65 ~ Sebuah Pengakuan

65 20 0
                                    

16 Agustus 2021

"Jadi, kalian berasal dari klan permukaan?"

Aku mengangguk sembari meneguk teh yang diseduh oleh Jaanafar—ayah Jaafar yang begitu ramah ketika kami pertama kali mengatakan bahwa datang dari klan permukaan. Sosok lelaki tua itu duduk setelah meletakkan beberapa jenis makanan di depan kami. Melihat makanan itu, aku jadi memikirkan Harry lagi. Jika saja dia tidak ngambek dan ikut dengan kami, pasti dia sudah sangat senang dengan makanan yang disediakan oleh Jaanafar. Nama ayah Jaafar dengan namanya memang mirip, aku baru tahu jikalau nama di klan ini diturunkan dari ayah atau mendiang ibu mereka.

Jaanafar mengangguk, "Aku dulu tinggal di klan permukaan nak. Lalu aku jatuh cinta pada sosok wanita yang menyelamatkanku ketika tenggelam dari perahuku. Dia memberiku ramuan agar aku bisa menjadi bagian dari klan mereka, dan inilah aku. Tetap berada di sini, banyak kenangan dengan istriku di rumah ini. Sekalipun jauh dari desa, tapi aku menikmati kehidupanku di sini. Aman, hening dan tentram."

"Mungkin aku akan banyak belajar dari Anda nantinya setelah tinggal di sini!" seru Logan, menyita perhatianku.

"Apa kau yakin akan tinggal di klan ini nantinya?" seruku

"Ya, memangnya dimana lagi aku tinggal? Jika bisa kembali ke bumi, itu beda lagi ceritanya! Bagaimana denganmu?"

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu darimana klanku berasal. Aku sudah hampir menyerah dengan semua ini, setiap klan yang kita temui tidak memberikan petunjuk mengenai semua ini. Jadi terasa ambigu dan tidak ada kejelasan!"

"Tunggu dulu, apa yang sedang terjadi dengan kalian?" Jaanafar menengahi pembicaraanku dengan Logan.

"Ayah, sebelumnya ada yang ingin aku tanyakan padamu. Ini mengganggu pikiranku sejak beberapa jam ini. Lihat...." Seru Jaafar menunjukkan tato di lengannya dan juga menunjuk kalungnya yang masih tetap seperti biasa. Jaanafar menatap tato dan juga kalung itu.

"Apa kau sudah menemukan matemu, Jaafar? Kapan kau akan membawanya pada ayah?" seru Jaanafar antusias, namun mimik wajahnya menunjukkan kebingungan. "Tapi kenapa kau masih mengenakan kalung itu?"

"Ini yang aku tanyakan pada ayah, Kirey tidak sengaja menyentuh kalungku ini ketika aku sudah berada di masa kawin. Kami berdua dilingkupi cahaya dan tato ini muncul di lenganku, tapi tidak dengan Kirey. Dia biasa saja, tidak ada tato di lengannya. Dan, kalung ini masih saja tetap berada di leherku. Kalungnya tidak menghilang!"

"Kirey, boleh aku melihat tanganmu nak? Aku ingin memastikan sesuatu dulu!"

Aku berdiri dan berjalan mendekat, memberikan tanganku pada Jaanafar. Dia meraba dan melihatnya selama beberapa menit. Lalu menatapku, juga Jaafar "Kemari dan ikut denganku, kalian bertiga!"

Jaanafar membawa kami berenang keluar dari rumahnya, memutari rumah itu dan berenang ke arah kedalaman laut yang terlihat gelap. Aku dan Logan berhenti di tempat, saling menatap. "Tidak apa-apa Kirey, ayahku tidak akan membuatmu dalam masalah besar. Kau di ajak ke markas rahasianya, itu berarti kau itu istimewa!" seru Jaafar

Untuk sekali lagi, aku menatap Logan, dia akhirnya mengangguk dan berenang menuju Jaanafar yang sudah menghilang di balik gelapnya laut. Jaafar meminta persetujuanku untuk memeluk pinggangku, aku menghela nafas dan mengangguk. Tanganku terangkat dan memegang lengan Jaafar, dia membawaku berenang menuju kegelapan itu. Terus berenang sehingga aku merasakan bahwa sepertinya ada sesuatu di dalam kegelapan ini. Kami memasuki sebuah gua, Jaanafar dan Logan menunggu kami. Lalu kami memasuki goa itu.

Aku salah, ternyata bukan goa. Jaanafar menatap ke arah sekeliling lebih dahulu, lalu mengeluarkan sebuah kunci dan membuka sebuah pintu yang ada di tengah goa. Aku mengerutkan kening, ruangan itu terang sekali. Begitu kami masuk, aku tidak bisa mengurangi rasa terkejutku.

"Silahkan duduk!" seru Jaanafar, dia sudah memasuki sebuah bilik lagi.

Aku duduk, lalu memperhatikan ruangan ini. Sulit untuk menjelaskannya, tapi ruangan ini begitu terang, ada sebuah mutiara yang berada di tengah ruangan sebagai pemberi cahaya. Banyak buku yang tersusun di masing-masing sudut ruangan, bentuk ruangan ini seperti di dalam sarang lebah.

"Ayahku memang terinspirasi dari sarang lebah ketika berada di darat, dia benar-benar sungguh kreatif!" seru Jaafar

"Pantas saja, ruangan ini begitu unik, tapi apakah ruangan ini menyatu dengan rumah utama itu? Jika tidak salah, tadi kita berenang memutari batuan!" seru Logan

"Kau benar, ini memang ruangan rahasia ayahku. Dia itu suka mencari hal yang aneh dan unik, dia bahkan bisa membangun ruangan ini. Ketika aku belum melayani istana, dia sering membawaku berpetualang menuju laut-laut yang tidak pernah kami lewati. Seperti samudra bermuda, kami sudah pernah ke sana!"

"Apa kalian berhasil?" tanyaku

"Tidak, kami tidak berhasil menjelajahinya. Ombah di dalam dan tekanannya begitu besar, banyak hewan aneh berada di sana, dan yang paling kami takuti adalah arus menuju black hole. Itu menyeramkan dan...."

"Hampir menyeretku ke dalam sana jika putraku ini tidak sigap menolongku!" sambung Jaanafar

"Itu mengerikan!" cicitku

Jaanafar dan Jaafar terkekeh, "Tidak juga, itu menjadi hal yang menyenangkan dan penuh tantangan. Jika tidak pernah mencoba, maka kami tidak akan bisa menceritakan hal itu pada kalian. Sesekali kita perlu menantang maut, itu menyerukan!" ujar Jaanafar. Jiwa mudanya kembali bangkit. Aku yakin dia pasti sudah bosan hidup di darat sehingga dia menghabiskan banyak waktunya di dalam laut gelap ini.

"Apa kalian pernah mendapat serangan dari hiu atau hewan-hewan laut lainnya?" tanya Logan

"Tidak, mereka tahu bahwa kami adalah salah satu dari bagian laut ini, lagipula tidak ada hewan laut kecuali ikan yang kalian lihat dan beberapa plankton yang bisa hidup di kedalaman seperti ini. Tempat para klan siren benar-benar berada di dasar, itu sebabnya kalian tidak pernah mendapati dataran di sini. Semuanya berupa lembah, jurang, tembok dan gunung-gunung. Sangat jarang di sini ada dataran!"seru Janafar sembari meletakkan buku dan benda aneh yang tadi dibawanya dari bilik sebelah

"Jaafar, bantu ayah untuk menemukan buku yang sejak dulu ayah larang untuk kau baca. Itu akan berguna jika pemiliknya ada, dan sekarang pemilik buku kehidupan ini ada bersama kita. Itu sebabnya ayah sangat bersemangat!"

"Pemilik? Apa maksud ayah adalah Kireyna?"

"Benar, dia adalah pemilik buku, kalung legendaris dan juga hewan legendaris itu. Tenang wahai anakku, kau memang membawanya kemari untuk mencari tahu solusi dari masalahmu. Tapi itu tidak apa-apa, kau hanya menyukai gadis dengan senyum memikat itu saja sehingga kau mendapat tato itu, tapi tidak dengan Kirey. Dia bukan jodohmu, maka berhentilah menyukai orang yang bukan jodohmu!"

Aku terdiam, begitu juga dengan Logan dan Jaafar. Wajah Jaafar tiba-tiba memerah, tidak berani untuk menatapku. Apa benar dia menyukaiku?

"Ayolah, tidak usah saling malu putraku, kau tidak pernah malu seperti ini. Jika kau merasa melakukan kesalahan, maka kau harus mengakuinya!"

Jaafar terlihat menatap Jaanafar dengan wajah memohon, tapi lelaki paruh baya itu hanya menaikkan bahunya dan kembali mencari sebuah buku di dalam tumbukan buku yang berserak di atas meja. Jaafar memutuskan untuk menatapku, dia menggaruk belakang kepalanya, tersenyum bodoh saat menatapku.

"Kirey, a—apa yang ayahku katakan memang benar. Ketika melihatmu untuk pertama kali di kejar oleh hewan-hewan darat itu, aku terpaku melihat senyummu. Sejak itu, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Tapi sepertinya apa yang ayahku katakan benar, aku tidak bisa menyukai seseorang yang bukan jodohku. Maaf sudah berani menyukaimu dan membuatmu tidak nyaman!" Jaafar menundukkan wajahnya

Namun tubuh Jaafar terkejut ketika mendapatkan pelukannya, aku memeluknya cukup erat. Lalu melepaskannya setelah beberapa menit berlalu. Tatapanku menguncinya, dia sama-sekali tidak mengalihkan perhatiannya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah dan minta maaf, terkadang cinta tumbuh begitu saja. Aku menghargai pengakuan dan juga kejujuranmu, tapi aku juga ingin mengatakan maaf tidak bisa membalas perasaanmu. Ada sosok yang aku sukai!" seruku final

Tatapan Jaafar terlihat terkejut, tidak hanya dia, tapi juga dengan Logan. Tapi jika Jaafar berani jujur, maka aku juga harus berani mengakui perasaanku. Ada sosok lain yang menarik perhatianku, dan itu sudah beberapa hari, tidak hari, tapi mungkin minggu? Entahlah, aku hanya ingin menikmati setiap proses dari perjalanan ini saja. 

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang