50 ~ Kemarahan Edward & Masa Lalu Kirey!

83 29 2
                                    

07 Agustus 2021

Aku berbalik dengan badan kaku, menatap Travold yang berdiri di depanku saat ini dengan tatapan dingin. Aku menelan salivaku, aku takut. Nafasku bahkan naik turun melihat tatapan Travold yang seperti semula. Namun sebelum aku sempat menjawab, aku merasakan cengkraman di leherku begitu kuat. Mataku menatap Travold tidak percaya, dia terlihat diselubungi aura lain.

"Tidak, lepaskan aku Trav. Aku memang melihat apa yang terjadi, tapi aku tidak sengaja. Aku hanya penasaran kenapa kalungku bercahaya dan memerintahku untuk menuju kemari. Aku mohon, lepaskan tanganmu!"

Travold tetap diam dengan tatapan matanya yang tajam, serta sebelah tangannya yang mencengkram leherku. Aku mulai kehabisan nafas, kakiku bahkan sudah tidak berpijak di tanah. Tidak ada tanda-tanda Travold akan melepaskan cengkramannya. Aku berusaha untuk melepaskan diriku, namun sama-sekali tidak berhasil, kekuatan Travold terasa jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

Bruk—badanku terjatuh ke tanah, aku menatap tubuh Travold yang terbanting ke pohon. Aku menatap Edward yang masih terus mengejarnya, menendang tubuh Travold yang bahkan tidak sempat untuk berdiri. Dadaku masih terasa sesak, Harry tiba di depanku dengan wajah panik. Dia memeriksa leherku dan juga denyut nadiku.

"Apa kau baik-baiks aja?" seru Harry

"Harry, hentikan Edward. Travold sedang tidak sadar dengan apa yang dia perbuat padaku, aku mohon hentikan Edward!" seruku panik saat menatap Edward yang terus memukul Travold tanpa henti.

"Tidak Na, kau hampir saja terbunuh karena lelaki bodoh itu. Biar saja dia yang mati, Edward lebih kuat daripadanya!"

Aku menggeleng, berusaha untuk meyakinkan Harry. Tapi sepertinya itu tidak mempan, aku beralih menatap Logan, "Logan, aku mohon hentikan Edward. Ini tidak seperti apa yang dia lihat, Travold memang sudah mengatakan bahwa aku tidak boleh dekat dengannya, aku saja yang mengikutinya hingga kemari. Aku mohon!" isakku, menatap Logan dengan penuh harap.

Logan awalnya menatapku dengan tidak yakin, tapi dia memutuskan untuk menghentikan Edward yang terlihat begitu marah. Dia bahkan sudah membanting tubuh Travold beberapa kali, meninju wajah lelaki itu hingga mengeluarkan darah. Travold sama-sekali tidak melawan, aku rasa dia baru saja sadar dengan apa yang telah dia lakukan padaku. Ini tidak sepenuhnya kesalahan Travold, tapi juga denganku.

"Bajingan, bedebah, apa kau ingin membunuh adikku hah? Dasar biadab, seharusnya kau mati saja!" Edward terus memukul wajah Travold yang sudah babak belur

"Ed, hentikan Ed. Ini tidak seperti yang kau lihat, Kirey tidak apa-apa, sebaiknya kau jangan membuat kerusuhan di sini!"

"Diam sialan, dia hampir saja membunuh adikku jika aku tidak datang tepat waktu. Aku tidak pernah membiarkan ada orang lain yang menyakiti Kirey, jika hal itu terjadi, siapapun orangnya akan berhadapan denganku. Sialan, kau harus mati!" teriak Edward hendak melepaskan tinju terakhirnya.

"Edward, sadarlah!" teriak Logan, menahan tinjuan Edward yang hampir mengenai wajah Travold.

Edward menatap Logan dengan tatapan penuh emosi, lalu melihat Travold lagi. Beruntung amarah Edward sepertinya sudah reda, dia berdiri dan menendang tubuh Travold sebelum berjalan menuju ke arahku. Tatapan marah Edward tadi langsung berubah, dia berjongkok di hadapanku. Aku menatap Edward dengan tatapan mata berkaca-kaca. Menahan tangannya yang hendak memukul Travold lagi.

"Apa yang terjadi, Na? Aku sudah bilang jangan pernah jauh dariku, aku tidak ingin kehilanganmu Kirey. Apa yang dia lakukan padamu, apa dia ingin membunuhmu? Bilang saja Na, aku akan membalaskan semuanya padanya. Aku mohon, jangan seperti dulu lagi Kirey, jangan sampai"

Aku mengerti perasaan Edward, aku lekas memeluk Edward dan menangis di dekapannya. Aku terus menangis dan tidak peduli. Aku masih terlalu syok dengan hal tadi. Edward mendekapku erat, sembari mengelus punggungku, dia berusaha untuk menenangkanku. Aku kembali merasakan moment gelap itu, kejadian itu dan juga trauma masa laluku. Darah, pembunuhan dan semuanya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya aku bisa menenangkan diriku dan juga perasaan takutku. Kejadian beberapa tahun silam kembali berputar di dalam memoriku, sosok besar dan tinggi yang juga melakukan hal yang sama. Edward kembali menarikku kedalam dekapannya, sepertinya dia tahu jika traumaku itu kambuh lagi. Harry yang juga ada di sebelahku berusaha untuk menenangkanku.

"Kau sudah lebih baik, Na?" seru Edward pelan

Aku mengangguk, aku tidak boleh begini terus dan aku sudah berjanji dalam diriku sendiri. Aku harus melawan rasa takutku itu. Perhatianku tertuju pada Harry dan juga Logan yang sedang membantu Travold. Aku hendak bangkit, namun Edward menahan bahuku, dia menaikkan daguku. Membuat tatapanku hanya tertuju padanya.

Edward menggeleng

"Untuk saat ini, jangan bertemu dulu dengannya dan aku tidak ingin mendengar apapun tentangnya. Kita kembali, Harry dan Logan sudah berhasil memperbaiki bendungan itu. Mereka bekerja keras dengan itu. Klan kurcaci sedang menyiapkan beberapa hidangan besar untuk perayaan itu! Ikut denganku!"

Edward lebih dulu menggendongku, dia berjalan membawaku, meninggalkan mereka bertiga di belakang kami. Aku beruntung punya Edward, dia tetap mengurusku seperti ini, sejak aku mengalami trauma itu. Jika bisa jujur, saat ini memang aku tidak sanggup untuk berjalan. Tubuhku masih gemetaran hebat, aku hanya memaksakan diriku sendiri dengan harapan agar aku bisa sembuh. Meskipun harapan itu hanya sedikit.

Begitu tiba di klan kurcaci, Cara Cinema langsung berjalan mendekati kami. Dia terlihat bingung dengan apa yang terjadi padaku, tapi dia memilih untuk diam dan memberikan segelas air padaku. Edward membantuku minum, badanku masih terasa lemas dan tanganku masih berkeringat.

Tapi aku juga mengkhawatirkan keadaan Travold, keadaanya juga tidak baik. Aku yakin dia juga pasti kesulitan di posisinya. Adiknya berada di ambang mati dan hidup, terlebih dengan sosok berjubah putih itu. Sebenarnya siapa dia?

Caraci membawa beberapa daging segar, Edward lagi-lagi membantuku untuk makan. Aku menatap ke belakang, Logan dan Harry masih belum juga muncul. Aku menarik nafas dalam, lalu menyelesaikan makanku, meskipun Edward tetap memaksaku.

Keadaanku berangsur-angsur tenang, Harry dan Logan sudah kembali, namun tanpa Travold. Hal itu malah membuatku merasa cemas, namun Edward tetap memerintahku untuk tetap diam dan tidak banyak melakukan aktifitas.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian nak? Edward begitu panik ketika tidak melihatmu ada di bendungan! Kau kembali kemari juga tidak dalam keadaan baik-baik saja, aku juga tidak melihat pemuda penunggang naga itu. Apa terjadi masalah pada kalian berdua?" seru Cara Cinema

"Jangan bertanya hal itu untuk saat ini lebih dulu Cara Cinema, bukannya bermaksud tidak sopan padamu. Tapi keadaan Kirey sedang tidak baik-baik saja, tunggu keadaannya tenang baru kita bisa bertanya. Sepuasnya!" jelas Harry.

Caraci dan Cara Cinema terlihat paham, mereka lekas melakukan aktivitas mereka sebelumnya. Edward tetap duduk di sebelahku, sama-sekali tidak ingin beranjak. Harry dan Logan pergi untuk membantu persiapan perayaan para klan kurcaci itu.

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang