Part 15 -Gak ada Penolakan-

389 55 6
                                    

"Sekarang lo milik gue dan gue gak nerima penolakan!"
.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️

HAPPY READING SODARA-SODARA

Calista sedang duduk di kursi ruang tamu sambil memakan cemilan yang kemarin ia beli. Menatap layar tv dengan tatapan kosong, dan tangan yang terus bergerak mengambil keripik itu dari dalam bungkusan ke mulutnya.

Dalam pemikirannya kini adalah Gerald. Sikap Gerald yang kerap berubah-ubah tidak jelas padanya, membuat ia tidak tahu harus berbuat apa. Marah atau malah membiarkan Gerald bersikap seperti itu padanya? Ah, entahlah.

Di satu sisi ia suka kesal, namun di sisi lain, terkadang ia juga merasakan desiran aneh pada hatinya, serta jantung yang berdegup lebih cepat ketika Gerald sedang berinteraksi dengannya.

Ngapain gue mikirin dia, batinnya kemudian.

Dorr ...

Gantian. Jika kemarin Calista yang mengejutkan Marcel, kini Marcel yang mengejutkan Calista.

Gadis itu terlonjak kaget. "Yaelah, melamun aja lo. Kesambet setan di sore bolong baru tau lo," ucap Marcel lalu duduk di sebelahnya.

"Mana ada sore bolong dodol, siang bolong yang ada," balas Calista kembali fokus ke layar tv.

Calista menoleh ke samping saat mendengar Marcel cekikikan dan senyum-senyum sendiri.

"Lah, lebih parah lo, sore-sore gini tingkahnya kayak orang gila ketawa-ketawa sendiri," sinisnya.

Marcel menoleh dan berkata, "eh, gue kayak gini, tuh, karena ada alasannya kali."

"Alasan apaan, dah?"

Marcel menunjukkan room chat-nya dengan Nayara, membuat Calista melotot tidak menyangka.

"Lo chatting-an sama Nayara, adeknya Alana?" tanya Calista kaget.

Marcel mengangguk dan berkata, "gimana? Gercep, 'kan, gue. Ini baru cowok namanya," hardiknya bangga.

"Gila, sih, lo, baru juga kenal udah dapet aja nomor teleponnya." Calista sedikit salut dengan adiknya itu.

"Ya, iya, dong. Udah, deh, ya, gue mau ke kamar aja, deh, dari pada di sini sama lo," celetuk Marcel lalu beranjak dari duduknya.

"Lah, terus lo mau ngapain ke sini, ogeb?" tanya Calista menggeleng heran.

Marcel pun berhenti sejenak. "Oh, iya, gue, 'kan, tadi mau minum. Kenapa jadi duduk di sebelah lo?" Ia jadi bingung sendiri, lalu melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air.

Calista menggeleng. "Baru juga kenalan, udah bikin linglung, gimana lagi pacaran, bisa-bisa jadi halusinasi, dah, tuh."

Sementara di sisi lain ...

Gerald sedang berbaring di tempat tidurnya. Ia mengingat kembali kejadian tadi pada saat di sekolah. Ia tersenyum tipis saat bayangan kekesalan Calista terlintas di pikirannya.

CALISTA [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora