Part 59 -2X Lie+Hurt(2)-

157 16 0
                                    

Jangan pernah meminta maaf, jika kamu masih mengulangi kesalahan yang sama.
...
Ini sudah yang kedua kalinya, apakah aku bisa menerima untuk yang ketiga kalinya?
...
Percuma saja kamu menjelaskan jika hal itu merupakan kebohongan, karena sesungguhnya aku telah mengetahui kenyataan yang begitu menyakitkan.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Kini keadaannya terbalik. Ponsel Calista yang awalnya kosong tak ada notifikasi sama sekali, kini penuh dengan notifikasi dari Gerald.

Kemana saja laki-laki itu? Mengapa baru muncul saat ini ketika Calista sudah mengetahui dirinya berduaan dengan perempuan lain.

Satu harian ini ia tak keluar dari kamar. Berulang-ulang Marcel dan Ana memanggilnya, namun tetap saja Calista tak ingin beranjak keluar kamar barang sedikit pun.

Marcel yang mengerti keadaan Calista, ia rela bolak-balik pagi, siang, sore malam, bahkan setiap kali Calista menelepon Marcel untuk menghantarkan makanan dan minuman untuknya.

"Setelah konflik dalam hubungan kita jelas, baru kamu mau ngabari aku," gumamnya pelan sambil menatap nanar puluhan notifikasi di layar ponselnya.

Ia sedang duduk di kursi balkon kamarnya. Di tengah malam yang sunyi dan tenang, tak ada bintang ataupun bulan yang hadir untuk menemaninya.
Entahlah mereka pergi ke mana, hingga Calista benar-benar merasa kesepian saat ini.

"Percuma berulang-ulang kamu datang ke rumah ini karena aku memang belum mau ketemu sama kamu. Aku bingung penjelasan apa yang kamu mau jelaskan, sedangkan aku udah melihat semuanya dengan jelas. Aku salah gak mengikuti permintaan si pengirim surat itu untuk belajar menghapus rasaku buat kamu sebelum hal itu benar-benar terjadi, hingga kini aku benar-benar jatuh dan sakit." Ia menyuarakan isi hatinya sambil memejamkan matanya sejenak dan memeluk dirinya sendiri akibat angin malam yang sedikit menusuk.

Memang seharian ini Gerald selalu datang untuk menemui Calista, bahkan ia pergi ke apartemennya, namun tak ada Calista di sana. Sempat ia frustasi, namun seketika ia teringat dengan perumahan Green Park, kemudian pergi ke sana. Tapi percuma saja, Calista tak ingin bertemu dengannya.

"Aku rindu kamu, Kak, aku pengen dipeluk dan disayang lagi sama kamu, aku rindu perhatian kamu," lirihnya sambil mengusap dadanya, rasanya benar-benar sesak.

Cukup lama ia berdiam diri di balkon, hingga rasa kantuk mulai menyerangnya. Berjalan masuk ke dalam dan menutup pintu kaca itu.

Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur kemudian memeluk bantal guling itu erat.

"Kalo kamu ngerasa dingin saat gak ada aku, peluk aja bantal guling, terus bayangin itu aku."

Seketika kata-kata Gerald itu terngiang-ngiang di pikiran Calista. Jangan tanyakan sudah berapa kali air matanya jatuh, mungkin hampir setiap menit saat ia mengingat hal yang terjadi saat ini.

"Dingin kak, bukan cuma udara tapi juga rasa dingin yang kini mulai menyelimuti hubungan kita."

Matanya terpejam dan pergi ke alam mimpinya dengan air mata yang masih tersisa di pelupuk.

Pukul 01.35 WIB ...

Gadis itu merasa terusik dengan sentuhan-sentuhan lembut yang ia rasakan di sekitar wajahnya.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now