Chapter 5. Hanya ada Satu Kamar

33.5K 1.8K 96
                                    

selamat hari raya buat teman-teman yang merayakan🙏 author cuti dulu beberapa hari yaa, thankyou luv ♥️

***

***

"Gila.."

Alvero baru saja menyelsaikan ceritanya pada kedua temannya di kantin. Mereka tidak jadi pulang.

Ezra kini sudah mulai berpikir, berusaha memecahkan maksud dari semua ini.

"Sarah segitu pedulinya ama geng dia, ampe dia rela dip*rkosa??" ucap Marco.

Ezra menggeleng. "Enggak, gua yakin bukan itu."

Marco dan Alvero sontak menengok.

"T-terus.. apa dong Za?" tanya Marco.

"Gua belum bisa paham sepenuhnya karena Sarah yang belum bilang apa-apa, tapi kalo dari ceritanya Alvero, menurut gua gak mungkin alasannya se simpel itu," jelas Ezra.

Alvero sedari tadi hanya terdiam.

Sesungguhnya, Alvero pun sudah tak tahu lagi harus bagaimana.

"Kalau ni cewek gua ancem separah itu aja tetep gak mau, lalu cara apa yang bisa gua lakuin?" ucap Alvero.

"Gak ada," jawab Ezra membuat Alvero dan Marco menengok.

"Lo gak bisa ngelakuin apapun untuk ngehentiin Sarah," ucap Ezra.

"Gak untuk saat ini," lanjutnya.

"Satu-satunya hal yang bisa lo lakuin, adalah ngeruk informasi, dan cari tau, siapa Sarah sebenernya," ucap Ezra.

Alvero terdiam.

Siapa Sarah sebenarnya?

"Gimana caranya Za?" tanya Marco.

"Deketin Sarah, tanpa kekerasan maupun ancaman," ucap Ezra.

"Itu satu-satunya jalan sekarang."

Alvero terdiam.

Mendekati Sarah? tanpa kekerasan maupun ancaman? bagaimana mungkin? Alvero sangat membenci Sarah.

Ezra menatap Alvero. "Kalo lo gak sanggup, biar gua yang lakuin," ucap Ezra.

"Enggak enggak," tiba-tiba Marco berucap.

"Lo berdua sama-sama preman, yang cocok buat misi ini adalah gua. Cuma gua yang mukanya bersahabat diantara kita bertiga."

Alvero menghela nafasnya pelan. Benar, setelah semua yang sudah Alvero lakukan, mana mungkin Sarah akan percaya padanya?

Akan tetapi..

"Biar gua aja," ucap Alvero, membuat Ezra dan Marco menatapnya.

"Gua gaktau apa yang akan terjadi ke depan, gua juga masih yakin kalau semua ini adalah jebakan, bisa aja suatu saat Sarah nusuk gua secara tiba-tiba, gak ada yang tau kan?" ucap Alvero.

Alvero menatap kedua temannya dengan serius.

"Gua adalah ketua disini, maka dari itu, gua yang akan ambil bagian paling riskan."

***

Alvero sudah tiba di rumah.

Biasanya, sang nenek akan menyambutnya di ruang makan, namun kini rumah terasa begitu sepi.

Uhukk hukk!

Alvero mendengar suara batuk dari arah kamar neneknya. Ia membuka pintu kamar itu yang tidak dikunci.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now