97 ~ Medusa dan Harry

61 15 1
                                    

Aku melompat ke atas Travold, bertepatan dengan hancurnya pohon yang tadi tempatku bersembunyi. Serangan dari para penyihir itu masih terus berlangsung, dan sepertinya, apa yang aku inginkan tidak bisa terwujud saat ini karena klan lain, yang tadi aku beri perintah untuk bersembunyi sudah kembali lagi dan menyerang. Aku dan Travold terbang di atas, mendekat ke arah mereka. Sayap lebar Travold membentang, api menyembur dari mulut hewan besar itu. Membuat para penyihir hitam yang tadi hendak menyerang lekas menghindar.

Rambut putihku berkibar, aku menatap ke bawah. Semua klan yang ada di bawahku juga menatap ke arahku, "Kita harus berjuang!" teriakku, dan diteriaki semangat oleh mereka.

Tanpa aku pandu, mereka sudah lebih dulu membuat formasi untuk bertahan dan menyerang. Longlongan dari klan serigala yang berada di atas tebing mengalihkan perhatianku. Mereka sedang menyerang para kelelawar itu. Begitu juga dengan klan vampire, elf dan yang lainnya. Aku menatap Edward yang masih berada di atas tebing.

"Apa Edward aman di sana, Trav? Aku takut jika ada yang menyerang dia tiba-tiba!"seruku, sembari menatap mata Travold yang berwarna hijau, bercampur biru kekuningan. Mata yang begitu indah.

"Aku rasa dia aman, berpegangan lah, kita kan terbang mengejar para penyihir itu. Sepertinya mereka ingin kabur!"

Aku mengangguk dan memeluk leher Travold, badanku dalam keadaan siap. Sekalipun aku hampir tidak tahan, namun aku sadar, sepertinya Travold berbagai energinya padaku. Itu sebabnya aku sedikit merasa lebih baik. Travold dalam wujud naganya terbang di atas hutan yang sudah terbakar itu, dia kembali menyemburkan apinya, membakar para penyihir hitam yang ingin menyerang kami. Aku melayangkan sihirku, membuat mereka kabur. Aku semakin menguasai kekuatan yang ada di dalam tubuhku.

Di dalam pikiranku, terbayang busur api. Dan seperti sebuah sihir, benda itu sudah berada di tanganku. Sebuah senyuman terbit di bibirku, aku lekas menarik busur itu dan shut...shut...beberapa dari kelelawar yang ingin menyerang terjatuh dan terbakar. Aku baru menyadari jika hewan besar itu paling anti dengan api ketika melihat api yang berkibar dari mulut naga Travold. Kami semakin terbang meninggi, dan anak panahku terus meluncur untuk menghancurkan para kelelawar raksasa itu. Para penyihir hitam dan juga hewan besar itu perlahan memasuki portal itu lagi.

Kami terus mengejar mereka, namun Travold berhenti. "Kenapa tidak mengejar mereka, Trav?"

"AWAS!"

Bruk—aku tidak tahu apa yang terjadi lebih tepatnya, yang aku ingat tubuhku terpental jatuh ke bawah. Naga Travold kehilangan keseimbangannya. Kami terjun bebas dari atas udara, yang aku lihat hanyalah sebuah bayangan yang tersenyum miring sembari menekan kuat leherku. Menekanku menuju gravitasi, aku berusaha untuk melawan. Sayangnya aku terlalu terkejut hingga bruk—badanku terlempar bermil-mil meter jauhnya ke bawah. Badanku terasa remuk, tulang-tulangku terasa bergerak dari tempatnya. Tapi, aku masih sadar. Aku menatap tubuh Travold yang juga terjatuh membentur kerasnya tanah. Aku ingin bangkit, namun tekanan di perutku membuatku merasakan sakit yang luar biasa. Aku menatap sosok bayangan itu yang menekan perutku dengan kakinya. Abu melingkupi kami berdua, aku baru sadar jika tanah yang tadi datar kini berlubang.

Aku menatap bayangan itu, wujudnya terlihat, tidak lagi seperti bayangan. "Kau bisa memanggilku, Kyle, Kirey. Namamu bahkan diberikan dengan awalan yang sama dengan pamanmu ini. Haiyah, kau bahkan ingin menyerang pamanmu ini?"

Aku terkejut, paman? Cerita baru apa lagi ini? Batinku dalam hari, sembari berusaha untuk melepaskan kaki bernama Kyle itu dari atas perutku. Aku berusaha untuk bertahan, lalu menatap ke belakang. Debu itu mulai menghilang dan aku menatap beberapa klan elf yang berusaha untuk mendekat. Namun tubuh mereka terpental begitu mendekat ke arah kami. Aku menatap bayangan itu dengan tatapan marah.

The Spesial Bride of DragonDove le storie prendono vita. Scoprilo ora