Part 43 -Curhatan&Penjelasan-

157 16 2
                                    

Belum bisa ku ucapkan tentang kepastian hati ini. Sejujurnya, aku masih sakit. Tapi, entah mengapa ketika kamu izin pamit, ada perasaan yang mengganjal dalam hatiku.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨
HAPPY READING SODARA-SODARA ❤️

~Sebenarnya, mau belajar atau mau main? Kalo gak bisa nentuin, mending gue pergi!

~Ajarkan aku untuk terbiasa! Terbiasa akan semua hal yang tidak biasa.

Sehari setelah acara perkemahan, Cahaya Bangsa diliburkan.  Yang awalnya akan dilaksanakan ujian di hari Senin, berganti menjadi hari Selasa. Rest time just for a day, katanya.

Bukan karena kebetulan, tapi dengan sebuah alasan. Gerald mengunjungi apartemen gadisnya, berniat untuk belajar bareng. Tak ada janji sebelumnya, hanya saja ini inisiatif Gerald sendiri.

"Marcel dimana, Cal?" Tanya Gerald karena tak melihat kehadiran bocah receh itu.

"Di kamar kak," jawabnya sambil membuatkan minum untuk Gerald.

Calista menghampiri Gerald yang sedang duduk di ruang tamu. "Besok kamu ujian apa?" Tanya Calista sambil duduk di sebelah Gerald.

"Matematika, bahasa Indonesia."

"Aku mau nanya sesuatu, boleh?" Tanya Calista menatap Gerald.

Gerald mengernyit. "Kamu mau nanya apa? Tentang surat? Itu gak akan pernah terjadi," jawabnya lembut.

Calista menghembuskan nafasnya panjang. "Kalau kamu kemakan omongan, gimana?"

Gerald memejamkan matanya sejenak. "Gak akan, sayang. Percayalah, orang itu gak akan berhasil ngehancurin kita."

"Iya," jawabnya mengangguk.

"Mau belajar bareng sama yang lain?" Tanya Gerald mengusap kepala Calista.

"Kenapa harus?"

"Engga harus, aku cuma nawarin. Atau kamu maunya berdua doang? Boleh," jawab Gerald dengan senyum menggoda.

Calista memukul lengan Gerald. "Eh, gak gitu maksud aku."

Gerald terkekeh. "Yaudah, aku telepon temen aku. Kamu, telepon temen kamu."
Calista mengangguk lalu menghubungi temannya satu persatu.

Namun saat ingin menghubungi Maya, ia tampak berpikir sejenak. Tadi ia sudah menghubungi Cassie, itu artinya Cassie akan datang dan kemungkinan besar bersama Alex.

"Cal," panggil Gerald.

Calista terlonjak. "Iya," balasnya lalu menghubungi Maya. Beruntung Maya meresponnya dengan baik.

Terlihat Marcel keluar dari kamar dengan pakaian tidurnya. Ia memang sedang keadaan tidak enak badan, makanya tidak pergi ke sekolah hari ini.

"Kak," panggil Marcel sambil berjalan menghampiri Calista.

"Hm," gumam Calista lembut sambil memegang kepala adiknya itu.

"Beliin makanan dong, gue pengen yang manis-manis," pintanya sembari menyandarkan kepalanya di pundak Calista.

Calista mengusap kepala Marcel. "Mau makan apa? Jangan yang gak beres ya."

"Kue mayo dari Nata's bakery, ya. Gue pengen banget, serius." Benar-benar sudah seperti ibu-ibu ngidam.

Calista mengangguk. "Oke." Setelahnya, Marcel kembali ke kamarnya.

"Sakit apa, Cal?" Tanya Gerald.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now