Part 28 -Berulah lagi-

276 25 32
                                    

Kesengsaraanmu adalah kebahagiaanku. Ambisiku untuk memiliki apa yang kau miliki tidak akan pernah pudar dalam diriku, karena aku mencintai pacarmu!!
.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️

HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Jangan terlalu berambisi. Pikirkan hatimu yang berharap lebih, jika tidak kesampaian maka akan sakit kemudian.

Gerald melajukan motornya menuju sebuah toko kue. Toko kue langganan keluarganya, berniat membelikan cupcakes untuk gadisnya.

Ia melirik jam tangannya, ternyata masih pukul 19.30. Itu artinya belum terlalu malam.

Terus menyusuri jalan dengan kecepatan normal, hingga ia melambat saat melihat keramaian di depan sana. Karena penasaran, ia menghampiri keramaian itu dan ternyata ada orang yang kecelakaan.

Gerald turun dari motornya untuk melihat korban itu. Niat ingin menolong, malah berubah menjadi tidak acuh saat melihat korbannya adalah Rian.

"Makanya atuh, Dek, kalau mau balapan jangan di jalan umum. Di sirkuit sana," ucap salah satu orang di situ.

"Untung gak parah-parah banget," timpal seorang lagi.

Pandangan Gerald dan Rian bertemu. Gerald terkekeh remeh menatap Rian, seakan berkata 'sok jagoan, tapi jatuh.'

Sementara dari mata Rian, terpancar kebencian yang mendalam terhadap Gerald. Ia mengepalkan tangannya seakan ingin menonjok wajah menjengkelkan Gerald.

Gerald berdecih kemudian kembali ke motornya dan melajukan menuju toko kue yang ia maksud tadi.

Setelah membeli cupcakes, ia juga mampir ke tempat penjual nasi goreng yang tidak jauh dari apartemen Calista.

Pukul 20.15, apartemen Calista.

Gerald menekan bel. Tiga kali ia mencoba, namun tidak kunjung pintu terbuka.

Apa mereka lagi pergi? Pikirnya.

Ia menekan bel sekali lagi, dan akhirnya pintu terbuka. Terlihat Marcel yang sudah tertawa melihat wajah Gerald yang kebingungan.

"Nungguin, yak? Hahahaiii," tanyanya sambil melirik plastik putih yang sedang Gerald bawah, "bawa apaan, tuh? Baik amat calon kakak ipar," lanjutnya lagi sambil berusaha mengambil plastik itu, namun dengan cepat Gerald menjauhkannya.

Ingin sekali rasanya Gerald melemparkan Marcel ke kutub utara, agar dimakan sekalian sama beruang. Benar-benar menyebalkan.

"Lo ngerjain gue?" tanya Gerald datar dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Betul sekali, Maimunah, hehehe, cuma pengen lihat muka lo berbeda ekspresi aja. Soalnya ekspresi lo datar mulu," kata Marcel menggeleng.

"Udah?" Gerald langsung masuk ke dalam dengan mendorong bahu Marcel secara sengaja.

Marcel berdecak. "Emang, ya ... Susah banget ngomong sama kembaran kutub," gumamnya, lalu ikut masuk dan menutup pintu.

Calista yang baru saja keluar dari kamar pun terkejut melihat kehadiran Gerald. Laki-laki itu sudah duduk di ruang tamu sambil meletakkan plastik bawaannya.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang