Chapter 11. Bukan Sarah?

22.2K 1.7K 49
                                    

Bugh!

Satu pukulan kencang mendarat di wajah laki-laki yang mengenakan masker. 

Bugh!

Satu lagi datang lurus dari depan.

Meskipun sedari tadi Alvero terus diserang oleh banyak lawan, namun fokusnya tetap tertuju pada laki-laki yang mengenakan masker.

Alvero selalu berhasil menghindari serangan yang lain, sebab ia hanya ingin menghajar laki-laki bermasker itu dan melihat wajahnya dengan jelas.

Bugh!!

Brak!

Dalam beberapa detik, Alvero menjatuhkan dua orang lagi yang hendak menyerangnya.

Kedua mata Alvero kembali tertuju pada laki-laki bermasker itu.

"Jangan ngehindar terus, bangs*t," ucap Alvero menatapnya dengan tajam.

Tiba-tiba, laki-laki itu malah berjalan pergi. Ia menuruni tangga menuju lantai bawah.

Alvero tak akan membiarkannya kabur. Iapun berlari mengejar.

Belasan laki-laki mengikuti Alvero, hendak menghalanginya. Namun dengan tingkat kepekaannya yang tinggi dan pergerakannya yang begitu cepat, Alvero berhasil menghindar.

Alvero kini sudah berada di lantai bawah. Ia menatap laki-laki bermasker itu.

"Jangan kabur lo pengecut, maju sini," ucapnya.

Laki-laki itu tersenyum di balik maskernya. Ia sadar betapa Alvero sangat mengingkannya hingga tak peduli pada yang lain.

Sementara itu di lantai atas, pertarungan juga masih terjadi.

"Frida!"

Bugh!

"Cepet lari! kabur dari sini! sekarang!"

Saat ini, Marco sedang mengerahkan segala kemampuannya untuk melawan tiga orang yang menjadi lawannya.

Tapi sialnya, kondisi Marco sedang tidak cukup kuat sebab ia masih kelelahan karena latihan sore tadi.

Marco hendak melayangkan pukulannya, namun meleset.

Brak!

Tubuh Marco dihempaskan oleh salah satu lawan.

"Marco!" Frida berteriak panik.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Fri..da.. lari.." Marco berucap sambil berusaha bangkit, ia tidak boleh menyerah, atau Frida akan berada dalam bahaya.

Bugh!

Wajah Marco terkena tendangan hingga ia terlempar cukup jauh.

"Frida.. lari.." ucap Marco sekali lagi, disela ringisannya.

Tubuh Frida gemetaran. Ia kini berdiri perlahan.

Marco sudah kalah?

Frida hendak berlari kabur, namun entah kenapa ia tak bisa melakukannya, ia tidak bisa meninggalkan Marco yang sedang dihajar habis-habisan.

Frida kini melihat ke arah Sarah yang masih terduduk di dekatnya. Gadis itu terlihat sama takutnya dengan dirinya.

"Benar, gua adalah bawahannya Sarah."

Frida menelan ludahnya mengingat kalimat itu. Ia jadi tak tahu harus bagaimana sekarang.

"AAKK!!"

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now