Chapter 13. Taking Care of You

22.7K 1.5K 34
                                    

Sarah memasuki kamar yang tidak terkunci. Ia melihat Alvero yang berdiri menatap luar jendela.

"Ngapain?" ucap Alvero menyadari kehadiran Sarah tanpa menengok.

"Ah enggak.." jawab Sarah yang kini masuk ke dalam. Ia melihat sekeliling.

Kamar Alvero begitu sepi, tak ada banyak barang di dalamnya.

Kalau dipikir-pikir, laki-laki ini menjalani hidup yang sangat berbeda ketika tinggal bersama Sarah. Ukuran kamarnya saja hampir sebesar kontrakan yang ditempatinya.

"Nenek Sharon minta aku untuk ngobrol sama ka Vero."

Alvero yang mendengar itu menghela nafasnya kasar. "Gak perlu, gua gak akan berubah pikiran."

"Benarkah?" ucap Sarah.

Sarah berjalan ke arah meja belajar Alvero. Ia melihat selembar foto berukuran sangat kecil. Ada seorang gadis perempuan di foto itu, mengenakan seragam SMP.

Alvero sontak menengok. Ia tersentak melihat Sarah yang sedang memegang foto ibunya.

Alvero segera merebut foto tersebut. "Ck, gak usah ikut campur," ucap Alvero menatap Sarah dengan tajam.

Tapi entah kenapa, Sarah tak merasa takut lagi. Apa ia sudah mulai terbiasa dengan tatapan tajam Alvero padanya?

Pandangan Sarah kini kembali ke arah foto yang disembunyikan oleh Alvero.

"Mamanya ka Vero cantik banget," ucap Sarah.

Alvero berjalan ke arah lemari pakaiannya, kemudian menyelipkan foto itu disana.

"Iya, tapi murahan."

Jantung Sarah berdetak kencang, ia tersentak dan tak menyangka Alvero akan mengucapkan kalimat seperti itu tentang ibunya.

"Hamil diluar nikah di usia belia memang kesalahan besar seorang remaja, tapi itu gak membuat remaja itu murahan," ucap Sarah.

Alvero tersenyum. "Bahkan nyokap gua aja gak tau cowok mana yang ngehamilin dia dulu, sangking banyaknya, lalu apa namanya kalau bukan murahan?"

"T-tapi tetep aja, gak seharusnya-"

"Gak usah ngomong lagi, sini." Alvero memotong ucapan Sarah. Ia tak mau lagi mendengar apapun tentang ibunya.

"Ah..?"

"Iya sini." Alvero meminta Sarah untuk duduk diatas pangkuannya. "Lo udah masuk ke kamar gua, berarti lo harus ikutin ucapan gua."

Sarah menelan ludahnya. Ia baru ingat laki-laki ini memiliki sifat yang seperti itu.

Seketika, Sarah tersadar.

"Liat kan? ka Vero gak berhak ngatain orang lain ini itu, toh ka Vero juga sama aja bejatnya," tutur Sarah.

Alvero tercengang. Sejak kapan gadis ini berani melawannya?

Ah, Alvero lupa. Gadis ini adalah gadis yang menciptakan goresan dalam di lengan Alvero, kenapa Alvero masih saja tersentak?

"Sini."

Karena bergerak terlalu lama, Alvero menarik Sarah. Ia mendudukkan Sarah menyamping di atas pangkuannya.

Kini dua orang itu saling menatap.

"Lo tau? tiap ada orang yang ngajak gua ngomongin tentang nyokap gua, kepala gua pusing."

Sarah yang mendengar itu terdiam. Pikirannya kini melayang kemana-mana.

"Jadi untuk ngeredain pusing gua, lo harus-"

"Apa ka Vero belum pernah ketemu dia sebelumnya?"

"Cewek sialan, gua lagi ngomong, dengerin."

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now