64 ~ Ayah Jaafar

64 19 2
                                    

16 Agustus 2021

Aku dan Logan di bawa berjalan-jalan di sekitar istana klan Siren. Para pengawal menundukkan kepala mereka ketika kami lewat, sedikit tidak membuatku nyaman. Lebih baik diabaikan saja daripada harus di perlakukan seperti itu. Karena aku tidak terbiasa dan tidak suka ada orang yang merasa dirinya rendah sehingga wajar saja untuk melakukan hal itu. Ini sebabnya salah satu hal yang tidak aku suka dari belajar sejarah adalah mengenai kasta yang dianut. Semua orang itu sama, hak dan derajat itu sama, jadi seharusnya kita memperlakukan sesama dengan biasa saja.

Jaafar membawa kami keluar dari istana, beruntung aku bisa berenang.

"Kalian mau kemana?"

Kami berhenti mendengar suara itu, tatapanku tertuju pada Harry. Tidak...tidak, lebih tepatnya perhatianku tertuju pada makanan yang berada di mulut Harry, bahkan kedua tangannya penuh dengan makanan. Aku memutar bola mata malas. Harry dan makanan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah.

"Kami akan berkeliling desa sebentar, aku tidak yakin kita masih berada di sini besok pagi!" Jaafar tetap menjawab tenang, sekalipun tadi dia sempat terkejut dengan makanan yang ada di mulut dan tangan Harry.

"Ahh, aku ikut. Tunggu sebentar, aku masih lapar!"

Harry lekas berenang memasuki salah satu bilik ruangan, dan kembali dengan wadah berbentuk aneh namun berisi makan. Tidak ada yang protes, termasuk aku sendiri. Kami lekas meninggalkan kerajaan, dan memasuki wilayah penduduk. Sebagian dari mereka terlihat penasaran ketika melihat kami melintas. Terlebih kaum wanita, perhatian mereka tertuju pada Jaafar, Harry dan Logan. Itu wajar saja sih menurutku, mata siapa yang tidak akan tertarik ketika melihat makhluk bening dan tampan lewat?

Pesona ketampanan

Tapi ada yang kelihatan sama saja, ketika baru tiba dan saat ini, aku tidak tahu apakah sekarang sedang malam atau pagi. Klan ini terasa sama saja. Semakin kami menelusuri desa, semakin banyak pula para klan siren yang terlihat antusias dengan kami. Terumbu karang masih terlihat di beberapa sudut, batuan besar memberikan pemandangan yang indah karena terukir dengan begitu unik. Ah, cahaya tadi, aku tidak tahu tepatnya cahaya apa yang mereka gunakan sehingga bisa memberikan penerangan di kedalaman laut ini.

"Jaafar, bisa aku bertanya mengenai waktu yang kalian pakai, apakah ini siang atau malam atau pagi, dan dari mana cahaya itu berasal? Karena sejak kita tiba di sini, cahaya itu tetap menyala sampai sekarang!" Harry menatap Jaafar dengan antusias. Sesekali tangannya mengambil makanan dari wadah berbentuk aneh itu.

"Cahaya itu semacam mutiara, penduduk klan ini sudah terlahir dengan hal itu. Benda itu membantu kami untuk bisa melihat di kedalaman laut gelap ini. Sekarang sore hari, kau bisa melihat penunjuk waktu dari terumbu karang dengan bentuk unik itu. Jika di bumi ada jam, maka di sini juga sama, namun penunjuk waktu di sini hanya menunjukkan matahari sudah tenggelam atau tidak. Tidak ada waktu spesifiknya, jika terumbu karang itu mulai menutup, maka itu pertanda hari sudah menjelang malam. Jika dia terbuka, berarti sekarang adalah pagi. Cahaya matahari tidak bisa menembus sampai kedalaman ini, jadi itu sebabnya kami harus mendengarkan alam untuk bisa mengetahui apakah sekarang matahari terbit atau tenggelam!"

"Wahhh, canggih sekali klan kalian ini. Lalu, kenapa di lenganmu ada tato ekor duyung itu? Aku dan Logan tidak punya, apa kau itu istimewa sehingga memiliki simbol itu?"

"Tidak...maksudku, ahhh...bagaimana bisa aku menjelaskannya padamu?" seru Jaafar sembari menatapku.

"Tunggu dulu, kenapa kau menatap Kirey? Apa kau melakukan sesuatu padanya?" Harry kembali menatap Jaafar dengan nyalang.

"Bukan, apa kau tidak ingin bertanya kalung di lehermu itu lebih dulu Harry? Itu akan menjawab kenapa ada tato di lenganku!"

Tangan Harry mengarah pada lehernya, dia seolah terkejut mendapati bahwa dirinya memiliki sebuah kalung. Aku menatap Harry, juga Logan, hanya Harry yang memiliki kalung itu, sementara Logan tidak. Padahal sebelumnya, ketika pertama kali melihat wujud Siren dari Harry, kalung itu sama-sekali tidak ada. Sejak kapan dan kenapa kalung ada di leher Harry

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now