Part 14 -Rasa Strawberry-

360 55 2
                                    

"Melihatmu bersama dengan yang lain, ada sebuah rasa yang belum bisa ku deskripsikan, karena rasanya seperti strawberry yang tidak seorang pun dapat memastikan, apakah rasanya manis atau asam."
.
.
.
.
.
Hai semwahh👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨

HAPPY READING SODARA-SODARA ❤️

Awalnya, aku mungkin bingung dengan sebuah rasa yang ku rasa. Rasanya seperti strawberry bahkan nano-nano. Biarkan waktu bergulir, bagaikan mata air yang mengalir, karena waktu yang akan menjawab semuanya.
Ini hanya tentang waktu dan sebuah rasa.

Gerald terbangun dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Kenapa kejadian itu seperti sangat nyata, apakah ini hanya kebetulan saja atau merupakan sebuah pertanda?

Gerald terduduk. "Kenapa bisa, sih, dia masuk ke dalam mimpi gue?"

Lo ganggu pikiran gue, Cal, batinnya.

❤️❤️

Pukul 06.30 WIB ...

Masih terlalu pagi dan sepi. Gerald berjalan masuk ke dalam kelas. Ternyata sudah ada Alex di sana dan dua siswi lainnya yang duduk di kursi tengah.

Gerald duduk di kursinya, melepaskan tas dan menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan sebagai alas.

Alex mengernyit melihat Gerald. Sudah biasa memang Gerald tidak banyak bicara, namun kali ini berbeda, seperti ada sesuatu.

"Rald, are you okay?" tanya Alex.

Gerald mengangkat kepalanya menatap Alex lalu mengangguk, dan kembali menelungkupkan kepalanya.

Dalam pemikirannya hanyalah Calista, kenapa bisa dia muncul di mimpi gue, batinnya berkecamuk lagi.

Menit per menit berlalu. Siswa-siswi Cahaya Bangsa pun kian berdatangan. Menyadari keadaan kelas semakin ramai, Gerald mengangkat kepalanya, menegakkan badannya lalu mengambil ponsel dari dalam saku. Ia membuka aplikasi Instagram lalu mencari nama Calista di sana.

Ia men-stalking akun Calista. Senyum tipis terlihat di bibirnya kala melihat postingan Calista yang menawan. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya. Berusaha untuk menghilangkan gadis itu dari pikirannya.

Rafael dan Abraham memasuki kelas, tidak lupa dengan gitar kesayangan Abraham yang selalu ia bawa. Rafael duduk di meja sebelah Alex, menempati tempat duduk Nathan, sementara Abraham masih berdiri di depan meja guru.

"Ehem." Abraham berdehem guna menyesuaikan suaranya. Ia ingin menggelar konser lagi.

"Selamat pagi, sodara seiman. Hari ini, pangeran tampan akan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Love Someone yang dinyanyikan oleh kembaran aing yaitu Lukas Graham," ujarnya dan langsung mendapat sorakan dari teman-teman seisi kelas.

"Hueeekk, mau muntah gue dengernya," ejek Putri seraya menatap jijik Abraham.

"Eh, Neng Putri, gak usah muna, deh, ya. Diam-diam juga eneng suka sama suara pangeran." Percaya diri yang amat sangat tinggi.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang