Part 40 -CampDay1-

171 16 0
                                    

Maaf, aku gak bermaksud.
Hanya saja rasa emosi semakin mencuat saat melihat melihat mu dekat dengannya.
Ingat, laki-laki juga punya hati yang bisa  tersakiti.

Air mata jatuh, bukan berarti lemah.
Mungkin ia kehabisan cara untuk meluapkan emosinya, dan menangis adalah jalan terakhirnya.

.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

~Kalo pacaran banyakan nangis mah, lebih baik putus!

~Cinta tak mudah berganti, berganti menjadi benci.

Marcel menatap bingung, heran, pusing dengan Calista saat ini. Sepulang sekolah tadi ia langsung masuk kedalam kamar dengan keadaan yang sedikit kacau. Diam, mata sembab, dan bercak air mata di pipinya.

Kini sudah pukul delapan malam, namun tak kunjung ia keluar dari kamarnya. Marcel mengetuk pintu kamar Calista dengan sepiring nasi goreng di tangannya. Perkara Calista gak keluar kamar, jadilah Marcel beli makanan di depan.

Tokk ... Tokk ... Tokk ...

"Kak," panggilnya.

Calista langsung membuka pintu, karena tak ingin berlama-lama di ganggu.

Bukannya menjawab, Marcel malah masuk ke dalam. "Nasgor, gue beliin," ucapnya sambil meletakkan piring itu di atas nakas.

"Lo kenapa?" Tanya Marcel.

Calista menggeleng dan tak berbicara. Marcel menatap Calista mendelik. "Berantem lagi Lo, ya?"

"Bukan urusan Lo," jawab Calista lalu mengambil piring tadi dan memakan nasi gorengnya.

Marcel menatap seisi kamar Calista, dan tak sengaja ia melihat ransel Calista yang terletak di sudut dekat lemari. Sepertinya sudah di isi dan siap untuk di bawa, pikir Marcel.

"Jadi besok camp nya kak?" Tanya Marcel sambil merebahkan tubuhnya.

Calista mengangkat bahunya acuh. "Terus?" Tanya Marcel bingung. Memang banyak tanya anaknya.

"Gue gak ada makanan dan perlengkapan lainnya," balas Calista sekenanya.

"Bukannya tadi Lo bilang mau belanja?"

"Lo lihat ada?"

Marcel menggaruk kepalanya. "Ya, engga sih."

"Yaudah."

"Lo berantem kan sama Gerald?" Marcel sudah tahu ciri-ciri kakaknya itu. Sok diam, padahal ada masalah.

"Kalo pacaran banyakan nangis mah, lebih baik putus," cetusnya lagi lalu beranjak keluar dari kamar Calista.

"Matamu itu putus," guman Calista pelan. Lagian hubungannya banyakan suka kok, bukan air mata.

❤️❤️

04.00 WIB ...

Terdengar suara bel pintu apartemen Calista, dan membuat tidurnya terusik. Ia membuka matanya perlahan, lalu menatap jam weker yang ada di sebelahnya.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now