21 ~ PERBATASAN

87 29 0
                                    

Rabu, 14 Juli 2021

Aku bangun, menatap api menyala yang terasa menghangatkan kulit. Aku melihat Edward tidur tidak jauh dariku, Harry dan Logan terlihat sedang berjaga. Aku menatap ke semua arah, namun aku tidak melihat Travold. Aku duduk, sepertinya tidak ada yang sadar bahwa aku sudah siuman. Tatapanku tertuju ke depan, aku melihat punggung Travold menghilang di balik batang pohon besar. Aku lekas berdiri, mengikuti ke mana perginya Travold subuh-subuh begini. Aku sengaja melangkah dengan sangat pelan, agar Harry dan Logan tidak tahu. Aku berjalan memasuki hutan, pohon-pohon tumbuh tinggi. Membuat akar-akarnya menembus tanah dan sampai ke permukaan, jika tidak berhati-hati, bisa saja seseorang yang melewati hutan ini akan tersandung akar pohon dan terjatuh.

Aku berhenti di mana terakhir kali aku melihat Travold menghilang, karena masih sangat gelap. Aku benar-benar tidak bisa melihat dengan jelas. Aku hampir berbalik, jika saja aku tidak mendengar ada bunyi ranting tidak jauh dariku. Aku menatap lurus ke depan, hendak berjalan mendekati sosok itu. Namun seseorang tiba-tiba menutup mulutku. Aku hendak menyerangnya, namun tanganku sudah dikunci lebih dulu. Aku tidak tahu siapa yang menarikku bersembunyi di bawah pohon. Sampai sosok itu melepaskan bekapannya.

"Sttt, jangan bergerak Kirey! Intinya jangan membuat keributan di sini!"

Travold, yang membekapku tadi adalah Travold. Aku menatapnya dengan heran, "bukankah kau tadi pergi ke sana?"

"Tidak, aku bahkan baru sadar dan melihatmu berjalan ke arah sini. Edward ada di belakang kita!" seru Travold

"Edward?"

"Sttt, jangan berisik Kirey. Lihatlah, itu adalah makhluk penghuni tempat ini. Mereka tidak berbahaya jika tidak diganggu, mereka bisa berubah menjadi apa pun. Termasuk dalam bentuk manusia, jika kamu mengikutinya, mereka bisa saja membuatmu menjadi makanan mereka!"

Bulu kudukku merinding, menatap sosok itu yang lama-kelamaan mulai berubah. Dan tidak lama, bunyi tulang yang retak terdengar, dan sosok yang tadi berbentuk manusia itu sudah berubah menjadi rusa biru. Bercahaya, sama seperti apa yang aku lihat saat baru saja terbangun. Makhluk itu pergi dan menghilang di balik kabut jauh di depan kami. Edward yang ternyata bersembunyi di balik pohon di belakang kami lekas keluar.

Kami langsung keluar dari hutan itu, tidak membuat keributan barang sedikit pun sampai kami sampai di tempat Tamus berada. Mereka terlihat khawatir dan langsung merasa lega begitu melihat kami tiba di sana. Jujur, aku masih tertarik dengan makhluk tadi, aku merasa seolah mereka itu tidak berbahaya sama-sekali.

"Hutan ini memang memiliki sejuta hal yang tidak bisa dijelaskan. Termasuk makhluk yang bisa berubah bentuk menjadi apa pun itu, makhluk itu tidak mengganggu jika tidak diganggu lebih dulu. Beruntung sekali Travold melihatmu pergi ke arah hutan itu!" jelas Tana menghampiriku. "Kau baik-baik saja bukan?"

Aku mengangguk, Travold sudah berjalan menuju arah sungai dan membasuh wajahnya. Mengenai Travold, aku penasaran kenapa warna dari darâhnya berwarna hijau kebiruan. Namun, aku mengurungkan niatku untuk bertanya melihat Travold yang seolah menghindariku. Aku berjalan menuju ke arah sungai, setelah meminum ramuan yang diberikan oleh Tana. Aku baru ingat bahwa iguanaku juga terluka kemarin. Aku memegang kalungku, mencoba untuk berbicara dengan mereka. "Aku baik-baik saja putri, hanya saja aku sudah kepanasan di sini. Bisakah Anda mengeluarkan aku untuk berendam di sungai itu?"

Aku mengangguk, lalu hanya memikirkan iguanaku keluar dari kalungku. Tidak lama, aku langsung melihat cahaya bening itu kembali terlihat, dan tidak lama. Iguanaku sudah memasuki air dan berendam di sana. Aku melihat tubuhnya yang semalam terluka sudah membaik, aku meraba kalungku. Aku rasa kalung ini memberi mereka kekuatan untuk menyembuhkan diri secepat itu. Dan aku masih mengabaikan panggilan putri dari kalung ini. Aku rasa mereka mungkin memanggil setiap gadis dengan sebutan putri. Aku membasuh wajahku, badanku jauh lebih segar. Aku lekas mendekati Edward yang mengawasiku dari jauh, mereka terlihat membakar daging pemberian Anna. Dan jangan lupakan wajah Harry yang kesal dengan daging bakar itu.

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now