Chapter 16. Fireplace (18+)

46.3K 1.8K 67
                                    

Hari Jumat sore di dalam mobil yang sudah bergerak maju selama hampir tiga puluh menit, suara musik terdengar cukup kencang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Jumat sore di dalam mobil yang sudah bergerak maju selama hampir tiga puluh menit, suara musik terdengar cukup kencang.

Marco dan Frida sedari tadi bernyanyi dan bersorak riang, membuat suasana mobil jadi ramai. Sarah yang duduk ditengah hanya tersenyum geli melihat kelakuan dua orang itu.

Sementara di depan, Ezra menyetir mobil dengan santai, dan Alvero yang duduk disampingnya hanya terdiam menatap luar.

Sore ini mereka berangkat ke puncak. Mereka akan menginap selama dua malam di villa milik ayah Frida.

Sarah menatap ke arah Alvero di depan, laki-laki itu sedari terdiam.

Lebih tepatnya sejak dua hari yang lalu, Alvero tak banyak berbicara pada Sarah. Semenjak ia pergi sendirian hari itu.

Sarah tak tahu. Ia tak tahu apa alasannya. Ia juga terlalu takut untuk bertanya ada apa.

***

Setelah menempuh perjalanan hampi tiga jam, kini para anggota jalan-jalan akhirnya sampai di villa. Tadi mereka sudah berhenti untuk makan malam di restoran.

Sarah turun dari mobil. Ia terkesima melihat pemandangan yang begitu indah dari depan villa.

Udara disini sangat dingin, namun terasa sejuk dan bersih, begitu berbeda dengan udara di kota.

Para laki-laki sedang menurunkan barang dari bagasi. Tidak terlalu banyak sebab mereka hanya menginap dua malam.

Ezra membawa barang miliknya dan milik Frida memasuki villa, Alvero membawa barangnya dan barang milik Sarah, sementara Marco membawa barangnya sendiri.

Kini Sarah berjalan bersama Marco di paling belakang, memasuki villa.

"Wahh.." Sarah lagi-lagi terkesima.

"Keren ya?" ucap Marco.

Sarah mengangguk. Villa ini benar-benar indah, tidak seperti villa biasa. Gayanya semi-modern.

Kini Sarah melihat ke satu titik.

Fireplace.

Sarah berbinar. Ini adalah pertama kalinya Sarah melihat perapian di dalam rumah. Biasanya ia hanya melihatnya di film-film.

"Ciuman depan api unggun enak kayanya ye, anget-anget gimana gitu," ucap Marco membuat mereka semua menengok.

"Ciuman ama siapa?" tanya Alvero.

"Siapa kek, Pevita Pearce," jawab Marco.

"Hahaha!" Frida tertawa geli mendengarnya, begitupula Sarah.

"Gak usah halu, pacar aja gak punya," ucap Ezra.

"Ngaca anjeng!" sahut Marco kesal.

Suasana villa kini berisik. Mereka tertawa geli karena ucapan Marco.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now