56 ~ Dua Klan Orang Bodoh

67 25 10
                                    

10 Agustus 2021

Terik matahari menyadarkanku bahwa kami sudah berdiam diri di bawah peristirahatan kami berjam-jam lamanya . Aku menatap Harry, dia ikut tertidur di sebelah Edward yang masih tidak sadarkan diri. Logan belum juga kembali, katanya dia ingin mencari makanan. Aku bangkit berdiri, mendekati Edward. Sepertinya tubuh Edward tidak membaik, dia malah terlihat semakin memucat. Berbeda dengan Travold, lelaki itu sudah lebih baik.

Aku menatap ke arah Harry, ingin membangunkan lelaki itu, namun baru saja aku menggoyangkan bahu Harry. Dia sudah menepis tanganku dan berdecak kesal karena tidurnya terganggu. Aku menghela nafas, tanganku terulur pada tubuh Edward. Menyalurkan sebagian energiku padanya, berharap bahwa keadaan Edward membaik dan kami bisa melanjutkan perjalanan.

"Kirey!"

Aku berbalik dan mendapati Logan yang membawa beberapa ikan, aku lekas berdiri dan membantunya. Logan terlihat menatap Harry yang masih tertidur, kami saling menatap. "Apa aku perlu membangunkan Harry, Kirey? Aku rasa dia mendapat banyak jatah tidur!"

"Coba saja jika berhasil, aku juga sudah mencobanya tadi. Tapi kau bisa melihat itu berhasil atau tidak!"

Logan menggeleng kepala sambil menatap Harry, Logan sudah ditepis dengan kesal oleh Harry. Aku menatap Logan, dia seperti ingin menguliti Harry hidup-hidup. "Sudahlah, biarkan saja. Kita membakar ikan ini dulu. Dimana para jaguar itu, apa mereka terluka cukup parah?"

"Aku rasa ya, dan mereka sedang di sekitar sungai, memakan ikan segar!"

"Syukurlah, aku sudah kehilangan 3 Iguana sebelumnya, aku tidak ingin kehilangan mereka lagi!"

Logan tidak menjawab, dia sibuk menyalakan api. Aku lekas membersihkan ikan dan memasukkan kayu ke dalamnya. Begitu api menyala, Logan mengambil alih ikan itu dariku dan mulai membakarnya. Aroma harum ikan bakar langsung tercium di indra penciuman kami. Perutku sudah berbunyi, aku kelaparan. Begitu ikan masak, dan ketika aku berbalik aku terkejut menatap Harry yang sudah terbangun dengan tersenyum konyol sembari memegangi perutnya.

Logan menatap Harry, "Jika ingin makan, bakar ikanmu sendiri. Enak saja bangun langsung makan, apa kau pikir...."

"Ahhh, manis sekali, darimana kau menangkap ikan ini?" seru Harry, merebut ikan bakar di tanganku tadi dan langsung memakannya.

Aku berusaha untuk sabar, Logan juga menatapku. "Kenapa kau selalu menyebalkan Harry? Aku tahu tadi kau itu hanya pura-pura tidur saja karena malas membantu kami membakar ikan, bukan? Dasar menyebalkan!"

"Tidak, aku benar-benar tidur Kirey. Tapi aroma melezatkan ikan ini membuatku terbangun, instingku langsung kuat terhadap makanan. Sini...aku butuh ikanmu lagi, Logan!" Harry langsung berdiri dan merebut ikan Logan. Dia langsung kabur begitu saja, meninggalkan Logan yang terdiam menatap tangannya yang sudah kosong.

"Aku benar-benar akan membunuh sepupumu itu, Kirey. Aku tidak tahan lagi dengan tingkah menyebalkannya!"

"Sudahlah Logan, jika kau membunuhnya sekarang, itu akan merugikan kita juga. Kita bakar lagi saja ikannya, biarkan saja dia!"

"Tapi...."

"Mau membantuku membakar?"

Logan menghela nafasnya pasrah, tatapannya tertuju pada Harry yang berdiri di atas batang pohon yang tumbang karena pertempuran tadi subuh, dengan mulut yang terus mengunyah ikan itu. Aku menyenggol lengah Logan, dia lekas membakar ikan kembali. Kami makan dengan cepat, setidaknya jangan sampai Harry merebut makan siang kami. Usai makan, kami kembali terdiam di bawah pohon, menatap Edward dan Travold yang sama-sekali belum sadar.

"Kenapa mereka sadar begitu lama?" seru Harry, dia baru saja bergabung dengan kami. Tanpa ada rasa bersalah.

Kami diam, mengabaikan Harry

"Aihss, apa kalian masih marah karena aku merebut ikan kalian? Ayolah, aku begitu lapar tadi dan terlalu malas untuk bergerak. Lagi Pula kalian kan bisa membakar ikan kalian lagi, tidak usah bawa ke dalam hati. Kalian tidak akan kekurangan umur karena berbagi dengan makhluk lemah sepertiku!"

Aku memejamkan mata, menarik nafas dalam, dan mengeluarkannya dengan perlahan. Aku hendak mengeluarkan suara, namun aku lebih dulu mendengar sebuah suara dari kejauhan. Aku menatap Logan dan Harry, mereka ikutan menatapku.

"Apa kalian mendengar suara itu juga?"

Mereka mengangguk, suara itu seperti suara siulan. Tapi kenapa aku merasa suara itu sangat jauh? Apa mungkin ada klan lain yang sedang berburu juga di sekitar lokasi ini?

"Kirey, apa kau masih menyimpan petanya? Aku ingin melihat!" seru Logan

Aku mengangguk dan lekas mengeluarkan peta itu, perhatian Logan tertuju pada peta. Lalu menatap dimana posisi kami saat ini. Suara siulan tadi kembali terdengar, aku menatap hewan-hewan yang tetap berada di tempat mereka. Tidak merasa terganggu dengan siulan itu, andai itu adalah klan pemburu, aku yakin hewan-hewan di sekitar kami akan langsung pergi menjauh atau mencari tempat berlindung.

"Apa mungkin kita sudah dekat dengan klan siren itu? Lihatlah peta ini, jika tidak salah, semalam Travold bilang bahwa ada dua tempat yang bertanda merah. Kita berlari sekitar beberapa kilometer setelah membahas itu, dan aku rasa kita sudah berada di pertengahan jalan menuju klan siren. Apa mungkin suara itu adalah siulan dari klan siren?" Logan menatapku dan Harry.

Harry langsung merebut peta itu, dan membacanya cukup lama. "Tidak mungkin, kita saja memutar dan arah kita juga tidak berada di Timur Laut. Ini, kau salah membaca petanya. Aku rasa, apa mungkin siulan itu adalah anak buah dari Theron? Mungkin, anak buah mereka ada yang kabur dan menyusul ke sini. Jika begitu, keadaan kita tidak aman!"

"Tapi aku tidak merasakan bahwa siulan itu seperti sebuah ancaman, Harry. Lihatlah binatang di sekitar kita. Mereka bahkan tidak menghindar atau bersembunyi, mereka seolah sudah terbiasa dengan suara itu. Jika itu adalah suara berbahaya, maka insting binatang pasti akan segera membawa mereka kabur!"

Harry berdecak, dia kelihatan tidak terima, "Kau salah Logan, itu pasti adalah anak buah Theron. Kita berada di dalam bahaya, yang harus kita lakukan saat ini adalah kabur. Kita harus pergi."

"Tapi bagaimana dengan Edward dan Travold, Harry? Apa kau tidak bisa menerima pendapat kami lebih dulu?"

"Baik, sekarang apa pendapat kalian? Yang pasti, kita tidak akan meninggalkan Ed dan Trav, kita akan mengikat mereka dan pergi menjauh. Sepertinya lebih baik kita kembali ke klan kurcaci itu, sampai keadaan mereka membaik. Semakin kita melanjutkan perjalanan, bahaya yang kita hadapi juga semakin besar. Apa kau sadar Travold sudah beberapa kali mengorbankan nyawanya demi kita? Kita harus kabur sebelum mereka menemukan keberadaan kita!"

"SIALAN!" Teriak Logan, dia langsung berdiri dan meninju Harry. Tubuh Harry terpental beberapa meter ke belakang dan membentur pepohonan.

"Astaga, jangan berkelahi Logan, Harry!" teriakku

"Kau bajinagn, aku sudah bersabar menghadapi tingkahmu selama ini Harry." Bruk—"Rasakan ini, sialan!" Harry kembali terpental jauh ke belakang.

"Cih, apa cuman segini kemampuanmu, bajingan? Kau akan menerima balasanku!" Harry langsung berdiri, dia menggunakan kekuatannya.

Bruk—Tubuh Logan terpental sangat jauh karena Harry, aku menatap mereka dengan panik. Apa yang bisa aku lakukan untuk menghentikan para orang bodoh itu?

Logan tidak tinggal diam, dia juga menggunakan kekuatannya untuk menyerang Harry. Mereka saling menyerang satu sama lain, membentur pohon dan saling memukul. Wajah mereka sudah berdarah. Aku semakin panik dan hendak berlari ke arah mereka. Namun sebuah tarikan dari belakangku membuatku lekas menatap ke belakang.

"K—kau?"  

The Spesial Bride of DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang