85 ~ Mike Terbunuh

49 15 0
                                    

"Sepertinya mereka memang menginginkan perang ini, tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali bertarung dengan mereka. Apa kau baik-baik saja?" Jaballah menatapku sembari membenarkan jubahnya yang tadi terbang entah kemana. Beberapa luka terlihat jelas di tangannya.

"Aku tidak apa-apa!"

Jaballah mengangguk, perhatian kami semua kembali tertuju ke atas. Lebih tepatnya pada naga Travold yang masih menyemburkan apinya pada klan Drakula dan para penyihir hitam itu. Jauh di depan sana, Edward dan yang lainnya sudah kembali dengan kuda mereka masing-masing. Namun, Travold masih terus mengejar para drakula yang melarikan diri itu. Lokasi perbatsan sudah berubah menjadi lautan api dan kerusakan ada dimana-mana.

"Kirey, hentikan Travold. Sepertinya dia sangat marah dan kehilangan kendalinya, jangan biarkan dia sampai melewati perbatasan!"

Aku menatap Jaballah dan mengangguk, kudaku lekas berlari dengan cepat dan mengejar kemana perginya Travold. Kudaku melewati hutan-hutan, aku memilih untuk berlari menuju arah yang lebih tinggi. Sial, tidak banyak tempat yang tinggi di sini dan Travold semakin menjauh, dia juga tidak lagi mendengar teriakanku. Namun tiba-tiba aku melihat sebuah tebing, kudaku mengendus, terlihat siap untuk menaiki tebing itu.

Hiak...hiak...teriakku dan memacu kuda menuju tebing itu. Beberapa kali aku terjatuh dari kudaku, namun aku berusaha untuk naik. Berhasil, aku dan kudaku sudah berada di atas tebing. Travold terbang semakin mendekat.

"Travold...." Teriakku keras, sembari melambaikan tanganku untuk menarik perhatian sosok besar itu.

Aku pikir dia tidak mendengarku, namun begitu melihat Travold terbang lebih rendah, aku memejamkan mataku. Angin kencang dan sedikit panas menyambutku, rambutku yang tadi aku ikat, sudah lepas. Aku menatap Travold yang berada dalam wujud naganya menatapku. Dia turun dan mendarat di atas tebing. Kudaku sedikit ketakutan, namun aku memberinya perasaan aman.

Dia mengendus, api menyambut daun-daun kering di bawahnya. Aku pikir klan drakula dan para penyihir itu sudah menyerah, nyatanya mereka kembali menyerang Rivedell dalam jumlah yang semakin banyak. Tidak hanya klan Drakula, tapi ada beberapa hewan dengan bentuk aneh menyerang Rivedell, mereka datang entah darimana. Aku menatap ke atas, para penyihir hitam itu menyerang dari atas dengan pasukan mereka. Apa mungkin mereka sengaja melakukan hal ini? Beberapa dari penyihir yang terbang di atas sepertinya menyadari keberadaan kami.

"Naik Kirey!"

Aku terkejut, namun tiba-tiba badanku sudah berada di atas kepala Travold. Dan terbang tinggi, melawan para penyihir itu. Hari semakin gelap, dan pertempuran semakin memanas. Dengan cepat, para penyihir itu terbang berbelok-belok untuk menghindari serangan api Travold. Aku menatap kudaku yang tertinggal, jatuh ke tebing karena serangan dari penyihir itu.

"Pegangan yang kuat!"

Suara Travold kembali terdengar di dalam pikiranku, aku tidak sempat bertanya kenapa aku bisa mendengar suaranya. Apa mungkin ini adalah namanya telepati?

Bruk—para penyihir itu terjatuh ke bawah, sapu mereka terbakar. Tidak ingin kalah, aku juga mengeluarkan kekuatan cahayaku. Membuat badan mereka ikutan terbakar dan terlempar jauh begitu terkena cahaya itu.

"Jangan gunakan kekuatanmu untuk saat ini Kirey, mereka hanyalah permulaan. Kita harus menghemat energi!"

"Baik!"

Travold terbang merendah, menatap bahwa Jack, Edward dan yang lainnya sedang berperang dengan para klan drakula itu. Hup—aku melompat turun dari atas Travold, mengambil pedangku. Prang—Trang—suara pedang yang saling beradu memenuhi perbatasan. Beberapa pemuda klan elf sepertinya sadar akan bahaya, mereka ikut membantu. Namun, yang aku takutkan adalah ketika melihat hewan-hewan aneh itu. Mereka sangat menyeramkan dan tidak pernah aku lihat sebelumnya, nafas mereka begitu menyengat.

Shut—panahku menembus tepat pada dada salah satu penyihir hitam yang ingin menyerangku. Aku berlari dengan iguanaku yang baru saja keluar, sudah sejak lama aku tidak lagi menunggangi hewan besar ini. Dari arah belakang, aku menatap sosok bertubuh besar yang sedang berlari ke arah kami. Perhatianku tertuju pada jaguarku yang lekas menyerang para drakula itu, dan yang membuatku sedikit terkejut adalah kala Harry menjadi penunggang Jaguar itu. Kami sempat saling melirik, dia menganggukkan kepala padaku.

"Kita akan menyerang mereka, ayok!" teriakku pada iguanaku

Srakk—dengan mudah tubuh drakula itu terlempar jauh, iguanaku bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Prang—pedangku menahan sihir dari sosok penyihir hitam yang hendak menyerang, aku mengeluarkan kekuatan cahayaku dan Prang—sosok itu terlempar beberapa mil ke belakang. Beberapa hewan aneh itu semakin berkerumun dan menyerangku.

Aku melompat turun, iguanaku mengalihkan perhatian para hewan aneh itu. Aku menatap Jack yang sedang melawan para drakula itu. Dari kejauhan, aku menatap ada penyihir yang mengarahkan sebuah pedang pada Jack. Aku lekas berlari dan Prang—pedangku berhasil menahan sihir itu, namun aku lengah, sosok penyihir lainnya ikutan membantu sosok tadi dan menyerangku. Aku terlempar dan membentur salah satu tubuh yang tidak bernyawa lagi. Aku bangkit dan menatap tubuh itu adalah salah satu dari klan elf. Aku membalikkan wajahnya dan, mataku terkejut begitu mendapati tubuh tidak bernyawa itu adalah Mike.

"M—ike?" seruku dengan nafas tercekat,aku menggoyang bahunya

Tidak ada pergerakan sama-sekali, sebuah pedang menusuk dadanya dan tangannya terlepas. Itu adalah bekas gigitan. Aku menatap beberapa klan drakula yang mulai mendominasi. Jumlah mereka semakin banyak dan beberapa klan elf dan para Hobiit mulai kewalahan.

Tatapanku tertuju ke atas, teriakan naga Travold semakin membuatku cemas. Badannya terjun bebes dari ketinggian beberapa meter.

"Tidak, Travold!" teriakku hendak berlari ke arahnya.

Bruk—aku terjatuh dan terpental membentur pohon, aku tidak menyadari bahwa ada penyihir hitam yang lain, menyerangku dari arah yang tidak aku perhatikan sebelumnya. Aku terbatuk dan mengeluarkan darah. Sosok penyihir hitam tadi terbang dengan sapunya dan berhenti tepat di depanku. Samar-samar aku menatap Edward yang berusaha untuk menyelamatkanku. Namun dia juga di hadang oleh para mahkluk itu.

Plitttt...sosok penyihir hitam yang tadi menyerangku membunyikan siulannya. Seketika itu aku baru sadar bahwa siulan ini adalah siulan yang sama ketika kami di kejar oleh penyihir hitam. Sosok itu mengenakan topeng, sebuah bekas luka sempat terlihatku. Dia menekan leherku kuat, tanganku di ikatnya dengan sesuatu yang tidak kasat mata. Namun aku sadar bahwa ikatan yang mereka punya, tidak bisa menandingi kekuatanku. Aku mulai merasa melemah, dia juga menyerang leherku. Menekan beberapa titik lemahku, hingga tidak sadar aku sudah di bawa pergi oleh mereka. 

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now