Part 33 -Surat biru langit-

194 22 7
                                    

Aku berterimakasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan aku dan kamu hingga sekarang menjadi kita.

Cinta bukan sekedar rasa suka, tapi juga rasa ingin memiliki. Ketika kehadiranmu membawa bahagia, saat itu juga kehidupanku menjadi berwarna. Takdir Tuhan memang tidak disangka, bahkan pertemuanku denganmu diluar dugaanku.

.
.
.
.
.

Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️

HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Belajar itu penting!
Bukan hanya pada waktu genting, tapi harus sesering mungkin.

Setelah selesai acara makan-makan ulang tahun Sandra, kini teman-teman Gerald dan teman-teman Calista akan kembali ke rumahnya masing-masing.

"Oke, deh, Tante, Om, Kakak Cayantik, we are pamit dulu, yes. Xie-xie for makan-makanya, zai jian, semua ...," ucap Abraham dengan mencampurkan tiga bahasa.

Sandra dan Rio terkekeh mendengar penuturannya, terutama Cahaya yang mendengar kata Cayantik saat Abraham menyebut namanya.

"Artinya apaan, sih, Kak? Gak jelas banget serius," tanya Cassie yang menatap bingung Abraham.

"Sebenarnya, sih, ya, Om, Tan ... Abraham ini udah rada gesrek. Jadi, emang suka gaje, jadi hal yang absurd begitu gak perlu ditanggepin, ya, sodara-sodara," ujar Rafael dengan senyum lebar yang dipaksakan.

Abraham tidak terima saat Rafael mengatakannya gesrek. "Heh, lo berdua." Ia menunjuk Rafael dan Cassie, "yang gue bilang tadi, tuh, campuran tiga bahasa, asal lo tau itu. Bahasa Inggris, Indonesia, dan Mandarin. We are itu artinya kita, yes artinya ya, this time artinya saa-" penjelasan Abraham terpotong saat Maya membekap mulut Abraham.

"Kita udah tau artinya, okay. So, better lo diam, right now!" perintah Maya penuh penekanan.

Semuanya kembali tertawa. "Eh, kok kompak, sih, lo berdua, bahasanya campur-campur," kata Alex terkekeh.

Maya langsung melepaskan tangannya dari mulut Abraham dan memandang datar Alex. Benar-benar malas rasanya jika harus disama-samakan dengan Abraham, apalagi yang mengatakan itu adalah Alex, laki-laki yang Maya sangat puja.

"Eh, bukan begitu, Beb. Harus abang jelasin dulu semua, agar sang calon pendamping hidupmu ini tak selalu ternistakan," balas Abraham dengan percaya diri tinggi. Benar-benar menjijikkan, pikir Maya.

"Uekkk." Calista terkekeh ingin muntah.

Abraham berdehem. "Okay, gini, ya, sampe mana tadi? Oh, sampe artinya this time. This time adalah saat ini, xie-xie artinya makasih, dan zai jian artinya sampai jumpa dalam bahasa mandarin. Gimana, jago, 'kan, gue? Makanya kalo belajar itu, mah, harus sering-sering, jangan pas keadaan genting!"

Semuanya berdecak kagum mendengar penuturan Abraham. "Kak Bram pinter juga, ya," ungkap Cassie.

"Iya, dong, kalo mau belajar mandarin, mah, sama gue aja kali."

Alex menepuk jidatnya dan berkata, "guru mandarin menangis mendengar ucapan lo, Bram."

❤️❤️

Hari sudah senja. Gerald dan Calista kini sedang memandang matahari terbenam dari balkon lantai dua.

"Cantik, ya, Kak."

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now