75 ~ Naga Legendaris

68 16 0
                                    

23 Agustus 2021

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Travold terlihat terkejut karena kedatanganku. Dia berdiri dan menatapku, lalu kembali duduk dan menatap lurus ke depan. Meskipun sudah malam, Rivendell tetap seindah ketika matahari bersinar. Aku ikut duduk di sebelahnya, lalu menatap ke arah air terjun yang memancarkan sinar birunya. Suara aliran air sungai terdengar di keheningan malam. Sesekali aku menatap Travold yang sama-sekali tidak merasa terganggu karena kehadiranku. Aku kembali menatap ke depan, menghela nafas.

"Kau tidak berniat menjawab pertanyaanku?"

"Ah, itu...aku hanya menikmati pemandangan di sini saja. Belum tentu besok-besok aku bisa menikmatinya."

Benar. Aku setuju dengan perkataan Travold barusan. Perang besar sudah berada di depan mata kami. Entah apa yang sekarang sedang dilakukan oleh para penyihir itu. Hal yang pasti, mereka sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik. Aku menghela nafas, jika saja saat itu aku tidak tertangkap oleh mereka. Mungkin kami masih sempat untuk melakukan perjalanan.

"Kirey, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Sejujurnya, aku sudah ingin mengatakan hal ini padamu sejak kita berada di klan Siren. Tapi, mereka lebih dulu membawamu dan mengambil darahmu!"

"Apa?" seruku

Aku mengerutkan keningku ketika melihat Travold tiba-tiba berdiri dan mengulurkan tangannya padaku. Melihat Travold yang masih tidak bergeming, aku lekas bangkit berdiri dan memegang tangannya. Namun begitu aku menyentuh tangan Travold. Aku merasakan tubuhku berada di sebuah putaran yang tidak biasa. Kepalaku pusing, membuatku memejamkan mataku. Namun, begitu aku tidak lagi merasakan putaran itu. Mataku terbuka, dan apa yang ada di sekitarku membuatku mengerutkan kening.

"Hati-hati!"

Suara Travold terlalu dekat, dia memegang pinggangku. Lalu melepaskanku setelah aku bisa berdiri dengan seimbang. Sekarang, aku tidak tahu dimana aku sedang berdiri. Sebuah tebing dengan pemandangan yang begitu indah, sepertinya aku pernah melihat tempat ini di suatu tempat. Aku menatap Travold, dia berjalan mendekati tebing lalu menatap ke bawah.

"A—apa yang kau lakukan di sini? Dan, pertanyaan pentingnya. Dimana kita saat ini? Rasanya tempat ini tidak asing, seolah aku sudah pernah melihatnya, tapi dimana?"

Travold berbalik dan menatapku, mata Travold kembali berwarna merah bercampur hijau dan kuning. Namun warna merah terlihat lebih mendominasi dibanding dengan warna lain. Travold tidak berbicara, namun dia hanya tersenyum tipis. Lalu, cahaya dari kalungku tiba-tiba keluar begitu Travold sudah berdiri di sebelahku, meniup telingaku dengan pelan. Aku diam dengan kaku, mendadak tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Kau harus menunjukkan wujud aslimu padanya, Travold!"

Aku menatap ke sebelah kanan, dan mataku terkejut ketika mendapati sosok berjubah itu ada di sana. Sekarang aku ingat, tempat ini adalah tempat yang aku lihat di mimpiku. Lalu sosok berjubah ini, juga ada di dalam mimpiku saat itu. Perhatianku lalu tertuju pada Travold yang sudah berada di tepi tebing dengan badannya yang terlihat kesakitan. Dia memegangi lengannya, perhatiannya tertuju padaku dan juga sosok berjubah putih yang sekarang sudah lebih dari satu orang. Aku tidak tahu siapa mereka, wajah mereka juga sama-sekali tidak terlihat. Namun, aura mereka memberiku sedikit kenyamanan bahwa tidak apa-apa jika mereka berada di sini.

"A—aku tidak tau!" seru Travold dengan suara terbata-bata. Nafasnya naik turun, terlihat jelas dari dadanya yang terasa sesak.

"Apa yang kalian lakukan pada Travold?" teriakku pada sosok berjubah putih itu

Mereka menatapku, lalu sedikit menunjukkan kepalanya dan kembali menatap ke arah Travold. Mereka tidak menjelaskan apapun. Aku mengerutkan kening, dan hendak berjalan ke arah Travold. Namun badanku tidak bisa bergerak, aku berdiri dengan kaku di tempatku berdiri tadi.

The Spesial Bride of DragonWhere stories live. Discover now