Part 68 -Sedikit Flashback-

197 20 2
                                    

Teguhkan hati dan pertimbangkan kembali. Tetaplah di sini bersama kami, jangan pergi karena dirimu sangat berarti.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨
HAPPY READING SODARA-SODARA❤️

"Kalo begini ceritanya, emang gak ada lagi tempat gue untuk menghilangkan bekas luka selain terbang ke Singapura dan lupain semuanya," cetus Calista.

Marcel menggelengkan kepalanya. "Gak, gak ada bisa pergi. Lo harus tetap di Indonesia."

Air mata Calista tak kunjung reda. Ia tak bisa berkata-kata lagi, pada saat ia ingin masuk ke dalam, Marcel menahannya.

"Apa lagi?" tanya Calista ngegas.

"Kita balik ke rumah dulu dan bicarakan semuanya baik-baik." Marcel menarik paksa tangan Calista untuk masuk ke dalam mobil.

Nayara dapat melihat keributan mereka dan ketidaknyamanan Calista akan hadirnya di sini, tapi semua sudah terjadi, apa yang dapat dikatakan lagi?

"Apa lagi yang mau dibicarakan?" Calista berusaha melepaskan tangannya.

"LO BISA GAK SIH, GAK KERAS KEPALA?" bentak Marcel.

"KARENA BUKAN LO YANG ADA DI POSISI GUE!" bentak Calista juga.

Marcel mengehla napas panjang. "Oke, gue minta maaf, sekarang gue mau kita pulang dulu ke rumah, jangan di rumah bibi." Kini ia melunak.

Keduanya masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, Nayara yang duduk di depan hanya diam. Merasa segan untuk berbicara ataupun melihat ke belakang.

Sepuluh menit di perjalanan, akhirnya mereka tiba di rumah. Calista langsung turun dan membanting pintu mobil.

Marcel dan Nayara terperanjat. "Gue takut, Cel," cicit Nayara.

"Santai aja kali, dia gak makan orang. Dia ngamuk karena keadaan," balasnya dengan senyuman tipis, "yaudah, ayo keluar," lanjutnya.

Keduanya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Terlihat Calista sedang duduk di sofa sambil mengelap air matanya.

"Kak Cal," panggil Nayara pelan dan langsung menghampirinya, "maafin gue udah terlalu masuk ke dalam kehidupan kalian, tapi gue bukan sekedar ingin tau, gue juga perduli. Jadi, jangan marah lagi, ya, gue takut," lanjutnya dengan duduk di sebelah Calista.

Calista terenyuh mendengarnya. Ia langsung menghadap Nayara dan memeluknya. Bukan Calista tak suka dengan hadirnya Nayara, ia hanya belum siap dan susah percaya terhadap orang sekarang. "Maaf, gue gak bermaksud," balasnya.

Nayara membalas pelukan itu sambil tersenyum. Tak hanya ia, Marcel pun ikut tersenyum.

Keduanya mengurangi pelukan itu. Calista menarik napas dalam-dalam dan membuangnya. "Intinya gue belum siap kembali," ujar Calista lagi.

Marcel duduk di depan keduanya sambil meletakkan ponsel dan kunci mobilnya di atas meja dan menghela napas setelah mendengar ucapan Calista barusan. "Yaudah, gapapa lo belum siap kembali, asal lo jangan pernah pergi."

"Iya kak, jangan pergi, ya. Kita semua sayang sama kakak," bujuk Nayara juga.

Senyum tipis terbit di bibir Calista. "Makasih, gue juga sayang kok sama kalian."

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now