61 ~ Kerajaan Siren, Kalung dan Lord Jaballah

79 25 9
                                    

12 Agustus 2021

"Apa masih jauh lagi?"

Jaafar menatapku, sesekali dia berhenti karena kakiku mulai terasa sakit. Meski ramuan itu masih bekerja, tetap saja badanku sakit melawan tekanan air. Beberapa menit lalu, tanganku bahkan terlepas dari genggaman Jaafar karena badanku semakin melemah.

"Masih cukup jauh lagi, apa kau sudah kelelahan?"

Aku mengangguk, "Kakiku sedikit sakit. Aku tidak terbiasa bergerak seperti kalian!"

Jaafar menatap kakiku, dan menyentuhnya. Cahaya biru keluar dari tangannya, badanku sedikit lebih baik. Aku menatapnya, "Apa yang kau lakukan?"

Dia tersenyum sembari tetap memegang kakiku, "Aku hanya membantumu sedikit. Apa pakaianmu terasa basah?"

"Tidak, sama-sekali tidak!"

"Baguslah, bagaimana? Kakimu sudah lebih baik?"

Aku kembali mengangguk, Jaafar melepaskan tangannya dari kakiku. Edward dan yang lainnya sudah berada di depan kami. Mereka berenang semakin cepat karena keadaan Travold yang semakin memburuk. Dia bahkan sudah tidak sanggup untuk berenang, Jaabar dan Jaabir yang membawa Travold.

"Kita istirahat dulu, nanti—setelah keadaanmu lebih baik. Kita baru menyusul mereka, laut tidak akan menyerang klan siren. Jadi ini tidak apa-apa, lagipula kita sudah cukup jauh dari daratan! Klan penyihir hitam itu juga tidak mungkin mengejar kita sampai kemari!"

"Tidak usah, kita lanjut saja Jaafar. Aku takut kondisi Travold semakin memburuk dan dia membutuhkanku!"

Jaafar mengangguk, "Baiklah jikalau begitu, tapi karena keadaanmu sedang tidak baik. Maafkan aku...."

Aku terkejut ketika Jaafar menarik pinggangku mendekat padanya, aku berdebar, terlebih saat Jaafar tersenyum padaku. Aku tidak banyak bertanya lagi, dia sudah lebih dulu berenang dengan membawaku. Sesekali aku harus berpegangan pada lengan Jaafar, ketika kami melewati batuan dasar laut. Kalungku benar-benar membantu kami.

"Boleh aku bertanya, Kirey?"

Aku tersentak, jarak kami terlalu dekat dan Jaafar yang tiba-tiba bertanya membuat leherku sedikit meremang. Aku menatap samping wajahnya, rahangnya tegas, kulit putih dan jangan lupakan rambut Jaafar yang bergerak sesuai dengan arah arus. Tatapan kami bertemu, aku lekas memalingkan wajahku ke depan. Sayangnya Jaafar sepertinya menyadarinya, dia mengurangi jarak di antara kami.

"Ahh... mau bertanya apa?"

Jaafar kembali menatap ke arahku, raut wajahnya terlihat tidak yakin. Aku sedikit gugup, tatapan Jaafar sedikit tajam dan memikat daripada yang lainnya, termasuk Travold. "Apa hubunganmu dengan Travold? Maaf jika aku lancang, hanya saja aku ingin tahu, kau terlihat begitu mencemaskannya daripada saudaramu—Edward—sendiri. Aku jadi sedikit ingin tahu mengenai hal itu!"

"Travold?" ulangku, dan Jaafar mengangguk mantap. Wajahnya juga tidak segugup tadi, dan tatapanku sudah menuju ke arah depan. Aku diam, aku rasa hubunganku dengan Travold itu biasa saja. Dia berkali-kali menyelamatkan nyawaku, dan seperti yang dikatakan oleh Zura. Dia memberikan kepadaku bagian berharga di dalam dirinya. Terlepas dari hal itu, aku rasa kami tidak ada hubungan yang lebih.

"Kami hanya terhubung karena kejadian yang berturut-turut menimpa kami dan sengaja mengikat kami. Aku rasa tidak ada yang lebih diantara kami, aku khawatir padanya karena dia memberikan sebagian elemen terpenting di dalam tubuhnya. Hal itu lah yang membuat tubuh Travold sulit untuk sembuh, namun ketika aku dekat dengannya. Aku bisa berbagai energi dengannya!"

"Kenapa dia memberikannya?"

"Hal ini terjadi ketika kami berada di klan Vampire, sebelumnya kerajaan itu dikuasai oleh unsur politik dari tetua Zix bersaudara. Mereka memanfaatkan kekuatan mereka untuk mengontrol King Zavier. Dengan kuasa itu, mereka memeras rakyat biasa dan menghancurkan sistem kerajaan."

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now