Part 34 -A Plan?-

209 22 1
                                    

Sebenarnya sejak dulu sudah ada rasa, namun aku belum bisa memastikan apakah itu rasa cinta atau sekedar suka.
.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

"Rencana apa?"

"Kita harus ...." Alex membisikkan sesuatu kepada mereka.

Semuanya mengangguk mengerti. Namun dengan Calista, ia tampak diam dan berpikir sejenak.

"Tapi, apa itu bakal berhasil? Banyak siswa-siswi berlalu lalang di sekolah ini dan menurut aku itu hal yang sulit untuk bisa dipastikan," ucapnya.

"Gak ada salahnya kita coba, sayang," ujar Gerald sambil mengusap kepala Calista. Ia juga bisa merasakan ketidaknyamanan gadis itu saat dikirimin surat yang tidak jelas seperti ini.

Beruntung isi suratnya hanya sekedar kata-kata yang puitis tentang rasa ingin memiliki. Namun, jika isi suratnya adalah ancaman atau bahkan hal-hal yang ada di luar dugaan, bisa Gerald pastikan ia akan menyesal karena telah membuat Calista terganggu atau mungkin stres karena sudah menyeret gadis itu ke dalam kehidupannya.

"Eneg gue denger-denger kata sayang, sumpah," balas Abraham bergidik jijik.

Alex terkekeh dan berkata, "Iri bilang bos hahahaiii."

❤️❤️

Setelah waktu untuk istirahat berakhir, mereka kembali ke kelas masing-masing.

Calista masih menatap kertas yang berwarna biru langit itu.

Sejujurnya ia masih bingung, mengapa pengirimnya surat ini. Apakah orang itu tidak mengerti bawah Gerald sudah memiliki pacar, dan mengapa setiap isi dari surat yang orang itu kirim benar-benar membuat mereka susah untuk menerkanya?

Cuma satu petunjuk yang mereka dapatkan, yaitu pengirimnya bukanlah murid kelas sepuluh.

"Btw, ini darah apaan, sih?" tanya Alana penasaran setelah merebut kertas itu dari tangan Calista.

Maya dan Cassie menoleh ke belakang.
"Darah segar bukan, sih, ini?" timpal Maya sembari menelisik setiap inchi cak darah di kertas itu.

"Coba dicium, deh, kalo bau berarti darah kotor. Kalo gak bau berarti darah segar," usul Cassie.

Alana berdecak lalu menepuk jidatnya. Benar-benar saran yang konyol, pikirnya.

"Bukannya bau darah, amis, ya?" imbuh Calista yang kini juga ikut bingung.

"Astaga, nih, yahh ... Mau baunya amis kek, mau baunya wangi kek, ya gak bakal kecium juga, sodaraa!! Ini itu cuma cak darah, setetes atau dua tetes darah yang dia oleskan dan jadi menyebar begini. Cassie ini sarannya absurd banget," dengus Alana menggeleng.

Cassie hanya nyengir dan berkata, "ya, setau gue, 'kan, gitu, sih, Al, jangan bully, dong."

"Iyain, dah!!"

Seketika terdengar teriakan seseorang dari depan kelas.

"GAISSS!!!"

"Apa lagi lo? Kucing lo beranak lagi? Atau kembarannya Isabella Guzman gak hadir lagi? Apa? Awas gak penting, gue serampang lo," balas Maya ketus.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now