40 ~ Penolakan Pertama Travold

85 29 0
                                    

3 Agustus 2021

Travold POV

***
Dari atas jendela, aku menatap Kireyna yang tertidur dengan begitu nyenyak. Gadis itu, aku menggelengkan kepala. Tidak seharusnya aku terpengaruh dengan perkataannya tadi siang ketika kami berkunjung ke desa Ay.

"Berapa lama lagi kau akan menunggunya Travold? Ingat, nyawamu dan juga keluargamu berada di tanganmu. Aku tidak tahu apakah kau akan bisa mengambil apa yang aku perintahkan padamu atau tidak. Malam ini adalah kesempatanmu, kau harus segera mengambilnya!"

Suara itu, aku berbalik dan menatap sosok berjubah yang melayang, kepakan sayap hitam dan putihnya sama sekali tidak terdengar. Aku memicingkan mata, berusaha untuk merendam kemarahanku.

"Aku pasti akan melakukannya, tapi tidak sekarang. Gadis itu masih terlalu belia dan aku....!"

"Kau mulai tertarik dengannya?"

"TIDAK!" teriakku spontan begitu sosok berjubah putih itu mengatakan hal itu. Namun, begitu aku hendak meraihnya. Sebuah suara membuatku berhenti. Aku menatap ke bawah, gadis itu sudah terbangun dan menatapku.

"Travold?"

Aku tidak punya pilihan, aku menatap sosok berjubah itu yang menghilang. Aku lekas melompat turun ke ruangan Kirey, menatap gadis itu.

"Apa yang kau lakukan selarut ini di atas situ? Kau tidak bisa tidur?" Tanya Kirey begitu aku berada di hadapannya. Aku sedikit terkekeh, wajah Kirey terlalu imut.

Tidak, aku menghela nafas. Tidak seharusnya aku berada di dalam posisi ini. Aku menatap mata Kirey, rambut pirang sebahunya menutupi sebagian wajahnya. Tanganku spontan menyingkirkannya lalu  wajah Kirey terlihat lebih sempurna.

"A--apa yang kau lakukan?"

Suara Kirey sedikit terbata-bata, aku lekas menurunkan tanganku dari bahu Kirey lalu memalingkan wajah. "Kau mau berkeliling tempat ini sebelum keberangkatan kita besok pagi? Aku menemukan sebuah tempat indah yang belum pernah kau datangi sebelumnya!"

Aku berbalik dan menatap wajah Kirey yang masih bingung. Senyumku lagi-lagi terbit dan aku lekas mengambil tangan Kirey. Dia masih tidak sadar.

Hup

Wajah Kirey semakin terlihat bingung, aku melepaskan tanganku darinya. Tatapan Kirey lalu tertuju ke depan, pemandangan indah desa Ay di malam hari terasa lebih indah. Kirey menatapku, dia tersenyum tulus.

Aku membawa Kirey ke tebing paling tinggi, tempat ini aku kunjungi beberapa hari lalu saat Kirey masih tidak sadarkan diri. Aku menatap hamparan Aurora di langit, begitu indah memantulkan cahayanya ke arah air terjun yang terlihat mengeluarkan warna biru.

"Kapan kau menemukan tempat ini Trav, ini, indah sekali!"

Aku tersenyum, "beberapa hari sebelum kamu sadar!"

"Benarkah?"

Aku mengangguk, lalu menatap Kirey lagi. Kening nya berkerut, seolah memikirkan sesuatu hal. Aku memasang jubahku pada tubuh Kirey, lagi-lagi tatapan mata indah Kirey yang terkejut membuatku merasa senang.

"Pakailah, kau nanti kedinginan!"

Kirey tidak menjawab, dia hanya menundukkan wajahnya dan menatap ke tanah. Aku menarik Kirey agar duduk di sebelahku, tidak ada yang kami lakukan. Hanya duduk sembari menatap ke depan.

"Trav, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Setelah cukup lama terdiam, Kirey menatapku dengan wajahnya yang terlihat bingung. Sangat ketara dan aku menyadari hal itu.

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now