Part 25 -Sakit yang mendalam-

277 38 40
                                    

"Cobalah untuk mengerti. Berikan sedikit waktumu untuk mendengarkan lirihan ini. Aku benar-benar tulus dan tidak bermaksud ingin memutus. Tolong jangan biarkan harapan ini pupus."
.
.
.
.

.

Hai semwahh👋
makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨

HAPPY READING SODARA-SODARA ❤️

Sore ini, Alana mengajak paksa Calista untuk berbicara disebuah kafe dekat sekolah. Awalnya Calista menolak, ia berfikir apabila ia bercerita malah akan membagi beban serta kesedihannya kepada mereka. Namun, itulah gunanya teman atau sahabat, akan selalu ada dalam setiap keadaan, baik suka maupun duka.

"It's okay berbagai cerita tentang kesedihan, Cal, karena gak akan pernah ada orang yang tetap berada dalam titik bahagianya," ucap Alana, lalu melajukan mobilnya menuju kafe tersebut dengan kecepatan cukup tinggi, karena sudah ada Maya dan Cassie yang menunggu di sana.

Calista tersenyum, ia tertegun mendengar ucapan Alana tadi. Ia benar-benar beruntung memiliki teman seperti Alana, Maya, dan Cassie.

Beberapa menit di perjalanan, mereka tiba di kafe tersebut.

"Cal, Al," panggil Cassie cukup keras saat melihat Calista dan Alana datang. Tidak hanya Calista dan Alana, tapi juga hampir seluruh pengunjung kafe ini menoleh ke arah Cassie.

Maya menggeplak lengan Cassie dan berkata, "gak usah kencang-kencang juga suaranya, Maimunah. Maluuu!!!"

Cassie nyengir. "Hehehe, mon maap, May, refleks tadi."

Alana dan Calista menghampiri mereka lalu duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Lama banget, ya, tsayy," sindir Maya dengan senyum dipaksa.

Calista hanya diam, sementara Alana berkata, "diam dulu, deh, Mayat."

"Iya, dah... Sekarang ceritain semuanya, Cal," cetus Maya dan diangguki oleh Alana dan Cassie.

Calista menghembuskan napasnya panjang. "Gue berantem sama Gerald."

Empat kata itu berhasil membuat mereka melotot dan melongo.

"Serius lo?" tanya Maya tidak percaya.

"Kok bisa, Cal? Karena apa? Sejak kapan? Pantes aja kemarin gue gak lihat lo berdua bucin," cerocos Cassie. 

Alana menggelengkan kepalanya. "Bisa tenang, gak, sih? Calista juga lagi sedih, nih. Nanyanya satu-satu, atuh."

"Iye, dah, iyee."

"Jadi waktu itu ..." Calista menceritakan semua kejadian yang telah terjadi di hari-hari yang lalu. Mulai dari masalah Rian dan dirinya, masalah Elis, masalah tentang ia memperkenalkan Gerald dengan Reno dan Selina, masalah tentang ponsel yang lowbat, dan masalah di hari kedua ketika pertandingan futsal kemarin.

Ia mencurahkan seluruh isi hatinya kepada mereka. Kesedihan yang ia alami saat Gerald tidak mempercayainya, serta perlakuan Nindy dan dayang-dayangnya di belakang lab kimia.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now