Chapter 45. Hidup yang Berat

15.4K 1.3K 77
                                    

Sore itu di terminal kota Jakarta, seorang gadis turun dari bis yang ia naiki. Ia melihat ke arah keramaian orang-orang yang lalu lalang di depannya. Gadis itu menghela nafas.

Mulai hari ini, setelah satu tahun lebih ia pergi, Sarah kembali lagi kesini, ke kota yang pernah ia tinggali.

Rasanya senang, namun mengkhawatirkan disaat yang sama. Sarah merasa begitu berat harus berpisah dengan kakaknya, meskipun ini adalah satu-satunya jalan agar dirinya bisa bertahan hidup.

Semenjak lulus dari SMA barunya, Sarah terus berusaha mencari kerja, namun tak kunjung mendapatkannya. Usahanya terus berjalan hingga ia mendapat kabar bahwa dirinya diterima di sebuah restoran sebagai waiter.

Sarah diberi kabar bahwa dirinya akan tempatkan di Jakarta, kota yang begitu ia hindari selama ini.

Kebimbangan ia rasakan selama beberapa hari, hingga akhirnya keputusan berhasil ia ambil karena dorongan kakaknya.

Sarah akan merantau kesini untuk bekerja, kemudian ia akan kembali lagi pada kakaknya ketika sudah punya cukup uang dan mendapatkan pekerjaan baru disana.

Sarah mengambil sebuah amplop dari dalam tas ransel yang ia kenakan. Ia membuka isinya sesaat, setelah itu kembali memasukannya.

Dengan tenang, Sarah mulai melangkah. Hal pertama yang akan ia lakukan hari ini adalah mencari tempat tinggal.

Dengan uang yang diberikan kakaknya, Sarah akan mencari kost-kostan sedekat mungkin dari lokasi restoran.

Sarah bersyukur lokasi restoran ia bekerja, jauh dari tempat dimana dulu ia tinggal.

Meskipun berada di kota yang sama, namun kemungkinkan ia bertemu dengan orang-orang di masa lalunya, jadi lebih kecil, batin Sarah.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Setelah berkeliling mencari kost-kostan, Sarah akhirnya menemukannya. Ia sedang berjalan menuju ke kostan tersebut.

Lokasinya dekat, dan bayarannya tidak terlalu mahal. Sarah masih bisa menabung jika ngekost di tempat ini.

Rasanya sudah tidak sabar ia sampai di lokasi tujuan, sebab ia sudah begitu lelah dan ingin beristirahat.

Ketika Sarah berjalan menuju gang dimana kost tersebut berada, ia mendengar langkah kaki dari belakang.

Sarah menelan ludahnya. Ia berdoa dalam hati agar tidak terjadi hal buruk padanya. Ini adalah hari pertama ia kembali ke kota ini. Ia harus bertahan.

Srak!

Tiba-tiba, Sarah tersentak. Ia mendengar suara sobekan.

Sarahpun berbalik, ia melihat seorang laki-laki yang sudah berada di belakangnya. Apa yang baru saja ia lakukan??

Laki-laki itu kini berlari. Ia berlari begitu kencang. Sarah dapat melihat sebuah gunting di tangannya, serta sebuah amplop.

Dengan jantungnya yang berdetak kencang, Sarah melihat ke belakang, lebih tepatnya ke arah tas ransel yang ia gunakan.

Kedua mata Sarah membulat. Tas ransel tersebut sudah terbuka dan sobek tak karuan.

Jantung Sarah berdetak begitu kencang. Kedua tangan gadis itu gemetaran ketika ia melepas ranselnya.

Sarah berlutut di bawah, sambil memeriksa isi ranselnya.

Setelah mencari dengan kedua tangannya yang gemetar, Sarah tak menemukan amplop di dalam tasnya. Amplop itu berisi uang yang diberikan Alinka untuknya, sebagai bekal pergi ke Jakarta.

Alvero the AlphaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon