Chapter 8. Exchange (18+)

58.1K 1.8K 76
                                    

"Bikin tegang banget dah tadi, gua udah panik anak-anak bakal ngeroyok Sarah di markas."

Saat ini, Ezra dan Marco duduk berhadapan, keduanya sedang menunggu makanan yang baru mereka pesan sambil berbincang.

"Gua juga, gua kira Alvero bakal ngebiarin anak-anak ngelakuin apapun ke Sarah, ternyata enggak," sahut Ezra.

Marco mengangguk-angguk.

"Tapi lu kadang suka takut juga gak si?" tanya Marco.

"Takut?"

"Iya, takut yang dibilang bocah tadi bener, tentang Alvero yang malah kejebak dan jatuh cinta sama Sarah?"

Ezra menyandarkan punggungnya dan terdiam berpikir. "Iya," ucapnya.

"Itulah kenapa pada awalnya gua nawarin diri supaya gua aja yang jalanin misi ini, karena gua gak mungkin jatuh cinta sama Sarah," tutur Ezra.

"Lah? tau darimana? emang ada yang bisa jamin?" ucap Marco.

"Ada, gua," jawab Ezra yakin.

Marco menghela nafasnya kasar.

Meskipun ia adalah ketua geng dari musuhnya, tapi tak ada dari mereka yang bisa menepis kenyataan bahwa Sarah adalah gadis yang sangat cantik.

Tubuhnya kecil namun proporsional, kedua matanya yang hazel begitu menenangkan. Tak ada jaminan bahwa mereka tak akan naksir pada Sarah ketika menjalani misi ini.

"Btw Alvero ama Sarah lagi ngapain ya di mobil??" ucap Marco.

Ezra tersenyum miring. "Paling Alvero lagi 'mainin' Sarah."

***

"Enghh!"

Di dalam mobil, Sarah menggigit bibirnya dengan kencang, berusaha agar suaranya tidak terdengar keluar.

Sedari tadi, kedua matanya terus melihat ke luar jendela. Ia keringat dingin karena panik jika ada yang melihat mereka dari luar sana.

Sarah menunduk dan melihat Alvero yang sedang menghisap puncak payudaranya dengan kencang. Laki-laki ini benar-benar tak punya perasaan. Ia sengaja membuat Sarah panik luar biasa.

Alvero bahkan sudah melepas pakaian Sarah hingga gadis itu tak mengenakan apapun lagi sekarang.

"Kenapa?" tanya Alvero setelah melepaskan mulutnya dari puncak payudara Sarah.

"Alvero.. disini banyak orang.." ucap Sarah melihat ke beberapa orang yang sedang memasuki area parkiran.

"Terus kenapa?" tanya Alvero tersenyum.

Sarah menelan ludahnya. Laki-laki ini terlalu kejam.

"Ohiya, kamu ini kan masih lebih muda dari aku, kenapa santai banget manggil nama?" ucap Alvero.

"Eh??" Sarah tersentak.

"Panggil kak," ucap Alvero tersenyum.

Sarah menelan ludahnya. Kak?

Tiba-tiba Alvero menurunkan Sarah dari pangkuannya. Ia tiba-tiba mengubah posisi mereka.

Alvero duduk menyamping di bangku mobil itu. Ia menarik Sarah hingga punggung gadis itu menempel di dadanya.

Alvero tersenyum. Kini mereka berdua menghadap ke arah kaca pintu mobil.

Di depan sana, ada beberapa orang yang lalu lalang.

"Alvero!" ucap Sarah panik.

Alvero tak mempedulikan. Ia melebarkan kedua paha Sarah kemudian memainkan sesuatu di tengah sana menggunakan jemarinya.

Alvero the AlphaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum