Chapter 64. Family

17.6K 1.3K 88
                                    

Saat ini di sebuah taman yang lokasinya paling terpencil diantara taman-taman lain yang ada di kampus ini, seorang gadis duduk di bangku panjang yang kosong.

Gadis itu sedari tadi menangis dalam diam. Ia terus mengusap airmatanya yang berjatuhan menggunakan lengan bajunya hingga basah.

"Frida?"

Gadis bernama Frida itu menengok. Ia melihat Ezra yang sudah berdiri di dekatnya. Sejak kapan laki-laki ini ada disini?

Frida segera mengusap kembali airmata yang berada di pipi.

"Kamu nyariin aku?"

Frida tersentak. Ia menatap Ezra tak mengerti.

Ezra yang melihat itu kini tersadar dan menghela nafasnya kasar. Sialan Marco, laki-laki itu pasti membohonginya dengan mengatakan Frida mencarinya, agar Ezra tak mengamuk pada Missy.

Ezra mengepal tangannya kencang, melihat Frida menangis disini justru membuatnya semakin kesal. Ia sangat berharap paling tidak, Alinka menampar perempuan itu sebagai balasan. Hanya itu satu-satunya harapannya sekarang.

Kini Ezrapun duduk di samping Frida. Ia menatap gadis itu yang kini menutupi wajahnya karena habis menangis.

Keduanya sama-sama terdiam dan tak berucap. Ezra tak mau menghujani Frida dengan pertanyaan. Ia hanya ingin menemani gadis ini disini.

"Ezra, aku ngerasa bodoh banget," ucap Frida yang akhirnya bisa menenangkan dirinya.

"Kamu gak usah ngerasa bodoh, semua ini terjadi karena kelakuannya Missy."

"Bukan, bukan masalah itu," ucap Frida.

Keduanya saling menatap sesaat. Frida tersenyum miris.

"Aku ngerasa bodoh karena gak ikutin kata-kata kamu waktu itu," ucap Frida.

"Kata-kata aku?"

Frida mengangguk. "Kamu gak inget ya? dulu kamu pernah nyuruh aku buat nyatain perasaan aku ke Alvero. Apapun itu, gimanapun itu, aku harusnya jujur dan gak nutupin semua ini."

"Tapi aku terlalu takut, apalagi pas udah ada Sarah di hidupnya Alvero, aku semakin gak mau jujur."

Frida menatap Ezra di sampingnya. "Padahal kamu bener, kalo aja waktu itu aku jujur, hal ini gak akan terjadi, salah paham kaya gini gak akan terjadi."

Frida kembali menunduk. "Aku nyesel," ucapnya.

Ezra yang mendengar itu hanya terdiam.

Benar juga. Ia memang pernah mengatakan hal tersebut pada Frida. Ia mengatakan itu agar Frida dan Alvero dapat menemukan titik terang atas hubungan mereka, dan Frida tak terus-terusan berharap pada Alvero.

Dan setelah titik terang itu berhasil didapatkan, Ezra baru akan menyatakan perasaannya.

Itulah rencananya sebelum kondisi menjadi kacau.

Kini Ezra terdiam berpikir.

Kalau begitu, bukankah itu artinya saat ini, adalah saat yang paling tepat?

"Aku suka sama kamu, Frida."

Frida yang masih menunduk kini menatap Ezra. Ia mengerjap bingung.

"Hah? apa Za?"

"Aku suka sama kamu."

Seketika, kedua mata Frida yang sembab kini membulat. Ia menatap laki-laki di sampingnya dengan tatapan tak percaya.

"Hah??"

Ezra mengernyit. Apa gadis ini budek?

"Aku suka sama-"

Alvero the AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang