43 ~ Penyerangan Hewan Besar

73 30 3
                                    

Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak Ya. Thanks ❤️❤️

Aku merasakan guncangan di bahuku, membuatku terpaksa membuka mata. Masih gelap ternyata dan udara semakin dingin.

"Sekarang giliranmu untuk berjaga Kirey, cepatlah, aku sudah mengantuk. Jangan curang dan membuatku harus berjaga lagi!"

"Baiklah, lagian siapa yang ingin curang?" Seruku, menatap Harry yang mendorongku dan langsung tiduran di tempatku tadi. Dia bahkan tidak menungguku untuk mengumpulkan kesadaran.

"Kau sudah bangun?"

Aku menatap Edward yang baru saja muncul dan menambah kayu ke perapian. Udara semakin terasa hangat dan itu membantu. Aku mengangguk lalu segera berdiri, "Travold dimana?"

"Dia masih di hutan mengambil kayu, setidaknya agar udara tidak terlalu terasa dingin!"

"Oh... begitu! Tidurlah Ed, kau juga butuh tidur!" Seruku, sembari berjalan ke arah sungai. Iguanaku sadar akan kehadiranku, dia lekas menuju ke arahku. Aku menatapnya, dia terlihat lebih seger.

"Apa kabarmu, hmmm? Kau tidak kedinginan berada di dalam air?"

Iguana itu menggelengkan kepalanya. Aku merasa ini masih sulit untuk dipecahkan, bagaimana mungkin iguana bisa terus berada di dalam air?

Aku tersenyum, mengelur leher iguanaku. Hewan besar itu lekas masuk ke dalam air, membuatku tersadar bahwa dia adalah penghuni dunia ini. Dimensi yang tidak pernah aku anggap nyata, tapi ada.

"Awas terjatuh!"

Eh...eh, sial, kakiku tergelincir karena terlalu terkejut mendengar suara itu. Aku memejamkan mata, sepertinya aku harus basah. Tapi, belum sempat badanku merasakan dinginnya air. Aku merasa badanku melayang. Wajah Travold ada di depanku, aku bisa merasakan deru nafasnya.

Aku menatap Travold yang ada di bawahku, sial, aku menindih tubuh Travold. Tanganku terangkat dan hendak beranjak dari atas Travold. Tapi, tanganku tiba-tiba tergelincir dan bruk.

Aku tidak bergerak, menatap Travold yang juga terkejut. Tidak lagi, wajahku langsung memerah. Aku kembali mengangkat badanku dan langsung pergi menuju perapian. Bodoh, kenapa bisa aku melakukan hal bodoh ini lagi? Tapi, aku benar-benar tidak sengaja. Aku meraba bibirku, arghhg, rasanya aku ingin sekali berteriak. Tapi melihat Edward dan Harry yang sudah terlelap, aku tidak tega.

Aku merasakan langkah kaki yang mendekat, aku tahu itu Travold. Dia memasukkan beberapa batang pohon ke perapian. Jantungku berdetak lebih cepat daripada biasanya dan wajahku semakin memanas.

Travold duduk tidak jauh dariku, kami masih diam dengan pemikiran masing-masing. Tidak...tidak, aku jelas tidak salah. Jika Travold tidak mengejutkan ku, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Maaf jika membuatmu kaget Kirey, tapi aku tidak bermaksud demikian!"

Suara Travold mengagetkanku, aku menatapnya. "Lain kali jangan berbuat seperti itu lagi, Trav. Aku tidak suka kau terus begi--!"

"Awas!"

Travold segera menarik tanganku, aku terkejut dan lagi-lagi menindih tubuh Travold. Aku hendak bangkit namun tangan Travold menahanku. Aku menatap Harry dan juga Edward yang sudah terbangun. Mereka segera membantu ku berdiri.

"Apa yang terjadi?" Seruku

"Sttt, jangan berbicara!" Bisik Travold yang masih berdiri di depanku. Tangannya menunjuk ke arah samping.

Aku bergidik ngeri, nafasku naik turun begitu menatap mahluk besar itu. Jelasnya, hewan itu memiliki mata merah besar dan menyala. Dia menginjak-injak api sampai padam. Jarak kami terlalu dekat, ini tidak baik. Iguanaku juga terlihat sadar aku dalam bahaya.

"Apa yang--" krekk, aku menahan nafas lalu menatap Harry.

"Lari!" Teriak Travold, dia mengambil tanganku

Hewan besar itu sadar akan keberadaan kami, dia berteriak keras dan berlari mengejar kami. Aku dan Travold tetap berlari sekuat tenaga, iguanaku juga ikut berlari mengikuti arah sungai. "Kirey, cepat. Dia mengejar kita!" Seru Travold

"Kakiku tersandung batu Trav, pergilah lebih dulu. Aku tidak kuat lagi!" Seruku, melepaskan tangan Travold yang terus memaksaku untuk berlari. Hewan besar itu berada beberapa langkah di belakang kami. Dia mengendus dan menghentakkan kakinya. Travold membawaku duduk di bawah pohon, tangannya menyumpal mulutku agar tidak berteriak.

Travold semakin menghimpit ku begitu hewan besar itu semakin dekat. Aku bisa merasakan endusannya yang tepat berada di atas kami. Dia mengendus pohon tempat kami bersembunyi. Aku semakin ketakutan, bau busuk dari hewan itu tercium.

Aku tidak tahan, dan bergerak mundur. Sayangnya hewan besar itu menyadari pergerakan kecilku. Aku menatap mata merahnya yang menuju ke arah kami.

Arghhhhhgg, aku berteriak begitu menatap hewan besar itu membanting pohon. Serangannya meleset. Aku menatap Travold, dia berdiri di hadapanku, tangannya menahan kaki hewan besar itu. Aku lekas berdiri, dan hup, aku terkejut ketika merasakan putaran besar.

Aku menatap iguanaku yang menyerang hewan besar itu. Melihat ada kesempatan, Travold membawaku pergi. Setelah berlari cukup jauh, Travold menurunkanku. Dia memeriksa kakiku, beruntung kami mengenakan baju hitam ini. Jika tidak, bisa dipastikan badanku akan mengeluarkan darah karena benturan tadi.

Tidak jauh dari kami, suara eragan juga terdengar. Lalu jaguar Edward muncul lebih dulu disusul dengan Harry beserta Logan. Edward lekas turun dan menghampiriku. "Kau baik-baik saja?" Serunya

Aku menggeleng, meski kakiku tidak berdarah. Tapi kakiku cukup sakit, entah sekuat apa hewan tadi.

"Kirey!" Seru Harry sambil menunjuk ke arah hutan tadi.

Aku lekas berbalik dan menatap iguanaku yang mendekatiku. Aku berlari meskipun kesakitan, menatap iguanaku yang lagi-lagi terluka karena menyelamatkanku.

"Dia meminta kita untuk naik, hewan besar itu masih mengejar di belakang kita!" Seruku ketika mengelus leher iguanaku dan dia memang ingin kami segera pergi.

Aku dan Travold segera naik ke atas iguana, begitu juga dengan Logan, Harry dan Edward. Kami berlari menuju Utara, ke jalan semula. Di belakang, aku masih bisa merasakan bahwa hewan besar itu terus mengejar. Auman marah juga terdengar sesekali. Kami sudah cukup jauh, aku merasa energiku mulai habis. Travold tetap memegangi ku dari belakang sembari mengendalikan arah berlari iguana.

Beberapa jam kami berlari tanpa henti, aku mulai melihat matahari yang terbit lebih cepat. Travold berhenti dan segera menurunkan ku.

Edward dan yang lainnya juga ikut berhenti. Aku menatap Travold yang mengambil beberapa tumbuhan, menyikap lututku yang memar dan mengoles tumbuhan yang tadi di tumbuk. Dia memberiku minum dan meminta agar kami beristirahat sebentar.

Aku sesekali menatap Travold dengan serius, aku rasa Travold juga terluka. Beberapa kali dia menyerang hewan besar itu demi melindungi ku.

"Istirahat dulu Kirey, jangan banyak bergerak. Persediaan kita tertinggal di sana, kami akan mencari hewan buruan dekat sini, Travold, tolong jaga dia!" Seru Harry

Travold mengangguk, Harry, Logan dan Edward segera berpencar. Meninggalkan aku dan juga Travold. Aku menatap Travold yang sibuk dengan luka iguanaku. Tanpa memikirkan dirinya sendiri.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku Trav, kau juga terluka. Jangan sampai lukamu semakin parah!" Seruku, menghentikan Travold yang tadi sedang mengobati iguanaku

"Ah, iya. Tidak usah hiraukan aku, sebaiknya kau istirahat lebih dulu. Aku tidak ingin kau terluka!"

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now