Chapter 39. Hilang, atau Pergi?

16.3K 1.3K 18
                                    

"Aku suka sama ka Vero, aku jatuh cinta sama ka Vero."

"Apa ka Vero.. mau jadi pacarku?"

Alvero membuka kedua matanya. Ia melihat langit-langit ruangan yang masih terang. Apakah yang barusan adalah mimpi, atau halusinasi?

Dengan pelan, Alvero bangkit. Ia sedari tadi tidur di sofa panjang yang berada di dalam markas. Ia dapat merasakan seluruh tubuhnya yang terasa sakit. Entah butuh berapa hari hingga ia pulih total.

Alvero melihat Frida. Gadis itu ada di sampingnya, tertidur dengan posisi duduk di lantai, menyandarkan tangan dan kepalanya ke sofa dimana Alvero tidur.

Akhirnya dengan pelan, Alvero berpindah. Ia turun dari sofa, kemudian berjongkok di samping Frida.

Alvero memegang pinggang Frida, hendak mengangkat gadis itu agar naik ke atas sofa, namun Frida justru terbangun karena sentuhan Alvero.

Frida mengerjap dan menatap laki-laki itu yang sudah memegang pinggangnya.

"Jangan tidur di lantai," ucap Alvero,  kemudian mengangkat Frida agar duduk di sofa.

Tiba-tiba terdengar suara beberapa orang yang memasuki markas. Alvero sontak berbalik. Ia melihat Ezra dan yang lainnya.

"Gimana?? mana Sarah?" tanya Alvero seketika.

Ezra menghela nafasnya pelan. Ia menatap ke arah anggota tim yang ikut bersamanya ke markas.

"Kalian istirahat aja dulu, yang mau pulang boleh pulang duluan."

Para anggota akhirnya menyebar. Beberapa dari mereka memilih untuk istirahat di markas, beberapa memilih pulang duluan.

Alvero yang melihat itu kini berjalan mendekati Ezra.

"Vero, jangan banyak gerak dulu," ucap Frida, hendak menghalangi.

Namun Alvero tak mendengarkan. Ia tetap mendekati Ezra.

"Mana Sarah?" tanya Alvero, menatap Ezra dengan tajam.

"Gak ketemu, kita udah-"

BUGH!!

Alvero tiba-tiba menyerang Ezra. Laki-laki itu memukul wajah Ezra dengan kencang.

Frida yang melihat kini tersentak. Ia langsung mendekati Alvero, menahan laki-laki itu.

"Alvero! jangan!" ucap Frida, menghalangi Alvero yang hendak kembali melayangkan pukulannya.

Ezra yang hampir tersungkur di lantai kini berdecak kesal. Bahkan dalam keadaan lemah seperti itu, pukulan Alvero tetap saja berhasil membuat hidungnya berdarah.

"Gua bilang cari Sarah sampe ketemu, bangs*t," ucap Alvero, menatap Ezra dengan tajam.

"Vero.. sabar.. tenang dulu.." ucap Frida, mengusap lengan Alvero. Ia takut sekali jika Alvero dan Ezra berkelahi disini.

Ezra tersenyum kecil. "Gua sama yang lain udah kecapean ngelawan bawahannya Frans, pake otak lo tol*l."

Frida yang mendengar itu menelan ludahnya. Ia melihat ke arah teman-teman Alvero yang saat ini beristirahat di lantai. Mereka berbaring dan tertidur, terlihat begitu lelah.

"Alvero, Ezra bener, kasih waktu buat istriahat dulu, nanti mereka bisa mulai nyari lagi," ucap Frida.

Alvero kini terdiam. Ia berusaha menenangkan dirinya dari emosi yang meluap. Alvero tidak berniat semena-mena, tapi hilangnya Sarah membuat perasaannya tak karuan. Ia jadi sulit mengontrol diri.

Alvero akhirnya menghela nafasnya panjang. Ia berjalan dan kembali duduk di sofa.

Frida yang melihat itu mengikuti. Ia duduk di samping Alvero.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now