66 ~ Diculik

61 18 0
                                    

17 Agustus 2021

Usai pengakuan itu, kami sudah seperti biasa. Tidak canggung dan tidak merasa kenapa-napa. Aku legah. Begitulah perasaanku kali ini, bahkan kami saat ini sedang sibuk mencari buku yang dimaksud oleh Jaanafar. Perhatianku tertuju pada sebuah buku yang sepertinya terselip, tanganku tergerak untuk mengambilnya. Namun begitu tanganku menyentuh buku itu, sebuah cahaya keluar dari buku itu dan juga dari kalungku. Semua perhatian tertuju padaku, termasuk Jaanafar yang baru saja kembali lagi dari rak bukunya dengan tumpukan buku.

"Kau ... itu adalah bukunya!" Jaanafar menatap buku yang berada di tanganku itu.

Kami menyisihkan tumbuhan buku yang ada di atas meja, lalu aku meletakkan buku bersampul hitam dengan ukiran naga itu di atas meja. Kenapa ukirannya berbentuk naga? Aku mengerutkan kening, berusaha untuk menyangkut pautkan semua yang terjadi.

"Kau memang pemilik buku itu, Kirey. Selama aku memilikinya, buku itu tidak pernah mengeluarkan cahaya seperti sebelumnya. Kau....!"

Bruk—sebuah benturan mengguncang tembok ruang rahasia Jaanafar. Kami semua lekas berdiri dengan waspada. Benturan itu terasa hanya sekali saja, lalu Jaanafar memberi kami perintah untuk memasuki bilik lain dengan petunjuk dari tangannya. Jaafar membawa kami memasuki ruangan itu dan bersembunyi di dalam ruangan gelap itu. kami mengintip ke luar, Jaanafar membuka pintunya.

Tidak ada orang.

Tapi, Srekkkk—Tubuh Jaanafar langsung tertarik ke luar. Lalu kembali terlempar ke dalam, membuat buku-buku yang tersusun di rak berantakan. Jaafar hendak keluar, namun Jaanafar memberi tatapan untuk tidak melakukan apa-apa, kecuali berdiam diri.

"Apa yang kau lakukan, bajingan!" seru Jaanafar sembari berusaha untuk berdiri

Sosok siren yang melakukan hal itu menatap Jaanafar dengan tatapan dingin, dia menatap ke seluruh ruangan. Aku bersembunyi ketika sosok itu menatap ke arah bilik tempat kami bersembunyi.

"Dimana mereka? Aku yakin gadis itu pasti sedang berada di sini, Lord menyuruh kami untuk membawanya ke istana! Para klan penyihir hitam itu sudah mengetahui keberadaan mereka, apa jangan-jangan kau yang memberi klan penyihir hitam itu petunjuk mengenai keberadaan mereka hah? Klan sepertimu tidak seharusnya berada di sini, pengecut!"

Aku mengerutkan kening, menatap Jaafar untuk meminta penjelasan. Namun dia terlihat tidak tahu, bahkan dia sudah mendekat untuk mendengar perbincangan ayahnya dengan sosok prajurit istana itu.

"Mereka tidak berada di sini, lagipula aku tidak ingin membahayakan putraku sendiri. Mereka sudah pergi beberapa saat lalu, apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Bruk—sosok prajurit istana itu mendorong tubuh Jaanafar dengan keras, "Jangan berpura-pura bodoh dan menjebak mereka dengan tipu dayamu. Lord tidak pernah mengakui keberadaanmu sebagai bagian dari klan penduduk Siren. Kau tinggal di sini dengan mempertopengkan putramu, jangan lupakan bahwa kaulah yang membuat Lord seperti itu, Jaanafar. Kau tidak boleh berbuat dengan memberitahu keberadaan mereka pada klan penyihir bajingan itu. Keseimbangan dari setiap klan berada di tangan gadis itu, jika kau bertindak bodoh. Tidak hanya klan ini yang rusak, tapi semua klan juga akan menerima dampaknya!"

"Lepaskan tangan kotormu dariku. Kau tidak bisa menilaiku hanya karena dulu aku pernah melakukan kesalahan!"

Sosok prajurit klan Siren itu melepaskan cengkraman tangannya dari Jaanafar, lalu menatap ke arah sekeliling untuk sekali lagi. Logan menarikku ke belakang, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Jaafar bersembunyi di atas, dia bisa menyesuaikan dirinya dengan sudut ruangan yang sempit. Sosok prajurit itu membuka pintu tempat kami bersembunyi, lalu menutup pintu itu kembali. Kami masih diam, sembari mendengar suara pintu utama yang terbanting kuat.

"Kalian bisa keluar!"

Kami lekas keluar dari ruangan itu saat Jaanafar memberi perintah. Keadaan saat ini sangat kacau, ruangan buku itu acak-acakan. Tapi kecuali dari itu, aku lebih penasaran dengan pembicaraan Jaanafar dengan sosok tadi. Tidak hanya aku, tapi kami.

