Chapter 56. Let's go Home

13.1K 1.3K 117
                                    

Malam itu di dalam kamar kontrakan, seorang perempuan tidur dengan tidak lelap di atas kasurnya. Ia memikirkan banyak hal sebelum tidur, mungkin itulah kenapa tidurnya tidak lelap.

Tak!

Seketika, Alinka membuka kedua matanya. Ia mendengar suara dari depan kontrakannya.

Apakah seseorang baru saja masuk??

Menyadari dirinya hanya tinggal sendirian, Alinka tak bisa tenang. Ia bangkit dari kasur dengan cepat namun tak berisik.

Alinka mengambil sebuah pentungan yang selalu ia siapkan di dalam kamarnya. Iapun mulai berdiri di balik pintu kamar.

Alinka menempelkan telinganya di pintu, berusaha mendengar.

Benar saja, suara langkah kaki terdengar samar.

Apakah itu maling?? atau penjahat yang berniat menyerang Alinka??

Siapapun itu, Alinka segera bersiap. Ia harus bersiap di posisi yang tepat untuk memukul kepala orang itu.

Kini Alinkapun membuka pintu. Ia berlari ke arah seorang laki-laki yang berdiri di tengah kontrakannya yang gelap.

Dengan sekuat tenaga, Alinka mengayunkan pentungannya ke arah orang itu.

Tak!!

Belum berhasil memukul, pentungan Alinka sudah keburu melayang karena ditepis oleh laki-laki tersebut hingga terjatuh ke lantai.

Sial. Gerakannya begitu cepat.

Kini Alinka hendak berlari ke arah dapur. Ia akan mengambil pisau.

Namun ketika hendak berlari, Alinka sudah keburu tertarik ke belakang. Laki-laki itu menahan pinggang Alinka.

"Jangan nyentuh gua bangs*t!"

BUGH!!

Dengan sekuat tenaga, Alinka memukul perut laki-laki itu menggunakan sikunya.

"Akk!"

Alinka mendengar suara laki-laki itu yang meringis karena pukulannya.

Alinka memanfaatkannya dengan berbalik dan menyerang laki-laki itu menggunakan tendangan mautnya. Tepat di perut yang baru saja ia kenai.

Bruk!!

Kini tubuh laki-laki itu terdorong hingga ke tembok. Tidak terlalu jauh karena kontrakan Alinka yang berukuran kecil.

Alinka mengepal tangannya kencang. Ia begitu kesal.

Kenapa?? kenapa selalu saja ada laki-laki yang masuk ke dalam kontrakannya?? Kenapa dunia ini sangat tidak aman untuknya??

"Bangs*t," umpat Alinka.

Alinka menatap laki-laki yang kini terduduk menyandar di tembok. Wajahnya tak terlihat karena mengenakan masker, ditambah ruangan yang begitu gelap.

Kini Alinka menyalakan lampu kontrakannya, kemudian ia mengambil pentungannya dari lantai.

Alinka berjalan mendekati laki-laki itu dengan emosi yang meluap-luap. Ia akan memukulnya dengan kencang.

Alinka berdiri di depannya. Ia bersiap mengayunkan pentungannya.

Kali ini tidak boleh gagal.

BRAK!!

Alinka berhasil. Ia mengayunkan pentungan tersebut dengan semupurna.

Suara retakkan dari pentungan kayu itu terdengar.

Namun seketika, Alinka menyadarinya. Ia membulatkan kedua matanya.

Pentungan miliknya memang membentur hingga retak, namun bukan orang itu yang terkena, melainkan tembok.

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now