi absen?" tanya Marco.

"Alvero.."

Frida terdiam sesaat. Ia tiba-tiba melihat seorang mahasiswi yang sedang berjalan sendirian melewati kantin.

Marco dan Ezra mengikuti arah pandang Frida.

"Kenapa?" tanya Ezra, menyadari Frida menatap ke arah perempuan bernama Missy.

Frida menelan ludahnya. Kini Missy sudah tak terlihat lagi, namun Frida masih teringat.

"Sebenernya, tadi aku mau masukin Alvero ke kelompok aku, tapi.."

Frida kembali menahan ucapannya.

"Missy nyerobot duluan?"

Frida sontak menengok pada Ezra. Laki-laki itu melanjutkan ucapannya dengan tepat.

Frida mengangguk. "Missy bilang, selama Alvero absen, Alvero bakal masuk ke kelompok dia, dia bilang Alvero yang minta."

"Hah? masa?" ucap Marco, tidak percaya.

"I-iya, Missy juga bilang Alvero selalu ngechat dia kalo nanyain tugas," ucap Frida.

"Kenapa??" tanya Marco kesal.

Frida tersenyum sedih. "Aku juga gak tau kenapa, padahal dulu Alvero selalu chat aku duluan kalo urusan tugas."

Kini suasana hening menyelimuti mereka. Ketiganya seperti bingung harus berkata apa.

Ting!

Tiba-tiba ponsel Frida berbunyi. Ia melihat pesan dari ayahnya.

"Papaku udah jemput, aku duluan ya," ucap Frida, berdiri dari bangku.

"Iya, hati-hati," sahut Marco. Kini Ezra dan Marco sama-sama memperhatikan Frida yang berjalan menjauh.

Ezra menghela nafasnya dan kembali menatap Marco di depannya.

"Anj*ng tu cewek, masih aja berulah," ucap Ezra.

Marco mengangguk-angguk setuju. "Gua kira dia udah malu Za ngintilin Alvero terus."

Marco meminum kopi di mejanya, sementara Ezra sedang berusah mengatur kesabarannya.

Rasanya Ezra benar-benar emosi memikirkan orang bernama Missy. Kenapa perempuan itu selalu saja mengganggu Frida?

"Ko," ucap Ezra.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now