Chapter 25. Punishment Kiss

24.7K 1.6K 59
                                    

Sarah kini menelan ludahnya. Gadis itu terduduk di lantai, menatap Alvero yang duduk di tepi kasur, memeriksa ponselnya.

"Habis telfonan sama siapa?" tanya Alvero, melihat layar ponsel Sarah.

Sarah terdiam sesaat. Ia berusaha mencari alasan.

"S-sama Lia, temen sekelas," jawab Sarah.

Alvero menatap gadis itu curiga, sementara Sarah membalas tatapan Alvero dengan yakin, berusaha agar tidak tertangkap basah.

Alvero menghela nafasnya pelan. Iapun meletakkan ponsel Sarah di atas nakas, kemudian berjongkok mendekati gadis itu.

"Jangan macem-macem Sarah, aku akan hukum kamu kalau kamu macem-macem," ucap Alvero.

Sarah mengangguk pelan. "Iya," jawabnya.

Akhirnya Alvero membantu Sarah bangkit. Ia mengangkat tubuh Sarah dan membawa gadis itu ke atas kasur.

Sarah kini sudah berbaring di atas kasur dan menatap Alvero yang berdiri.

"Udah sana tidur," ucap Alvero, kemudian berjalan keluar dari kamar.

Sarah mengangguk. Ia pura-pura menutupi tubuhnya dengan selimut.

Setelah Alvero keluar, Sarah langsung bergerak dan mengambil ponselnya di atas nakas. Ia membuka panggilan terakhir yang masuk di ponselnya.

Panggilan masuk dari Lia.

Sarah menghela nafasnya lega. Untung saja ia ingat bahwa Lia sempat menelfonnya sebelum Alinka mengirim pesan. Dan untung saja Alvero hanya fokus pada panggilan masuk dan bukan pesan masuk.

Sarah tersenyum lebar. Ia berhasil lolos. Sepertinya Alvero tidak terlalu pintar dalam hal ini, batin Sarah senang.

***

Keesokan harinya.

Hari berjalan seperti biasa. Alvero menjalani aktivitasnya, begitupula Sarah. Bedanya kali ini Sarah tidak berangkat sekolah karena luka di lengannya.

Sesungguhnya, ia sudah bisa leluasa bergerak, namun Alvero meminta Sarah untuk diam saja di kontrakan agar cepat sembuh.

Masalahnya, Alvero membawa ponsel Sarah pergi bersamanya. Kini Sarah hanya bisa menghabiskan waktunya dengan tidur dan menonton televisi.

Setelah bermalas-malasan seharian, tak terasa waktu sudah semakin sore. Sarah merapikan kontrakan sembari menunggu Alvero pulang.

Tak lama, Alveropun pulang dari sekolah. Ia masuk ke dalam dan melihat Sarah yang sudah sibuk di dapur.

"Ngapain?" tanya Alvero.

"Masak," jawab Sarah. 

"Kan gua udah bilang diem-diem aja," ucap Alvero.

"Iya, aku daritadi gak ngapa-ngapain kok, ini cuma mau masak buat makan malem," tutur Sarah.

Alvero menghela nafasnya kasar. Gadis ini sulit sekali diminta berdiam diri.

Akhirnya Alveropun hendak mandi, sementara Sarah melanjutkan masaknya.

Sarah memasak sambil memikirkan bagaimana cara ia nanti malam bertemu dengan Alinka. Bagaimana kalau Alvero tidak cepat tidur? bagaimana kalau justru Sarah yang ketiduran duluan??

Sarah menelan ludahnya. Tidak. Ia harus berhasil. Ia harus bertemu dengan kakaknya malam ini.

***

Malam haripun sudah tiba. Saat ini, Sarah sedang mengerjakan PR nya bersama Lia lewat telfon. Lia memberitahu Sarah tugas yang mereka dapatkan hari ini, kini merekapun mengerjakannya bersama-sama.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now