Chapter 2. Gadis yang Dicari

35.4K 2.2K 88
                                    

⚠️trigger warning! cerita ini mengandung unsur kekerasan pada laki-laki maupun perempuan, mohon kebijakan para pembaca 🙏

***

Alvero akhirnya sampai di rumah. Ia turun dari motornya dan segera berjalan masuk.

"Cucu nenek udah pulang??"

Alvero yang mendengar itu menghela nafasnya pelan. Ia langsung berjalan ke arah ruang makan.

"Pas banget, kuenya udah mateng!"

Seorang perempuan yang sudah cukup tua, menyambut Alvero dengan antusias.

Perempuan itu adalah Sharon Flyn, nenek kandung Alvero.

Sharon mendekat dan memeluk Alvero. Ia tersenyum dan merapikan rambut Alvero yang berantakan.

"Gimana hari pertama jadi senior di sekolah?" tanya Sharon.

"Ya gak gimana-gimana nek, emang apa bedanya?" tanya Alvero kemudian duduk di kursi.

Sharon tersenyum. Ia menyiapkan kue yang baru ia buat dan memberikannya pada Alvero.

Alvero memakan kue tersebut.

"Enak," ucapnya.

Sharon tersenyum. Iapun duduk di samping Alvero.

"Makan yang banyak, biar makin besar," ucap Sharon.

Alvero tersenyum geli. Padahal ia sudah sebesar ini.

"Kamu makin hari makin keliatan kaya laki-laki deh," ucap Sharon memijat otot lengan Alvero.

"Ya masa aku berubah jadi perempuan nek??" ucap Alvero.

Sharon tertawa geli. "Maksud nenek, makin kaya laki-laki dewasa, makin jantan."

Alvero menghela nafasnya dan lanjut memakan kue lezat buatan neneknya.

"Cucu nenek emang terbaik, udah ganteng, pintar, baik pulang orangnya," ucap Sharon mengelus punggung Alvero.

"Iya baik, cuma hobinya mukulin orang."

Alvero dan Sharon menengok.

Sharon tersenyum. Ia berdiri dan langsung menyambut suaminya yang juga baru pulang.

"Lah? kakek tumben udah pulang?" tanya Alvero.

"Iya, hari ini Gabriel lagi gak banyak kerjaan."

Laki-laki itu duduk di dekat Alvero. Ia adalah William Flyn, kakek kandung Alvero.

"Sensei bukannya sibuk terus?" tanya Alvero.

"Sibuk, tapi kalau soal keluarganya, dia selalu bisa luangin waktu," jawab William.

"Malam ini puteri bungsu keluarga Emerald, Rosely, merayakan ulang tahun yang ke 13, kita di undang makan ke rumah mereka."

"Wah! ayo ayo kita dateng, udah lama gak kesana," ucap Sharon yang kini membawa teh untuk suaminya.

William mengangguk. Iapun menatap Alvero.

"Gimana, Alvero?"

Alvero menghela nafasnya pelan. Ia menggeleng.

"Aku gak bisa, aku mau ke markas, mau nyusun strategi lagi."

Sharon yang sudah duduk di samping William kini terlihat sedih.

"Alvero, kamu jangan terlalu memaksakan diri, kamu kan juga butuh istirahat," ucap Sharon.

Alvero menggeleng. "Aku gak butuh istirahat, aku harus nemuin ketua geng brandalan itu."

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now