Chapter 34. Sudah Terlambat

16.4K 1.4K 57
                                    

Bugh!

Bugh!

BUGH!!

"Hmm.. ngamuk dia."

Saat ini, Marco dan Ezra duduk di pinggir ruang latihan tinju yang mereka datangi. Keduanya tidak datang untung latihan, melainkan memantau teman mereka yang sedang murka.

Alvero mengatur nafasnya yang terengah-engah. Tubuhnya yang berkeringat dapat terlihat jelas karena sudah tidak mengenakan atasan. Otot-ototnya lebih menonjol dari biasanya, sebab sedang ia gunakan dengan maksimal untuk meluapkan amarah. Ia berdiri di depan samsak tinju yang sudah terlempar dari gantungannya sebanyak dua kali.

"Awas nanti tu samsak ancur, disuruh ganti loh," ucap Marco sedikit berteriak pada Alvero.

Alvero tidak mempedulikan. Ia kembali mengambil samsak tinju yang sangat berat itu dan memasangnya sendiri di gantungan.

Marco dan Ezra hanya tersenyum melihatnya. "Kalo lagi emosi, apa aja jadi terasa enteng ya," ucap Ezra.

Marco menggeleng. "Gua lagi marah aja tetep keberatan," jawab Marco, membuat Ezra terkekeh pelan.

"Tapi lucu juga ya Za, ini pertama kali  kita liat Alvero patah hati," ucap Marco.

"Hm, kalo gak ada kita tadi, dia mungkin udah mukulin orang-orang yang ada di tempat latihan ini," ucap Ezra yang diangguki oleh Marco.

"Untung aja dia berhasil kita paksa kesini," ucap Marco.

Bugh!

Bugh!!

Bugh!!

Alvero kembali melanjutkan kegiatannya, sementara kedua temannya kembali memperhatikan.

"Tapi gua gak nyangka Sarah bakal nolak Alvero, gua kira mereka saling cinta," tutur Marco.

"Hm? emang Sarah nolak Alvero?" tanya Ezra.

"Lah, trus kenapa Alvero ngamuk kalo bukan karena cintanya ditolak?" sahut Marco.

"Gak tau, kan tadi dia gak ngomong apa-apa, cuma dateng-dateng ngamuk," ucap Ezra.

"Iya juga sih, tapi kalo bukan karena ditolak, trus apa lagi anjir?"

Ezra kini terdiam. Benar juga. Apa yang membuat Alvero semarah itu jika bukan karena perasaannya ditolak? batin Ezra.

"Gak tau lah, kita tanya aja nanti kalo dia udah redaan," ucap Marco. Ezra mengangguk, keduanya kembali mengobrol sembari menunggu Alvero menyelesaikan urusannya.

***

Sementara itu di restoran, Sarah dan Alyssa berdiri di depan. Sarah sedari tadi berusaha menghubungi Alvero, namun tak kunjung ada jawaban.

Jika dilihat dari ekspresi laki-laki itu tadi, Alvero pasti sangat marah padanya.

"Tante, aku bener-bener minta maaf, kayanya.. ka Vero.. dia.."

"Gakpapa Sarah, tante ngerti kok," jawab Alyssa.

"Tante juga udah duga Alvero gak akan mau ketemu, tante justru khawatir dia marah sama kamu sekarang," tutur Alyssa.

Sarah menelan ludahnya. Sepertinya memang begitu, batinnya.

"Gakpapa kok tante, nanti Sarah bisa minta maaf."

Alyssa menatap Sarah dengan khawatir. Ia kini teringat sesuatu.

"Dulu, sepupunya Alvero juga pernah ngelakuin ini," ucap Alyssa.

"April?" tanya Sarah.

"Iya, April, dia pernah nyoba nemuin tante sama Alvero, tapi malah ujungnya Alvero marah dan gak mau ngomong sama dia sampe satu bulan."

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now