"Apa maksud ayah memperalat aku untuk tetap tinggal di sini? Aku tidak pernah mendapat bagian cerita ini, kecuali kehebatan ayah di banyak bidang!" Suara dingin Jaafar yang baru saja keluar dari bilikku itu mengalihkan perhatianku dan Logan. Jaafar berjalan ke arah kami, berdiri tepat di depan kami. "Jika apa yang dikatakan oleh prajurit itu benar, aku akan berdiri di barisan paling depan untuk melindungi mereka, ayah. Jadi katakan yang sejujurnya padaku!"

"Jika ayah bilang itu tidak benar, apa kau akan percaya?"

Jaanafar menatap Jaafar dengan tatapan teduhnya, lelaki paruh baya itu sudah duduk di sofa dengan tatapan tertuju pada kami.

"Aku tidak tahu, sekalipun ayah adalah ayahku. Tapi jika ini bersangkut paut dengan mereka, maka aku tidak akan pernah melepaskan ayah!"

Tatapan Jaanafar kembali meneduh, dia menatapku. "Buku itu memang ada milikmu, dan ...!"

Aku berjalan mundur ketika merasakan ada aura asing yang tiba-tiba terasa, ini seperti aura yang mengejar kami ketika di darat. Apa mungkin ini adalah ... tatapanku lekas tertuju pada Jaanafar, dia menundukkan wajahnya dengan bibirnya yang membentuk senyum tipis menyeringai. Jaafar juga terlihat terkejut dengan perubahan sosok di depan, tangannya lekas meraih tanganku.

"Apa kalian sudah bisa melihatku sekarang?"

"Si—siapa kau?" seru Jaafar dengan terkejut menatap sosok di depan kami berganti wajah. Dia bukan sosok lelaki paruh baya tadi.

"Aku?" seru sosok itu, "Yang pasti aku bukan ayahmu, lelaki bodoh itu sudah menjadi bangkai sejak dulu. Apa kau tahu?"

"Awas!" seru Jaafar menarikku dan berlindung di belakang tembok batu. Sosok itu menyerang kami dengan sihirnya. Jaafar menatapku, dia terlihat begitu khawatir. "Kirey, Logan. Jika kalian bisa kembali ke permukaan, maka lakukanlah. Aku akan menahannya di sini, aku tidak tahu jika dia bukanlah ayahku. Karena selama ini, dia memang terlihat seperti ayahku!"

"Tapi Far, dia memiliki kekuatan yang lebih besar darimu. Apa kau tidak apa-apa?" seru Logan

"Tidak, aku tidak apa-apa, kau harus membawa Kirey kembali dengan selamat ke kerajaan. Katakan pada Lord bahwa ada penyihir hitam yang menyamar di klan kita!"

"Baik!"

Jaafar lekas berbalik, sosok penyihir hitam itu lekas menyerang Jaafar. Beruntung sekali, Jaafar juga punya sihir yang tidak kalah. Mereka terlihat saling menyerang, Logan membawaku berenang diam-diam. Kami tiba di depan pintu dan lekas keluar. Bruk—aku menatap tubuh Jaafar yang terhempas keluar. Membentur batuan berlumut di bawahnya.

"Kirey, pergi!" teriak Jaafar

Logan membawaku berenang melewati goa, namun belum sempat kami tiba di depan goa. Badan Logan sudah terhempas lebih dulu. Sosok penyihir hitam itu menyeringai, dia lebih mudah melawan kami karena sihirnya. Aku membantu Logan untuk bangkit, ekornya terluka karena terbentur dengan dinding goa.

"Kau tidak akan pernah bisa pergi dari sini Kirey. Aku tidak sia-sia berdiam diri di perairan bodoh ini, cepat bawa gadis itu. Aku akan menahan para klan siren bodoh ini!" seru sosok penyihir hitam itu.

Aku terkejut ketika melihat penjaga yang menyambut kami di depan rumah itu ternyata bukan klan siren. Dia tidak punya ekor. Aku berusaha untuk menghindar, namun aku tidak bisa banyak bergerak karena ini di dalam air. Jaafar dan Logan berusaha untuk melawan sosok penyihir itu, namun lagi-lagi tubuh mereka terhempas membentur batuan. Darah dari ekor mereka semakin banyak.

Tubuhku tidak bisa bergerak sama-sekali ketika sosok pemuda tadi memberiku sebuah mantra. Terakhir yang aku ingat, aku di bawa berenang menuju permukaan dan beberapa klan permukaan lekas menarikku dari bawah air. Aku tidak mampu menahan rasa pening karena mereka kembali melakukan teleportasi, seperti yang pernah Travold lakukan. Tubuhku dibawah entah kemana, dan aku tidak bisa meminta bantuan siapapun. 

The Spesial Bride of DragonKde žijí příběhy. Začni objevovat