Chapter 15. Orangtua Angkat

19.6K 1.4K 17
                                    

Pagi hari di kontrakan. Alvero sudah selesai bersiap untuk berangkat sekolah. Ia berjalan menuju meja makan.

Alvero mengernyit. Biasanya Sarah sudah menyiapkan sarapan untuknya, namun meja terlihat kosong.

Kini Alvero melihat ke arah pintu. Sarah berada disana, berbicara dengan seseorang.

"Siapa?" tanya Alvero setelah Sarah selesai dan berjalan ke arah meja.

"Itu, ada anak-anak jualan donat," ucap Sarah berbinar menunjukkan beberapa potong donat yang baru ia beli.

"Kita sarapan ini aja ya," ucapnya sambil meletakkan di atas meja .

"Hm," jawab Alvero kemudian duduk di kursi meja makan.

Alveropun mengambil satu potong donat tersebut. Ia mencobanya.

Alvero mengunyah kemudian menghela nafasnya pelan. "Gak enak," ucapnya.

Sarah mengerjap. Ia segera mencoba donat tersebut. Rasanya.. memang sedikit aneh.

Sarah menelan ludahnya. Sesungguhnya ia membeli donat ini hanya untuk membantu anak-anak yang berjualan tadi.

"Gua tau lo juga gak doyan, gak usah maksain," ucap Alvero.

"Doyan kok.." sahut Sarah. Ia tidak rela tidak memakannya karena sudah membeli enam potong.

"Udah ayo, sarapan di jalan aja," ucap Alvero, ia berdiri dan berjalan keluar.

"Trus ini gimana??" tanya Sarah melihat donat-donatnya.

"Buang aja."

Sarah menelan ludahnya. Ia segera menyimpan donat-donat tersebut ke dalam kulkas. Ia akan memakannya setelah pulang sekolah.

Akhirnya Sarah keluar dan berjalan menuju Alvero yang sudah menaiki motornya. Merekapun berangkat ke sekolah.

***

Saat ini, Alvero dan Sarah sudah sampai di gerobak nasi uduk yang letaknya tak jauh dari lokasi sekolah.

Karena masih pagi, jalanan belum terlalu ramai, udarapun masih terasa sejuk.

Pemilik gerobak tersebut menempatkan bangku-bangku plastiknya di sebelah kanan. Sarah hendak duduk di bangku yang disediakan

Namun kini ia menelan ludahnya. Ada banyak sekali laki-laki disana, dan tak ada satupun perempuan. Ia jadi merasa tidak nyaman.

"Sarah."

 Sarah menengok. Ia melihat Alvero yang mengambil dua bangku plastik dan membawanya ke sisi sebelah kiri.

Sarah mengerjap beberapa saat, hingga ia berjalan mendekat.

"Duduk."

Sarah mengangguk. Iapun duduk di bangku itu, kemudian merapikan rok abu-abunya agar tidak naik ke atas ketika ia duduk.

Namun seketika ia tersentak.

Alvero melempar jaketnya ke paha Sarah. Kini paha dan kaki Sarah jadi tertutupi oleh jaket Alvero.

Ibu yang menjual nasi uduk berjalan mendekat dan memberikan nasi uduknya pada Sarah dan Alvero. "Makasih bu," ucap Alvero.

Ibu tersebut tersenyum. Ia kini mencuci piring di dekat gerobak.

Sarah melirik Alvero di sampingnya. Laki-laki itu sudah mulai fokus makan.

Entah ini hanya perasaannya saja, tapi Alvero sedang bersikap baik padanya? ada apa? batinnya.

Sarah tersenyum. Iapun mulai memakan nasinya.

"Kalian berdua lucu banget deh, ibu jadi inget jaman ibu pacaran dulu."

Alvero the AlphaWhere stories live. Discover now