Part 16 -Just mine & only-

382 53 12
                                    

You are mine and only ❤️
-Gerald Ivander Arsenio-
.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨

HAPPY READING SODARA-SODARA ❤️

"Gue mau lo jadi pacar gue, dan gue gak nerima penolakan!!"

"HAH?"

"Kenapa? Kurang jelas? Perlu gue ulang?" tanya Gerald dengan santainya.

"Gak mau!!" tolak Calista, lalu beranjak hendak kembali ke kelas. Namun sialnya pintu rooftop itu dikunci oleh Gerald.

Ia mendengus kesal dan kembali duduk di sebelah Gerald. "Bukain pintunya, aku mau keluar!!"

Gerald menggeleng tidak memperdulikan Calista.

"Ishh, maunya apa, sih?" Calista menggerutu sambil menghentakkan kakinya.

"Gue mau lo jadi pacar gue dan gue gak nerima penolakan," ulang Gerald dengan penekanan di setiap katanya.

"Ya, gak bisa gitu dong. Kakak gak boleh maksa-maksa, gak boleh asal ngeklaim orang buat jadi pacar kakak," balasnya ngengas.

Gerald mengangkat bahunya tidak acuh dan berkata, "terserah lo. Nih, kuncinya, silahkan keluar kalo mau keluar. Tapi lo ingat satu hal, you're mine and only." Ia memberikan kunci rooftop kepada Calista.

Langsung saja Calista merampas kunci itu dan berlalu dari sana. Ia berjalan tergesa-gesa menuju toilet.

Setibanya di toilet, tidak terlalu banyak orang, mungkin lebih memilih ke kantin, karena memang bel istirahat sudah berbunyi.

Calista masuk ke dalam bilik. Ia mengusap wajahnya kasar. "Tuh, orang gila apa, ya? Seenaknya banget," gumamnya heran.

Apa yang harus ia lakukan? Kenal saja tidak dengan Gerald. Mana mungkin bisa pacaran. Yang ia tahu, Gerald hanyalah teman Alex dan anak pemilik sekolah, hanya itu. Kehidupan, kebiasaan, kesukaannya saja Calista tidak tahu.

"Oke, gue harus tenang, anggap tadi dia gak ngomong apa-apa." Ia menghela napas panjang.

Kemudian ia bercermin dan melihat penampilan rambutnya. Ia biarkan tetap terikat, tidak terlalu buruk, pikirnya.

Setelah cukup tenang, ia keluar toilet dan berjalan menuju kantin, tujuannya yang tertunda akibat Gerald.

Kantin ...

Terlihat sudah ada Alana, Alex, dan yang lainnya di meja pojok sana. Dengan cepat ia melangkah, karena perutnya juga sudah terasa lapar

"Dari mana aja lo? Gue kirain udah di kantin duluan, eh, ternyata waktu kita ke kantin lo gak ada," cerocos Maya heran.

Calista yang baru saja tiba dan duduk di sebelah Alex pun gelagapan sendiri. "Hah, emh ... Gue gak dari mana-man,-" ucapan Calista terpotong saat Gerald datang.

"Calista dari rooftop bareng gue," cetus Gerald lalu duduk di sebelah Calista.

"Wadaww ... Ngapain lo berduaan di rooftop? Hayoloh ...," tanya Abraham mendelik.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang