4 ~ KEDATANGAN YANG TIBA-TIBA

173 42 0
                                    

Jumat, 02 Juli 2021

"Bagaimana keadaannya?"

"Kirey masih belum sadar, aku rasa dia masih sedikit trauma dengan kejadian tadi!" Harry yang baru saja keluar dari ruangan kamar Kirey menjawab pertanyaan Logan. Lelaki itu tiba beberapa menit lebih lambat dari Harry karena harus mengalihkan perhatian mereka—para mahluk astral—yang ternyata masih penasaran dengan apa yang terjadi. Beruntung, Logan bisa diandalkan sebagai pengalih.

Edward, lelaki yang terakhir keluar dari kamar Kirey itu mengambil duduk di sofa. Rambutnya terlihat acak-acakan, sudut mata menghitam, dan yang paling terlihat jelas di wajah Edward adalah rasa khawatirnya. Ruangan tamu itu masih hening, pertanyaan terakhir hanya keluar dari Logan.

"Ed, apa yang harus kita katakan pada Kirey nantinya? Dia sudah terlanjur melihatnya, dan kau jelas tau Kirey itu adalah sejenis makhluk hidup dengan rasa penasaran yang tinggi!" si jenius Harry mulai bertanya lagi. Jika ini dalam keadaan normal saja dan tidak menegangkan seperti saat ini. Kemungkinan Logan dan Edward akan menanggapi omongan receh dari Harry.

"Kita bisa apalagi? Satu-satunya jalan hanya menceritakan apa yang ditanya!" jawab Ed singkat, raut wajah Harry kelihatan tidak puas dengan jawaban singkat itu. Dan sebelum Harry kembali bertanya, pintu kamar di dekat mereka sudah terbuka. Harry yang pertama sadar langsung berdiri dan menuju ke arah sana lalu disusul dengan Edward.

"Kirey? Kau sudah sadar? Syukurlah, kau membuatku khawatir!"Edward langsung memeluk tubuh Kirey yang ternyata sudah berada di ambang pintu.

Sofa kembali hening ketika aku sudah duduk di antara mereka bertiga. Aku masih mengingat jelas kejadian sore ini. Dengan tangan yang masih gemetaran dan tubuh yang masih terasa lemas. Aku menatap jam ding-ding yang sudah menunjuk ke arah jam 10, sudah malam ternyata. Aku ingin sekali bertanya mengenai tadi sore, jujur saja, semuanya terasa menegangkan. Baik Ed dan Harry langsung mengalihkan perhatian mereka ketika aku menatap kedua manusia itu? Manusia ya, apa aku masih bisa yakin dengan kata yang barusan aku ucapkan setelah melihat kejadian sore ini. Lalu, karena mereka berdua terlihat tidak ingin menjawab pertanyaanku. Perhatianku lalu tertuju pada lelaki satu lagi, aku benar-benar lupa apakah aku kenal dengannya atau tidak.

"Aku Logan, aku belum memperkenalkan diriku di café tadi karena terlalu panik!" ujarnya begitu aku menatapnya tanpa memalingkan tatapan selama kurang lebih 5 menit.

Aku mengangguk, "terima kasih!"

"Terima kasih?" seru Harry tiba-tiba, aku menatapnya. Suara Harry bahkan terlihat panik saat aku mengatakan terima kasih. Mataku menyipit menatap sepupu sialānku itu.

"Lalu apalagi yang harus aku katakan? Apa aku harus mengusirnya dari sini ketika sudah menyelamatkanku? Kau ini ada-ada saja, jangan jadi biang kerok lagi Harry. Kau ini selalu saja menyebalkan dan tidak pernah sadar diri!"

"Bukan, aku tidak mengatakan apa-apa, hanya cukup terkejut saja ketika kau tidak menerornya dengan pertanyaanmu itu. Aku cukup yakin kau sudah merancang berbagai macam pertanyaan di kepalamu itu saat ini!"

Tebakan Harry si jenius benar, namun aku tidak menanggapinya. Biar bagaimanapun caraku meladeninya, aku akan tetap kalah darinya, satu-satunya jalan agar aku menang adalah dengan merengek seperti bocah yang tidak kenal malu. Seperti yang biasa aku lakukan, dan entah kenapa, lebih tepatnya setelah cukup kesal dengan Harry tadi pagi saat di kampus. Aku jadi sedikit menjaga sikap.

"Dengar Kirey, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu. Berhubung Logan juga ada di sini, aku harap kau nantinya akan bisa percaya!"

Edward—saudaraku satu-satunya—yang duduk tepat di sampingku akhirnya buka suara. Aku menatap Harry yang seperti memberi kode pada Edward, sepertinya sepupuku itu berusaha untuk menghalangi Edward. Tapi aku tau Edward, jika dia sudah memulainya, maka dia pasti akan menyelesaikannya. Aku masih menunggu penjelasan Edward, namun sebuah bunyi mobil yang memasuki pekarangan rumah lebih dulu terdengar di telingaku. Dengan cepat, aku langsung berdiri dan mengintip siapa gerangan yang bertamu malam-malam begini. Aku jadi sedikit parno setelah kejadian tadi sore. Aku menatap kepala lain yang juga menyembul di sampingku, lagi-lagi Harry yang melakukannya. Aku cukup kesal, namun mengabaikannya.

The Spesial Bride of DragonOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz