Chapter 42. Kekacauan Baru

13.4K 1.1K 282
                                    

Saat ini di sebuah restoran, Alvero dan Missy sedang makan sambil mengobrol. Missy menceritakan bagaimana awal ibu dan ayahnya merintis usaha kuliner hingga saat ini.

Beberapa saat yang lalu, Alvero juga sudah bertemu dengan ayah Missy yang berada di restoran ini. Ia memperkenalkan dirinya sebagai teman kuliah Missy.

"Kalo orangtua lo dua-duanya nekunin usaha ini, apa lo bakal ngelanjutin usaha mereka juga?" tanya Alvero.

"Hmm.. gak tau, mereka sih bilang mereka bakal support apa aja rencana gua nanti, tapi gua udah ambil jurusan bisnis, jadi kayanya emang bakal ngelanjutin ini," jawab Missy.

Alvero mengangguk-angguk. Ia meminum air putih di meja setelah selesai makan.

"Kalo lo gimana Ver? orangtua lo kerja dimana?"

Alvero yang mendengar itu menghela nafasnya pelan. Ia bersandar di kursi dan tersenyum menatap Missy.

"Gua gak punya orangtua, gua tinggal sama kakek nenek," jawab Alvero dengan tenang.

"Ah.." Missy mengangguk-angguk. Ia menelan ludahnya. "Sorry," ucapnya.

"Gakpapa," jawab Alvero.

"Gimana rasanya tinggal sama nenek Ver? gua dulu pernah tinggal sama nenek gua, tapi nenek gua bawel banget, akhirnya gua balik ke rumah ortu."

Alvero tersenyum mengingat neneknya.

"Nenek gua juga bawel, tapi bawelnya gak berlebihan sih, masih bisa diterima," jawab Alvero.

"Enak dong kalo gitu," sahut Missy.

Alvero mengangguk-angguk. "Dia juga selalu dukung gua, gak pernah maksa gua ini itu, selalu ngizinin gua deket sama siapa aja, dia bilang dia percaya sama gua," tutur Alvero.

Missy yang melihat itu tersenyum. Ia dapat melihat kehangatan di kedua mata Alvero. Laki-laki ini pasti begiutu menyayangi neneknya.

"Kalo gitu, kapan-kapan gua mau dong ketemu nenek lo," ucap Missy.

Alvero tersenyum. "Boleh," jawabnya santai.

Missy mengangguk-angguk. Ia ikut tersenyum. Kini mereka berdua sama-sama terdiam.

Missy mengingat sesuatu hal. Ia mengingat seorang gadis yang ia lihat di restoran tadi.

"Ver, oot nih, tapi lo pernah cerita ke gua tentang cewek yang namanya Sarah," ucap Missy.

Alvero mengangguk. "Kenapa?" tanyanya.

"Gakpapa, kepo aja," jawab Missy. "Lo tuh ditinggalin sama dia, atau dia tiba-tiba ngilang atau gimana?" tanya Missy.

Alvero menghela nafasnya pelan. Ia merasa tidak perlu menceritakan kejadian malam disaat Sarah menghilang, namun jika tak diceritakan, mungkin akan membingungkan untuk beberapa orang.

"Intinya, Sarah pergi setelah dia nyatain perasaannya ke gua."

"Hah??"

"Iya, kita berdua udah hampir pacaran, tapi tau-tau dia pergi gak tau kemana," ucap Alvero.

Missy mengangguk-angguk. Ia kini menatap Alvero dengan ragu.

"Kejadiannya kapan?"

"Sekitar setahun yang lalu, mungkin lebih," jawab Alvero yang diangguki oleh Missy.

"Berarti udah lumayan lama ya.." gumam Missy. Ia kembali menatap Alvero.

"Dan sampe sekarang.. lo masih nyariin dia?"

Alvero the AlphaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant