109 ~ Kekuatan Demon Kirey

70 14 0
                                    

Srak—pedángku berhasil menyambar salah satu dari para death eater itu, perhatianku tertuju pada Travold yang terbang tidak jauh dariku. Makhluk satu ini salah-satu jenis yang tidak pernah aku hadapi sebelumnya. Aku terbang, lalu menghilang dan srak—pedangku menghunus dáda sosok itu, begitu terus hingga tatapanku tertuju pada Jack yang berteriak minta tolong di bawah sana.

"Sial!" seruku dan terbang bebas dari atas dengan sayap hitamku. Death eater lain yang melihat keberadaanku lekas menuju ke arahku, berusaha untuk menghisap energi kehidupanku. Sialan, ini benar-benar sangat berbahaya. Jika aku terus terbang seperti ini, maka mereka bisa saja menangkapku.

Plup—Aku menghilang dan srak—pedangku lagi-lagi menebas leher sosok hitam dengan jubah hitam itu. Badan Jack terjatuh, beruntung aku lebih dulu menahan badannya yang hampir terjatuh ke tebing. Jack terduduk lemah di atas tebing, dengan mata yang melotot dan nafas yang naik turun. Aku menyentuh tangan Jack, dan memberikan sebagian energiku padanya. Hal itu berhasil membuat kesadaran Jack berangsur-angsur membaik.

"Terima kasih, Kirey!" seru Jack, setelah beberapa saat kemudian dia mulai sadar. Wajah Jack masih membiru, sepertinya jika aku telat beberapa menit saja. Nyawa Jack bisa melayang.

"Mereka tidak bisa dilawan dengan mudah, apa kau tahu atau apa kau pernah membaca mengenai makhluk satu ini? Aku hanya pernah mendengar namanya saja, tapi tidak dengan cara memusnahkan mereka atau menghadapi mereka. Jika terus seperti ini...." Bruk—tanganku terangkat dan mengarahkan sihirku pada death eater yang hampir menyeráng kami. Makhluk itu membentur tebing, membuatku menatap tubuhnya yang menghilang seperti debu. "Jika terus seperti ini, kita akan kekurangan anggota!" seruku, menatap anggota klan lainnya yang mulai terpukul mundur. Beberapa dari mereka bahkan sedang kejang-kejang karena nyawanya sedang dihisap oleh para death eater tu. Ini benar-benar berbahaya.

Jack? Dia masih berpikir, rambut putih panjangnya terombang-ambing karena angin. Sepertinya Kyle memang memilih sekutu yang tidak biasa. Death Eater adalah pasukan penyihir hitam yang menghisap energi kehidupan. Mereka berdatangan dari langit yang terbelah bersamaan dengan gemuruh petir-petir itu, beberapa saat lalu. Kami langsung berpencar dan menyusun rencana. Namun rencana yang kami susun sama-sekali berantakan, karena kekuatan kami yang benar-benar tidak seimbang.

Srak—aku kembali mengeluarkan kekuatanku dan menghempaskan para death eater yang terus menyeráng kami. Aku menatap suara teriakan di belakang, itu adalah Harry yang kembali cerewet sembari menyeràng pada death eater itu. Aku menghilang dan plup—tiba di depan Harry. Tanganku mengambil pedang itu dan bruk—death eater yang hampir menyeràng Harry dari belakang terlempar ke belakang dan menghilang. Aku mengulurkan tanganku dan membantu Harry untuk bangkit berdiri.

"Thanks!" seru Harry

Aku mengangguk dan lekas membawa Harry bersama dengan Jack, kami berlindung di bawah tebing. Para death eater itu tidak akan tahu jika kami bersembunyi di sini. Aku menatap Harry yang sesekali menatap ke atas, hujan rintik-rintik kembali turun, dan langit semakin gelap. Aku takut, jika kami benar-benar akan kehilangan banyak klan. Hal yang paling aku khawatirkan adalah, keberadaan Luna Anna dan juga saudaraku Edward.

"Kenapa kita bersembunyi di sini, Kirey?" Jack yang sudah lebih baik menatapku. Tangannya terulur ke luar, merasakan gerimis yang mulai turun deras. Sepertinya gerimis itu akan berubah menjadi hujan.

"Aku ingin bertanya pada kalian, apa kalian pernah membaca cara memusnahkan para death eater itu? Aku merasa kekuatan mereka tidak ada habis-habisnya, untuk membunuh satu, aku harus merelakan cukup banyak energi. Dengan begitu, kita tidak akan pernah bisa memenangkan peperángan ini. Kyle lebih unggul dengan bantuan makhluk itu!"

Jack dan Harry saling menatap satu sama lain, aku berjalan mendekat ke arah atas. Crikkk—cahaya itu hampir saja mengambil nyawaku. Beruntung aku lebih dulu tertarik ke dalam tebing, aku kembali mengintip dan srk—sesuatu terjatuh di depan kami, lalu menghilang begitu saja. Hampir saja, aku menahan nafasku lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Death Eater itu sepertinya tadi berada di atas tebing ini dan menyadari keberadaan kami. Melihat aku, aku lekas memejamkan mataku, membangun portal untuk kami bertiga. Sesekali aku menatap cahaya-cahaya dari luar, dan blush—aku membalikkan badanku saat merasakan ada aura lain di sini.

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now