24 ~ DESA AY

89 31 0
                                    

Sabtu 17 Juli 2021

"Tapi, setidaknya masih ada beberapa golongan masyarakat yang berada di pihakmu. Bukan begitu Zes?" Travold yang sejak tadi diam ikut buka suara. Menatap Zespri dengan tatapan tajamnyâ—seperti biasa.

"Ini sudah larut, sebaiknya kalian pergi tidur. Aku hanya punya satu kamar, dan itu hanya untukku. Lagi pula, sebagai tamu kalian harusnya bayar jika ingin menginap di sini. Sudahlah, badanku sudah tua dan tidak kuat untuk begadang. Aku tidur dulu, mengenai masalah besok diselesaikan besok saja. Jika ada hari besok, kenapa harus sekarang? Bukan begitu Harry?"

Aku menggelengkan kepala heran, pak Tua itu benar-benar menyerap semua bahasa anak hits di bumi. Bukan anak hits, tapi lebih tepatnya bahasa dari kaum rebahan.

"Lihatlah si tua Bangkâ itu, dia bahkan tidak menawarkan kita selimut? Dasar tua bangkâ tidak peka, pelit dan tidak tahu umur!" Harry kembali mengeluh.

Aku mencari posisi yang nyaman. Jaguar milik pak tua ini cukup berguna juga. Dia menunjukkan padaku sofa di sebelah rak buku. Jauh lebih nyaman daripada sofa yang kami tempati saat ini. Harry yang melihatku hendak beranjak ke sana, lebih dulu berlari dan hendak mengambilnya. Namun jaguarku lebih dulu mengâncam Harry dengan gigi tajamnyâ. Membuat Harry mundur dengan perlahan. "Ini tidak adil Kirey, kau lebih mudah mendapatkan tempat senyaman ini karena ada yg membantumu. Sedangkan kami? Tidak ada, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kamu mengalah saja dan berikan aku sofa itu. Kamu bisa tidur di sana!" Seru Harry sambil menunjuk lantai. Jaguarku sudah menatap Harry dengan kesal, lihatlah, hewan saja kesal dengan sikap tidak tahu diri Harry.

"Tidak mau, cepat pergi atau aku akan menyuruh jaguar ini menggigitmü. Bagaimana? Penawaran yang impas, bukan?"

"Dasar tidak tahu terima kasih. Aku selama ini selalu memberimu—"

"Gigit dia!" seruku pada jaguarku yang sudah bersiap menyerâng Harry.

Harry langsung pergi tanpa diperintah dua kali. Aku lekas menahan jaguarku yang hampir menggígit Harry. Jaguarku lekas mengambil tempat di bawah sofaku setelah memastikan Harry tidak akan mengganggukŭ lagi. Lalu tidak lama, aku langsung mengambil posisi tidur paling nyaman.

"Kenapa kalian tidak adil? Aku ingin tidur di sini, ayolah Logan, Ed! Berikan padaku tempatmu itu untuk tidur!" Harry masih mencari tempat. Dia menggânggu Edward dan Logan yang sudah terlihat hampir tidur di sofa. Aku menatap Harry, sepertinya tidak ada lagi tempat untuknya. Aku terkekeh senang, Harry harus tahu rasanya jika serâkah. Edward dan Logan terlihat sama-sekali tidak peduli dan tetap memejamkan mata mereka.

"Kalian kejam sekali, bagaimana aku tidur dengan seperti ini? K—"

"Ambil tempatku dan jangan berisik, aku akan membuatmu tidak bisa berbicara lagi jika kau membuat keributân!" Travold melempar tatapan tajam pada Harry yang langsung terdiam dan tidak berani berkata apa-apa. Tapi tetap mengambil tempat Travold.

Aku menatap Travold yang menghela nafasnya, lalu sekilas menatapku. Dia mengalihkan perhatiannya lebih dulu dan menghilang begitu saja. Aku kembali duduk, kemana perginya Travold? Aku menggelengkan kepala, Travold memang penuh dengan misteri. Jadi, aku seharusnya tidak harus peduli padanya.

***

"Tidak!"

Aku terbangun, menatap ke arah ruangan dimana aku berada. Aku menghela nafas kasaŕ, aku bermimpi. Itu hanya mimpi, karena buktikan aku masih berada di dimensi ini. Aku beranjak dari tidurku, berusaha untuk sepelan mungkin. Agar tidak membangunkan jaguar di bawahku dan juga Harry, Edward dan Logan. Aku menatap isi ruangan ini lebih dulu, dan ternyata Travold masih belum ada di sini.

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now